42. Polos Polos Setan

6.3K 209 1
                                    

Tepat setelah pintu keluar masuk penthouse-nya tertutup, Chrysta langsung membanting tas-nya ke sembarang arah. Jujur saja, ia benar benar ingin merusak wajah tampan Alexander dengan heels sepatunya yang setinggi enam inci itu.

Yah, pria itu memang tidak melakukan apapun secara nyata, namun senyum kemenangan yang selalu bertengger pada wajahnya itu sudah cukup untuk membuat Chrysta naik pitam.

Selama berada di dalam hotel tersebut, pria itu tidak berhenti mengikutinya dan ketika di usir, pria itu malah beralasan bahwa ia sedang "survei hotel".

Sungguh menyebalkan.

Jika sehari bersama Alexander saja bisa berakibat seperti ini, mungkin saja Chrysta akan mati berdiri jika ia menghabiskan jangka waktu satu tahun sebagai istri, ralat, partner bisnis Alexander. Tapi untuk hal itu, Chrysta tidak bisa menyalahkan siapapun selain dirinya sendiri yang sudah menyetujui tawaran Alexander dan fakta itu membuat Chrysta frustasi sendiri.

Chrysta menghela nafas lelah sembari menggelengkan kepalanya sebagai sebuah upaya untuk mengusir semua hal yang berbau negatif dari pikirannya.

Seketika, kepala Chrysta berpaling ketika mendengar suara pintu yang tertutup. Dengan secepat kilat, Chrysta langsung berlari ke arah ruang tamu yang terhubung langsung dengan pintu keluar masuk.

"CHRISSSSSSSSSSSSSS!"pekiknya dengan keras.

Tubuh Chris sedikit terlonjak karena rasa kaget yang tiba tiba melandanya. Namun, setelah rasa kaget sudah meninggalkannya, senyum pun menghiasi wajah Chris. Ia pun berbalik dan melebarkan kedua lengannya, sebagai pertanda bahwa ia sudah siap untuk menerima pelukan dari kakaknya.

"masakin buat gue dong,"

Yup, hanya satu kalimat singkat tersebut yang dibutuhkan untuk meruntuhkan semua rasa bahagia yang sempat Christopher rasakan ketika ia BERASUMSI silahkan digaris bawah- bahwa Chrysta rindu dengan dirinya. Namun, pada kenyataannya, ia salah BESAR.

"JADI LO BUKAN KANGEN SAMA GUE?! LO CUMAN MAU MINTA GUE MASAKIN LO MAKANAN, GITU?!" seru Christopher yang tengah berada ditengah tengah perasaan malu dan kesal. Malu, karena ia telah terlalu percaya diri dan kesal, karena ia merasa seperti asisten rumah tangga kembarannya sendiri.

"iya," jawab Chrysta dengan riang.

Chris menatap Chrysta dengan tatapan penuh rasa tidak percaya dan ia sedang bersiap siap untuk mengomeli Chrysta ketika perempuan itu menutup kesempatannya.

"kan lo bilang sendiri, gue harus setidaknya berjarak tiga meter dari dapur," elak Chrysta dengan muka PPS alias 'Polos Polos Setan'-nya. Namun, semua yang tadi ia ucapkan memanglah sebuah fakta. Setelah Chrysta berkali-kali membahayakan keselamatan rumah mereka dan penghuninya, akhirnya Chris pun memutuskan untuk menjadikan area dapur sebagai area 'bebas-Chrysta'.

Tapi bukan Chrysta namanya jika ia tidak melanggar larangan Chris.

Dan Chrysta sendiri juga sudah berkali-kali menggunakan larangan Chris sebagai alasan agar dirinya bisa menyuruh Chris untuk memasakan makanan untuk dirinya kala ia sedang malas untuk membeli dari luar, seperti sekarang.

"argh! Iya deh iya, gue masakin, tapi ingat! Lo gak bole mendekati dapur,"

"gue belum mau mati," gumam Chris seiring berjalan kearah dapur. Jika ia harus memilih antara membiarkan kakaknya masak atau ia sendiri yang harus memasak, maka ia akan dengan cepat memilih yang kedua.

"Chris emang kangen sama bunda, tapi Chris gak buru buru untuk ketemu bunda kok," pikirnya.

Chrysta sendiri hanya bisa terkikik geli sembari menatap punggung Chris yang semakin lama semakin kecil.

"ah, senangnya punya adik buat disuruh suruh," 

HAI! maaf ya author udah lama ga upload. sekarang kegiatan author lagi BANYAK banget. jadi sebagai permintaan maaf dari author, author upload dua chapter deh!  ^_^

JANGAN LUPA UNTUK KOMEN YAH! KOMEN KAMU SANGAT SANGAT BERHARGA UNTUK AUTHOR, karena author sendiri juga mau tahu pendapat kalian tentang cerita ini!

HAVE A NICE DAY/NIGHT!

CYA!

Me, The Barista & The BillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang