Apakah kau senang?

4.4K 218 46
                                    

Minal Aidzin walfa Idzin🎉..moon maaf lahir batin yha..maafin diriku yang banyak dosa ini..🙇
.
.
.
.
.

Suara gemerisik pelan terdengar memecah kesunyian, ditempat gelap yang bahkan setitik cahaya pun tidak dapat terlihat, Xiu membuka matanya.

Matanya sedikit menyipit, pendengarannya begitu sensitif sehingga ia dapat mendengar suara yang bahkan samar sekalipun.

' srechh..srechh'

Suara gemerisik berhenti tiba-tiba, tempat gelap itu kembali hening.

Xiu semakin waspada, ia menajamkan indranya dan mendengarkan dengan serius.

Waktu kian lama berlalu, namun tidak ada kemajuan dari suara terakhir, ketika tidak ada lagi yang dapat diperhatikan, Xiu berpura-pura menutup matanya untuk tertidur.

Sebelum Xiu dapat mengamati suara terendam disekitarnya, tubuhnya terangkat secara tiba-tiba.

Di bawah pelarian yang sangat cepat, cahaya buram mulai terlihat ditengah kegelapan.

Mata Xiu terbuka lebar, ia menatap sosok hitam yang menggendongnya.

Di bawah pencahayaan buram.

Mata hijau zamrud, wajahnya seperti pahatan dewa dengan aura sihir yang kental, meski itu tidak setampan Ming Ze. Pria ini layak untuk gelar ketampanan tajam dan menyilaukan.

Mungkin karena tatapan Xiu yang terlalu mencolok, membuat pria itu menunduk, menatap Xiu dengan tatapan rasa ingin tahu.

Tanpa mengurangi kecepatannya dalam berlari, pria itu terus menatap Xiu.

"Woah..apakah pria ini memiliki fungsi radar lokasi dikepalanya?, ini benar-benar luar biasa..aku mungkin harus memintanya untuk menjadikanku murid.."

Mata Xiu cerah berkilauan.

Pria itu sedikit mengangkat alisnya, retakan ekspreksi diwajahnya yang tajam terlihat perlahan, menganalisa tatapan Xiu yang kian cerah saat menatapnya.

Xiu kini membayangkan ia berlari tanpa melihat arah bahkan sambil menutup mata, sinar dimatanya semakin bercahaya. Ia tidak memperhatikan pandangan bertanya dari pria yang ingin ia jadikan sebagai calon guru.

Tidak mendapat tanggapan apapun setelah lama menatap, pria itu mengembalikan pandangannya ke depan tampak seolah-olah tidak pernah mengalihkan pandangannya beberapa saat lalu.

Satu jam..

Dua jam...

Tiga jam....

Empat jam.....

Hampir lima jam!!!..

Xiu mulai merasa bahwa punggungnya kini hampir berbentuk 'U' sempurna.

"Uh..itu.., tidakkah kau mengatakan kemana kita akan pergi?"

Pria itu menatap Xiu dengan tatapan mengejek.

'Hei..hei..provokasi!, provokasi!! langsung!!!'

"Kau yang membawaku pergi bagaimana bisa aku tahu kemana kita berdua akan pergi?", tanya Xiu dengan sabar.

Kali ini pria itu menatap Xiu dengan tatapan seolah berkata 'kau akhirnya bertanya dan tahu itu'

Melihat tatapan pria itu, Xiu mulai mendesah tak berdaya.

'BRO!..setidaknya jelaskan sesuatu dan jangan menatapku dengan pandangan menghina itu!!, seolah-olah otak dalam diriku ini begitu kecil hingga tidak bisa berpikir!!!?'

Xiao Yui Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang