Anak-anak Yui berdiri dan segera memasuki kamar, sedangkan Mu'e, Lishin dan Lifeng masih tetap duduk.
"Tidakkah Yui terlalu mengkhawatirkan mereka?", ucap Lifeng
"Sudah saatnya, tapi Yui tetap tidak mau mereka pergi dan keluar dari desa ini," ucap Mu'e.
Lishin mendengus pelan, "Hanya kita yang bisa menyakinkannya, tapi dia selalu menolak dan terus membuang waktu."
Mu'e dan Lifeng berdiri, "Kali ini kita pastikan Yui tidak akan menolaknya."
"Kemana kalian?", tanya Lishin.
"Lishin kau itu, tentu saja membujuk Yui."
Lishin mengeluarkan tangannya dan menunjuk meja, "Lalu ini?"
Mu'e dan Lifeng saling berpandangan. "Tentu saja kau yang lakukan."
"....."
"Lishin ini hanya sedikit," ucap Mu'e.
"Siapa tadi yang mengatakan akan membersihkan ini semua?"
"....emmmhhh itu, kali ini saja Lishin kau yang bersihkan ini dan lain kali aku yang akan mengerjakannya," ucap Mu'e.
"........hm."
"Jedamu terlalu lama Lishin," ucap Lifeng.
Lishin mengalihkan pandangannya kepada Lifeng, "Cepat pergi atau aku akan gunakan tubuhmu untuk membersihkan ini."
"Baik-baik."
>>>
Yui menatap langit melalui jendela kamarnya, mata biru lautnya yang menenangkan terus menatap tanpa berkedip."Yui..."
Yui menutup mata lalu berbalik untuk melihat Mu'e dan Lifeng yang kini berada di dalam kamarnya, "Aku tidak akan mengubah keputusanku, kembalilah."
Mu'e dan Lifeng tetap berdiri tanpa bergerak lalu langsung melangkah mendekati Yui.
"Kali ini saja Yui," ucap Lifeng.
Yui merunduk, "Aku tidak bisa melakukan ini."
"Yui bukankah kau terlalu egois..kali ini saja biarkan mereka keluar dan menemui ayah mereka," ucap Mu'e.
Yui tetap diam tidak mengubah sedikitpun sikapnya.
"Hah....tidak cukupkah 15 tahun kau memisahkan anak-anakmu dari ayah kandung mereka?, kenapa Yui...tidakkah kau memikirkan yang mulia dan para pangeran di istana, betapa sulitnya kehidupan mereka yang jauh dengan istri dan bahkan anak mereka yang belum pernah mereka temui. Pikirkan hal ini setidaknya untuk kali ini saja," ucap Lifeng.
"Kalian tidak tahu..aku juga memikirkan hal itu."
"Lalu sekarang kau tetap pada pendirianmu?, semua keputusan berada di tanganmu Yui," ucap Mu'e.
Yui mengalihkan pandangannya dan kembali menatap langit. Mu'e dan Lifeng kini berada di depan pintu dan hendak membukanya sebelum Mu'e berbalik.
"Kumohon Yui..jika bukan untuk kami pikirkanlah untuk anak-anakmu."
Setelah itu Mu'e dan Lifeng menggeser pintu dan keluar.
Angin musim semi berhembus masuk melewati jendela kamar Yui, menerpa wajah cantik seputih salju dengan mata biru setenang laut menatap kosong pada langit malam yang sunyi. Air mata mulai menetes dari sudut mata indah itu, meski tenang namun berbeda dengan perasaan yang dirasakannya kali ini
Memori-memori lama mulai berputar dalam ingatan Yui, tentang pertama kali ia tiba di dunia ini...bertemu dengan pangeran-pangeran, kehidupan yang indah bagai bunga sakura namun harus layu saat takdir berkehendak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Xiao Yui
FantasyKehidupan yui yang penuh dengan penderitaan, berubah setelah terjatuh dari jurang, yui terbangun dalam sebuah istana dalam sejarah lama yang ternyata adalah istana Xio. Dan yang membuat yui semakin terkejut disana terdapat 7 pangeran yang sialnya s...