waktu

10.3K 815 2
                                    

"Kau sangat mirip dengan ibundaku." Gumam Pangeran Ruki.

"Maaf apakah pangeran mengatakan sesuatu?" Tanya Yui.

"Tidak jangan dipikirkan, dan putri seharusnya kau beristirahat di ruanganmu." Ucap pangeran Ruki kembali dingin.

"Ah aku bosan berada di kamar terus, jadi kuputuskan untuk keluar kamar."

Yui melangkah ke pinggir kolam.

"Apakah pangeran ingin menemaniku di sini." Ucap Yui tersenyum.

"Setelah itu aku berjanji akan kembali ke kamar, hanya sebentar saja." Bujuk Yui.

Pangeran Ruki mendekat dan duduk di bibir sungai.

"Bisakah anda menceritakan kepadaku tentang semua disini?"

Yui menutup mata pelan.

"hah tentu saja dia tidak akan mau." Batin Yui kesal.

"Disini terdapat banyak bangunan di istana, taman, perpustakan ruang singgasana, istana para wanita dan pelayan ibunda kami dulu sangat lemah lembut dia tidak memandang rendah para pelayan di sini, dia juga banyak membangun taman karna beliau sangat menyukai taman,dan tempat yang saat ini kita berada adalah taman kesukaan ibunda karna taman ini dibuat saat kami semua lahir."

Yui menatap pangeran Ruki tak percaya karna dikiranya dia tidak akan pernah mau bercerita.

"Lalu ibunda selalu membawa kami kesini tertawa bersama diselimuti kehangatan kasih sayang ibunda, semua hidup bahagia hingga....hingga ibunda meninggal semua sedih bunga-bunga layu kebahagiaan di istana menjadi duka yg sangat mendalam, semua menjadi hampa bagaikan tubuh tanpa jiwa."

Yui menatap pangeran Ruki dengan perasaan bersalah karna menyuruh pangeran untuk bercerita.

"Maaf..." Ucap Yui lirih.

"Aku minta maaf".

Pangeran Ruki menatap Yui yg sedang menahan air matanya, lalu mendengus pelan.

"Tapi saat kau hadir disini semuanya seakan menjadi sama saat ibunda masih hidup, kau sedikit demi sedikit menciptakan kehangatan di dalam istana." Ucap pangeran Ruki sambil menutup mata.

"Maksudnya?" Tanya Yui

"Sudah-sudah pikirkanlah sendiri aku lelah bercerita." Dengus pangeran Ruki

Pangeran Ruki berdiri membalikkan badannya dan melangkah pergi.

"Dan terima kasih sudah menjadi ibu untuk pangeran Hao." Ucapnya lalu pergi tubuhnya semakin menghilang dari mata Yui.

Xiao Yui Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang