17. Do You Think That I Really Want To Marry You?

8.4K 356 1
                                    

"dingin banget sih kamu sama calon suami sendiri," ucapnya dengan senyum miring mengejek yang sepertinya sudah khas pada dirinya itu.

"shut up! Gausah banyak ngomong, lo mau apa sampe kesini? Apa lo salah alamat? Maaf ya disini bukan warung remang remang langganan lo," tepat setelah Chrysta melontarkan kata kata yang setajam belatinya itu, Alexander dengan seenaknya saja melangkah kedalam penthouse Chrysta dan langsung menyambar sofa kulit berwarna hitam, ia sepenuhnya mengabaikan cibiran pedas Chrysta, seperti ia tidak mendengarnya sama sekali. 

Alexander menyilangkan kakinya dengan santai dan mata Chrysta langsung menyipit.

"who does he think he is? dasar ga punya sopan santun,"  batinnya.

Ia ingin sekali mengusir pria ini dengan tongkat baseball tapi ia menahan dirinya karena rasa penasarannya yang lebih besar dari kejengkelannya, ia masih harus mengetahui maksud kedatangan Alexander hari ini, ia bertekad untuk tidak terpancing emosi untuk kedua kalinya.

"sudah bisa buka mulut? Tuan pemilik rumah?" kata kata Chrysta yang sangat penuh dengan sarkasme sepertinya tidak mempengaruhi Alexander sama sekali, pasalnya ia masih tetap saja duduk dengan santai seperti pemilik rumah, sesuai dengan sindiran Chrysta.

"gue kesini mau ngomongin pernikahan kita," semua raut bercanda mendadak saja menghilang dari wajah Alexander, hanya tersisa raut keseriusan yang membuat Chrysta mengangkat salah satu alisnya.

"kenapa?" Chrysta duduk di ujung sofa yang lain, ia enggan untuk duduk berdekatan dengan Alexander.

"do you think that I really want to marry you?" ucap Alexander dengan nada sinis nan dingin. Sontak Chrysta menatapnya bingung, ia benar benar tidak mengerti dengan maksud kedatangan Alexander ke penthouse-nya hari ini.

"apa sih maksud lo? dan lebih pentingnya lagi, lo ngapain kesini?"

Alexander meletakan sebuah amplop coklat ke atas meja didepan sofanya. Chrysta menatap amplop itu dan Alexander secara bergantian sebelum meraih amplop itu.

Setelah ia membuka amplop itu, matanya terbelalak. Disana, sebuah kalimat tertulis dengan besar dan jelas.

"PERJANJIAN PRA-NIKAH

PART 17! semoga kalian suka! jangan lupa untuk comment, vote and share! terima kasih!


Me, The Barista & The BillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang