Kebenaran

7.6K 474 25
                                    

"Aku harus mencari Hao." Ucap Yui.

Yui berdiri dan berjalan tergesa-gesa.

"Yui, kau mau kemana?" Tanya Lishin.

"Hao."

"Kami ikut." Ucap Mu'e, lishin dan lifeng.

Mereka berempat berkeliling istana mencari Hao.

"Kenapa firasatku buruk tentang Hao." Batin Yui.

"Yui apa yang kau lakukan disini?" Tanya Shui.

"Aku mencari Hao."

"Mungkin dia sedang bermain, sekarang kau harus melaksanakan tugas yang sangat penting ini tentang kerajaan." Ucap Shui.

Dengan terpaksa Yui mengikuti pangeran Shui.

¤¤¤☆¤¤¤


"Hao apakah kau mau ikut sebentar denganku?" Tanya Wei lembut.

"Memangnya pergi kemana?" Ucap Hao.

"Aku akan bercerita tentang ibumu, dulu kami berdua berteman dekat." Ucap Wei.

Hao mengangguk.

"Tak kusangka, maafkan aku pangeran Hao karna setelah ini kau mungkin akan pergi dari sini, jika bisa dari dunia." Batin Wei dengan seringaian di bibirnya.

Wei menarik tangan Hao dengan paksa, berjalan terburu-buru tanpa memperhatikan Hao.

"Putri Wei, bisakah kau menceritakan sedikit saja?" Tanya Hao.

Wei mendecih.

"Tidak bisa pangeran, ini sangat rahasia jadi harus dibicarakan hanya berdua." Ucap Wei.

Hao ditarik paksa oleh wei cukup jauh.

"Apakah kau benar-benar teman ibu?" Tanya Hao.

"Diamlah! Dari tadi kau bertanya terus!" Ucap Wei.

Hao terkejut mendengar bentakan putri Wei, tanpa ia sadari ternyata putri Wei membawanya ke sebuah gudang yang jauh dari istana.

"Kemari!" Ucap Wei menyeret dan mendorong Hao ke dalam gudang dengan kasar.

'Bruk'

"Aduh."

Hao merintih kesakitan karna kerasnya bantingan putri Wei.

"Apakah sakit? Ini tempat yang pantas untuk anak pungut sepertimu!." Ucap Wei.

Tubuh Hao menegang, traumanya kembali bangkit. Air matanya mengalir deras, telapak tangan mungilnya menutup telinganya ia kembali teringat perkataan Yui.

'Ingat Hao, tutup telingamu ketika mendengar kata-kata buruk dan kuatlah dalam menghadapi apapun'

Hao terus bertahan ketika Wei mulai menyiksanya, memukul dan menjambak rambutnya dengan kasar.

"Kau tahu hah! Kau dan ibumu tidak pantas berada di kerajaan, kalian yang hanya orang pungutan kenapa bisa kalian mendapat posisi tinggi!."

"Aku sudah belajar bertahun-tahun agar menjadi ratu disini!, bahkan aku sudah bermimpi anakku kelak akan menjadi putra mahkota!, tapi semua itu harus sirna karna orang pungutan seperti kalian!."

Wei menjambak rambut Hao dan mendongakkan wajahnya.

"Takkan kubiarkan mimpi ku sirna." Ucap Wei lalu melepas cengkeram tangannya dari rambut Hao.

Wei menendang Hao keras, sebelum ia keluar dan menutup pintu dengan kasar. Menyisakan tubuh mungil penuh luka yang bersedekap didalam gudang.

"Ibu...hiks..hiks tolong Hao bu...hiks..hiks..." Rintih Hao.

Xiao Yui Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang