Setelah berhasil memulangkan sebuah parasit bernama 'LALISA', Chrysta kembali melanjutkan pekerjaannya, yaitu mempersiapkan acara besarnya yang akan diadakan hanya dalam beberapa hari lagi.
Chrysta berjalan menuju lantai bawah butiknya untuk menemui Sebastian. Suasana butik yang ramai pun tidak luput dari pandangannya. Terdapat begitu banyak orang dari berbagai golongan yang berbeda dalam satu ruangan itu. Tatapan Chrysta pun terjatuh kepada sekelompok remaja-remaja perempuan yang sedang memilih baju sambil terkikik-terkikik tidak jelas, dan seketika, rasa getir melanda dirinya. Ia kembali teringat kepada masa remaja-nya yang.. sejujurnya, sangat buruk. Memang, ia termasuk siswi tercantik di sekolah, selalu mendapat juara dan selalu berprestasi. Namun apalah arti semua itu jika ia tak bisa menikmati kehidupan layaknya seorang remaja? Ia dan Chris terpaksa harus melupakan kesenangan-kesenangan masa remaja pada umumnya karena mereka harus bersikap lebih dewasa dari seharusnya.
Chrysta tersentak ketika ia mendengar seseorang memanggil namanya. Entah mengapa, belakangan ini ia sering sekali terhanyut dalam arus masa lalu yang sangat ingin ia lupakan. Memori memori itu seakan terbangkit dari jurang dalam, tempat dimana Chrysta membuang mereka dan dengan tanpa hentinya menghantui Chrysta. Chrysta tidak menyukai hal itu, personalitas Chrysta lebih mencodong kearah pepatah yang berbunyi:
"Its Over, Get Over It, Move Over It,"
Tidak terikat dengan masa lalu.
Tidak ada gunanya terikat dengan masa lalu jika hal itu hanya membuat hidupmu semakin sengsara. Chrysta lebih memilih untuk hidup dalam realita yang ada di hadapannya sekarang.
"Chrysta!" Chrysta berbalik menghadap sumber suara itu dan disana, terlihat seorang pria yang berniat ia cari, setidaknya ia benar benar berniat sebelum fokusnya teralihkan.
"ah, Sebastian, kebetulan sekali aku sedang mencari kamu, aku ingin mengajak kamu ke hotel tempat acara kita nanti, kamu sudah membuat janji pertemuan, bukan?" tanya Chrysta sembari membetulkan bahasa tubuhnya agar terlihat baik baik saja.
"yeah, but would you mind waiting for a few minutes? Aku masih harus memeriksa undangan yang akan kita kirimkan hari ini," ucap Sebastian dengan cengiran ceria khas-nya dan setelah ia selesai mengucapkan kalimatnya, Sebastian langsung melesat entah kemana.
Sedangkan Chrysta, yang ditinggal oleh Sebastian pun hanya bisa menggelengkan kepalanya sembari terkekeh pelan. Terkadang ia heran melihat Sebastian. Laki laki itu memang sudah berumur 27 tahun, namun tidak jarang juga ia bersikap seperti bocah lelaki yang mendapatkan mainan baru.
Tapi, sepertinya itulah yang membuat Chrysta betah bekerja sama dengan Sebastian.
HAIIIIIII! Aku murid teladan banget ya, aku nge-upload part ini pas gurunya masih nerangin biologi di depan kelas, hehe. harap jangan dicontoh yah :')
dan thank you banget untuk 15k reads dan 1.2k votes!
dan untuk special chapter-nya, author minta pendapat dari kalian ya, tapi kalau hanya sedikit yang request mungkin author tidak akan buat special chapternya, takutnya kalian gasuka.
jadi, kalau kalian mau special chapter, harap dicomment yah!
KAMU SEDANG MEMBACA
Me, The Barista & The Billionaire
RomanceChrystabelle Laurenzel Ferdoran, designer trendy yang notabene merupakan anak salah satu pengusaha terkaya di dunia. Cantik? iya. Menawan? tiada tara. Percaya diri? sangat. Kaya? teramat. Mandiri? terlalu. Ketika perempuan abad 21 seperti Chrysta d...