*knock knock knock*
Pada hari yang teramat cerah itu, Chrysta terbangun dengan suasana hati yang jauh dari kata 'cerah'. Dengan mata yang setengah tertutup, ia melirik ke arah jam digital yang terletak tepat di atas nakas sebelah ranjangnya.
6:15 AM
Melihat angka yang ditunjukkan oleh jamnya, Chrysta mengerang kesal. Ia lalu menatap pintu kamarnya dengan perasaan dendam yang luar biasa, seolah pintu yang tidak berdosa itu telah merebut suami ketiga-puluh-lima-nya.
*knock knock knock*
Lagi-lagi, suara penganggu ketenangan hidup Chrysta terdengar.
Dengan ekspresi muka yang kusut bagai kemeja putih yang belum di setrika, Chrysta mencampakkan selimutnya dan berjalan dengan malas ke arah pintu kamarnya.
"what the fuck do you want from me?" cetus Chrysta dengan tatapan mata dingin dan wajah datar.
"woah, woah, chill bruh, gue cuma mau ngabarin lo, Lisa udah mau maafin gue dan nanti kita bakal dinner bareng sebagai pertanda maaf gue ke dia!" balas Chris dengan girang, tanpa memperdulikan suasana hati kakaknya yang sudah jelas tidak turut bersuka cita atas kebahagiaan Chris.
"oh,"
Tepat setelah Chrysta mengutarakan pendapatnya yang 'sangat' panjang tersebut, Chrysta langsung membanting pintu kamarnya dan langsung bergegas menuju ranjangnya.
"WOY! MASA LO CUMA NGERESPON GITU DOANG!" sontak Chris yang tidak terima dengan respon yang ia peroleh dari Chrysta.
Sedangkan Chrysta? Ia hanya dapat menjawab dengan:
"hmmm...."
Sebelum kembali menjadi penghuni alam mimpi.
************************************************
Ketika jam sudah menunjukkan angka 10:54 AM, Chrysta akhirnya terbangun dengan suasana hati yang jauh lebih baik dari sebelumnya.
Setelah Chrysta merapikan tempat tidurnya, ia pun melangkah ke dalam kamar mandi yang tersambung dengan kamar tidurnya.
Ia membersihkan dirinya dan kemudian berjalan ke ruang tamu yang ternyata sedang dihuni oleh Chris.
Ketika ia berjalan menghampiri Chris yang sedang terduduk sembari membaca sebuah file hitam, Chris malah melototinya sebelum berpindah beberapa meter untuk menjauhinya.
Melihat kelakuan Chris yang menurutnya sangat aneh tersebut, Chrysta pun hanya dapat menaikkan sebelah alisnya.
"apaan sih lo?" tanya Chrysta dengan heran.
Setelah beberapa detik menunggu jawaban dari Chris, Chrysta pun menghela nafas dan mulai berjalan ke arah mesin Nescafe Dolce Gusto yang terletak pada seberang ruangan.
"lo mau apa ga?" tanya Chrysta sembari memasukkan Capsule Marakesh Tea ke dalam mesin pembuat kopi/teh itu.
Dan sekali lagi, Chris tidak menjawab pertanyaan Chrysta, melainkan hanya melototi file yang sedang dipeganginya dengan bibir yang manyun.
Kini Chrysta semakin heran.
Ada apa dengan Chris?
Chrysta mengambil gelas yang sudah terisi penuh dan ia pun berjalan ke arah Chris. Ketika ia sudah berdiri tepat di depan Chris, ia meletakkan gelasnya dan berkacak pinggang.
"lo kenapa sih? autisnya kambuh lagi?" cetus Chrysta dengan sebal.
Pasalnya, adiknya yang sudah jelas berjenis kelamin laki-laki ini sedang bertingkah seperti diri Chrysta ketika ia kedatangan tamu bulanan. Bagaimana mungkin ia tidak kesal?
KAMU SEDANG MEMBACA
Me, The Barista & The Billionaire
RomanceChrystabelle Laurenzel Ferdoran, designer trendy yang notabene merupakan anak salah satu pengusaha terkaya di dunia. Cantik? iya. Menawan? tiada tara. Percaya diri? sangat. Kaya? teramat. Mandiri? terlalu. Ketika perempuan abad 21 seperti Chrysta d...