Memohon

6K 424 16
                                    

Sepakat yha...mulai sekarang updatenya 1minggu 1× tiap sabtu malam oke😆...selamat malam...

Seiji mengangguk, lalu berdiri dan berjalan santai menuju kerumunan.

"Xiu apa yang kau ingin kami lihat?", tanya Akyo.

Xiu tetap diam dan terus menarik Akyo, Jia, Shu, Rai dan Rui untuk terus maju dalam kerumunan. Xiu tiba-tiba berhenti sehingga Akyo dan lainnya bertubrukan satu sama lain. "Apa yang..."

"Lihatlah itu kak," ucap Xiu menunjuk sebuah pengumuman yang tertempel di tembok jerami.

Rai maju lebih dekat menatap pengumuman itu. "Kita harus memberitahukannya dengan yang lain, dan juga kepada ibu," ucap Rai penuh semangat.

Akyo, Jia, Shu, Rui dan Xiu mengangguk. Mereka segera keluar dari kerumunan dan terkejut saat melihat Seiji menatap tajam ke arah mereka, tubuh mereka menegang.

"Bukankah kakak Hao mengatakan kita harus segera kembali?"

Suara dingin itu membuat tubuh Akyo dan lainnya semakin menegang.

"Kak Seiji jangan marah dengan mereka, itu semua salahku karna mengajak mereka untuk melihat hal itu," ucap Xiu dengan wajah tanpa ekspreksi.

"Hal itu?"

Xiu langsung berbalik dan menunjuk kertas berbahan kulit yang tertempel di tembok jerami, pandangan mata Seiji langsung tertuju ke tempat jari Xiu menunjuk. Seiji langsung tertawa, "Sudah-sudah aku hanya bercanda...lihat wajah kalian seperti itu begitu menghibur..hahaha, kita akan memberitahukan yang lain saat dirumah," ucap Seiji.

Wajah Akyo, Jia, Rui, Rai dan Shu menggelap.

"Haha selera humormu sangat baik Seiji," ucap Jia.

"Benarkah? Aku akan mengatakannya pada kak Hao," ucap Seiji lalu berbalik dan hendak berjalan ketika Rai dan Rui menepuk bahunya.

"Jangan berharap kami melepaskanmu Seiji."

Xiu berjalan tidak memperhatikan pertunjukan yang dibuat kakaknya dan berjalan dengan santai, "Aku hanya bisa memberikan nasehat, apa yang terjadi ketika kak Hao marah? itu semua terserah kalian," ucap Xiu acuh.

Glek!

"Terakhir kali melihat kak Hao marah adalah setengah hutan rata dengan tanah hanya dalam hitungan detik," Batin Akyo dan lainnya.

Mereka langsung terburu-buru berlari ke arah Xiu. Hao melihat adik-adiknya yang kembali dengan senyum diwajah mereka, Hao dan Shi bertukar pandangan.

"Ada apa dengan ekspreksi menjengkelkan kalian ini?", ucap Shi.

Seiji, Jia, Akyo, Rui, Rai, Shu dan Xiu menggeleng dengan senyum masih tertera di wajah mereka.

"Hentikan ekspreksi itu," ucap Hao lembut.

Mereka mengangguk, lalu mendekati Hao dan mengambil tas anyaman bambu yang berisi bahan-bahan dan tanaman obat.

"Kita akan membagikan obat dulu setelah itu kembali," ucap Hao.

"Cepat kita harus menyelesaikan ini, aku sudah tidak sabar memakan roti dan masakan yang ibu buat," ucap Rui.

Yang lainnya hanya mengangguk setuju. Mereka berjalan ber-iringan di jalanan pasar.

"Bukankah mereka Xin bersaudara?"

"Wah..benarkah, mereka masih tampak muda."

"Benar umur mereka hanya sekitar 15 tahun dan yang paling tua berumur 18 tahun."

"Mereka sangat tampan dan aku dengar anak perempuan cantik yang berada di tengah itu adalah anak terakhir."

"Bukankah wajar dia cantik kakaknya saja sangat tampan."

Xiao Yui Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang