Sebuah kenangan

9.8K 802 3
                                    

Aku berjalan meninggalkan taman dengan mengerutkan dahi karna terus berpikir ucapan pangeran Ruki.

"Hah ini semakin rumit saja." Dengus Yui.

"Apakah wajahku sudah terlalu tua, hingga mirip dengan ibunda para pangeran".

"Pppfffffffttt yg benar saja." Ucap Yui sambil mengibaskan pelan tangannya.

Yui terus melangkah menuju kamarnya, setelah sampai didepan pintu kamarnya.

"Putri!"

Sebuah suara membuat Yui tidak jadi membuka pintu, Yui menoleh melihat seorang pelayan berlari tergesa-gesa ke arahnya.

"Putri Yui pangeran...hah hah pangeran Hao dia.."

Belum selesai pelayan berbicara putri Yui berlari terburu-buru dengan wajah khawatir memikirkan pangeran Hao.

Yui terus berlari hingga tiba di kamar pangeran Hao, sebuah tubuh yg terkulai lemah dengan nafas tak beraturan terbaring di kasur terus mengucapkan panggilan.

"Ibu...ibu..."

Yui berlari mendekat memeluk pangeran Hao erat.

"Bagaimana ini bisa terjadi?" Tanya Yui dengan air mata mengalir.

"Putri sejak putri tak sadarkan diri pangeran Hao terus menolak makan." Ucap salah satu pelayan.

Putri Yui mengelus dahi pangeran Hao.

"Kenapa putraku jarang makan, putra ibu harus kuat." Ucap Yui lirih.

Yui kembali membaringkan tubuh pangeran Hao lalu menyelimutinya dengan kain tebal.

"Siapkan kain basah dan taruh di dahi pangeran Hao, aku akan membuat obat untuk pangeran." Ucap Yui lalu menghapus air matanya.

Yui berlari dengan cepat menuju gudang tanaman obat, mencari - cari beberapa tanaman.

"Ini sudah cukup." Ucap Yui.

Dengan sigap Yui mencampur semua tanaman obat yang ia ambil, menghaluskan campuran tanaman obat tersebut lalu memberi sedikit air pada tumbukan obat Yui. "Selesai!" Ucap Yui lantang.

Ia kembali berlari tergesa - gesa dengan membawa obat yang ia buat menuju kamar pangeran Hao.

Dengan segeran Yui duduk di tepi ranjang pangeran Hao, mengangkat halus kepala pangeran Hao lalu meminumkan obat di mulut pangeran Hao.

Tak butuh waktu lama wajah pangeran Hao yg pucat menjadi menghilang dan nafas pangeran Hao telah teratur, Yui pun memeluk pangeran Hao.

"Putra ibu harus sembuh." Ucap Yui lirih, lalu mengecup pipi pangeran Hao dan kembali menidurkan pangeran.

"Tolong tinggalkan kami." Ucap Yui lemah.

"Baik putri."

Semua pelayan serempak.

Mereka keluar seperti perintah putri Yui. Putri Yui merebahkan tubuhnya di samping pangeran Hao memeluk nya dengan erat dan tidur di sisi pangeran Hao.

Xiao Yui Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang