"Chrisssss~~~~," Chris yang baru saja mengunci pintu Penthouse-nya langsung menjatuhkan keycard yang sedang ia pegang, mata Christopher langsung membulat ketika mendengar suara perempuan yang memanggil suaranya dengan lembut. Ia mengamati seluruh ruangan untuk memastikan mahluk apa yang memanggilnya dengan lembut itu. Sekeren apapun seorang Christopher, jika dihadapkan dengan permasalahan yang berbau mistis, ia akan langsung mundur, ralat, lebih tepatnya 'langsung lari'.
Ia menghela nafas lega ketika ia melihat kembarannya yang sedang duduk manis diatas sofa dengan senyuman manis terukir pada wajah yang berparas ayu itu. Menurut Chrysta, dengan ditampilkannya senyuman manis itu, perundingannya dengan Chris akan berjalan lancar.
Tapi tidak bagi Chris, baginya, senyuman manis Chrysta itu terkesan sangat mencurigakan dan bisa saja berarti bencana.
"kamu udah pulang, capek ga hari ini? Mau makan apa? Mandi dulu san-"
"lo mau apa?" potong Chris. Ia berjalan dan duduk disebelah kembarannya.
"kalau lo mau minta penjelasan untuk tadi sore, gue-"
"Gueberniatuntukmenyetujuiperjodohanini," seumur hidup, Chrysta tidak pernah berbicara secepat itu, ia bahkan kehabisan nafas setelah melontarkan kalimat itu.
"lo ngomong apaan sih? Pelanin dikit ngapa," Chris menyerngit, ia sudah tahu dari ekspresi bimbang Chrysta bahwa apapun yang berniat Chrysta katakan, pastinya bukan kabar yang menyenangkan.
"gue..." Chrysta mempertimbangkan keputusannya sekali lagi. Di kantornya tadi ia sudah berpikir lagi dan lagi, tapi pada akhirnya keputusannya selalu mengarah ke arah persetujuan.
"berniat untuk menyetujui perjodohan ini," Chrysta mengulang ucapannya lagi, tetapi kali ini dengan kecepatan yang dikurangi. Tepat setelah kata kata tersebut dilontarkan, Chrysta menunduk dan memejamkan matanya, menunggu dampak dari ucapannya.
"maksud lo?" suara Chris yang meninggi membuat perasaan Chrysta semakin tidak enak. Sekarang ia tahu, ia sudah tidak bisa mundur lagi. Ia hanya berharap bahwa Christopher akan mengerti dengan keputusannya kali ini.
"lo mau ngebatalin semua rencana kita? Kan kemarin kita udah sepakat kalau lo bakal setuju untuk nikahin si brengsek itu tapi gue bakal ngerusak dan menggagalkan pernikahannya?"
"itu.. kita batalin aja ya," bisik Chrysta yang masih tidak mengangkat kepalanya.
"WHAT? LO GILA? GUE UDA NYARI PEREMPUAN HAMIL UNTUK NGERUSAKIN RESEPSI PERNIKAHAN NANTI DAN LO MINTA GUE BATALIN RENCANA KITA?" Chris berteriak penuh amarah, urat pada lehernya sampai tertampak jelas.
"iya..."
"gue gak ngerti kenapa lo tiba tiba berubah pikiran dan gue minta alasan!" sahut Chris. Ia memejamkan matanya dan menarik nafas dalam dalam sebagai upaya untuk menenangkan dirinya.
"tadi, Alexander datang kesini, dia bawa ini," Chrysta mengeluarkan amplop dokumen berwarna coklat dari tasnya dan mengulurkan tangannya yang memegang amplop itu kearah Chris.
Chris menatap amplop itu dan wajah Chrysta secara bergantian dengan bingung. Ketika ia melihat ekspresi meyakinkan Chrysta, ia mengambil amplop itu.
Ia mengeluarkan isi amplop itu dan matanya melebar ketika ia menyadari isi kertas yang dipegangnya itu.
"maksudnya apa?"
YEAY! DOUBLE UPDATE DALAM SEHARI! haha! kalau kalian menyukai cerita ini, tolong comment, vote atau share! author tahu mungkin sebagian dari kalian enggan(malas) untuk comment atau vote, tapi hanya satu vote atau comment pun dari kalian sangatlah berarti untuk author!
terima kasih sudah membaca cerita ini! semoga kalian suka!
KAMU SEDANG MEMBACA
Me, The Barista & The Billionaire
RomanceChrystabelle Laurenzel Ferdoran, designer trendy yang notabene merupakan anak salah satu pengusaha terkaya di dunia. Cantik? iya. Menawan? tiada tara. Percaya diri? sangat. Kaya? teramat. Mandiri? terlalu. Ketika perempuan abad 21 seperti Chrysta d...