Chyrsta melangkah dengan penuh kepercayaan diri ke dalam gedung pencakar langit itu. Hak tinggi bercorak nude yang dikenakannya menghasilkan suara nyaring dengan setiap langkahnya. Walaupun sebagian wajahnya tertutupi oleh kacamata hitam yang dikenakannya, perempuan itu tetap mampu menarik perhatian semua orang yang berada di sekitarnya.
Walaupun begitu, Ia tetap saja berjalan tanpa rasa peduli terhadap perhatian yang tertuju pada dirinya dan ia hanya berhenti ketika sudah berada di depan meja resepsionis.
"ada yang bisa saya bantu?" tanya resepsionis yang sedang bertugas dibalik meja itu.
Chrysta melepaskan kacamata hitam yang ia kenakan dan tersenyum pada resepsionis itu.
"saya datang untuk menemui Alexander," sepertinya, resepsionis itu mendapati bahwa ucapan Chrysta terkesan lucu. Pasalnya, ia mulai tersenyum seperti menahan tawa.
"maaf ya, tapi anda harus membuat janji pertemuan dua minggu sebelumnya untuk dapat bertemu dengan beliau, waktu beliau sangatlah berharga dan tidak pantas untuk disia-siakan pada seorang nobody, saya harap anda mengerti," setiap kata yang diujar-nya seperti dibanjiri oleh ledekan.
"kalau begitu, saya minta kamu untuk telfon dia dan bilang bahwa Chrystabelle Ferdoran ingin menemui-nya, jika ia menolak untuk bertemu dengan saya, member card rose gold Arabelle Boutique ini akan langsung menjadi milik kamu," tantang Chrysta sembari melambai-lambaikan kartu berwarna rose gold itu.
Arabelle Boutique memiliki 3 kartu tanda anggota, Sapphire, Amethyst dan Rose Gold. Sapphire adalah kartu tanda anggota berwarna biru yang digunakan untuk mendapatkan diskon 20% dan kartu itu cukup mudah untuk di dapatkan. Amethyst, kartu anggota berwarna ungu yang dapat digunakan untuk mendapatkan diskon sebanyak 50%. Nah yang terakhir, Rose Gold, kartu ini adalah kartu eksklusif yang hanya dimiliki oleh orang-orang yang terpilih. Fungsi kartu ini adalah untuk mendapat akses akan exclusive collection milik Arabelle Boutique yang selalu di-update setiap bulannya. Dan tanpa kartu tersebut, seseorang tidak bisa membeli apapun yang termasuk dalam exclusive collection. Kalau tidak salah, Chrysta pernah mendengar kabar bahwa item yang berasal dari exclusive collection-nya itu dijual dengan harga yang dua kali lipat lebih mahal oleh reseller dan itu saja sudah dapat membuktikan bahwa sebuah kartu saja bisa sangat berpengaruh.
"tidak ada ruginya untuk mencoba, bukan?" timpal Chrysta ketika melihat keraguan yang melintas pada wajah wanita dihadapannya.
Untuk sejenak, resepsionis itu sempat terlihat terkejut, tapi setelah itu, ia menggapai ganggang telfon dan menekan beberapa tombol angka sebelum menempelkan ganggang telfon ke telinganya.
"halo, saya Vira bagian resepsionis pak, ini ada seorang perempuan bernama Chrystabelle Ferdoran yang bersikeras untuk menemui bapak, mau saya panggilkan satpam saja pak?" resepsionis itu mengucapkan bait terakhir dengan senyum mengejek yang masih betah diwajahnya.
Chrysta tidak memperdulikan apa yang sedang berlangsung dihadapannya, karena ia cukup yakin, jika ini adalah sebuah permainan, ia yakin bahwa dirinya pasti menang. Maka dari itu, Ia mengeluarkan ponselnya dan membalas beberapa pesan yang masuk dengan santai.
"ha? Apa?!" hanya pada saat itulah, Chrysta mengangkat pandangannya dari layar ponsel ke resepsionis itu. Ia mengunci layar ponselnya dan meletakkan ponselnya ke dalam tasnya.
Chrysta menyilangkan kedua lengannya dan menatap resepsionis yang berekspresi terkejut itu dengan santai.
"baik, saya mengerti, pak," bisik resepsionis itu dengan wajah masam.
"bagaimana? Apakah kamu akan mendapatkan kartu ini?" Chrysta tetap saja bertanya walaupun ia sudah tahu jawabannya. Chrysta cukup sadar akan fakta bahwa dirinya bukanlah orang yang bisa disebut 'ramah', dengan lidah setajam silet, ia siap menusuk siapapun yang mem-provokasinya. Dan sekarang, ia tengah melakukannya tanpa rasa bersalah.
"silahkan naik ke lantai paling atas, pak Nielson sedang menunggu," bisik resepsionis itu sembari menunduk menahan malu.
Chrysta menatap resepsionis itu sembari mengangkat tangan-nya yang sedang memegang member card itu dan setelah ia berhasil mendapatkan perhatian resepsionis itu, Ia melepaskan kartu itu, sehingga kartu tersebut mendarat diatas meja.
Melihat ekspresi terkejut resepsionis itu, Chrysta hanya tersenyum miring sebelum berbalik dan melangkah ke arah lift dengan kepercayaan diri yang menyertai di setiap langkahnya.
yup, CHAPTER 33 YEAY!
DAN KABAR BAIK! KITA SUDAH MENCAPAI 6K READS!
terima kasih ya atas support kalian!
dan seingat aku, aku pernah berjanji untuk nulis special chapter dari sudut pandang orang lain selain Chrysta, tapi aku masih bingung mau nulis dari sudut pandang siapa,
jadiiiiiiiiiiiiiiiiiii tolong comment sudut pandang siapa yang ingin kalian baca ya!
dan lagi, jangan lupa untuk comment, vote and share!
KAMU SEDANG MEMBACA
Me, The Barista & The Billionaire
RomanceChrystabelle Laurenzel Ferdoran, designer trendy yang notabene merupakan anak salah satu pengusaha terkaya di dunia. Cantik? iya. Menawan? tiada tara. Percaya diri? sangat. Kaya? teramat. Mandiri? terlalu. Ketika perempuan abad 21 seperti Chrysta d...