Bangs *7

39K 4.2K 71
                                    

Ah, sial sekali aku. Tadi malam diteror oleh Aley, sekarang terlambat bangun otomatis aku juga terlambat ikut sarapan di Cafetaria asrama. Aku segera berlari ke Cafetaria dengan cepat, bahkan mantel seragam ku belum ku pakai dan hanya bertengger di lengan kiri ku selama aku berlari. Aku memakai dasi ku dengan buru-buru kemudian segera mengikat rambut ku.

Aku membuka pintu besar didepan ku dengan mendorong nya dengan bahu karena tanganku masih mengencangkan kunciran ku. Semua orang sedang sarapan, aku langsung mengantri makanan ku sambil memakai mantel ku dan mengancingkan nya segera. Setelah mendapatkan makanan, segera ku hampiri ketiga gadis tersebut. Yah siapa lagi memang nya.

Aku langsung duduk tanpa menyapa mereka terlebih dahulu. Mereka bertiga langsung menatap ku dengan tubuh menegang.

"Kenapa kalian melihat ku begitu?" tanya ku salah tingkah

"Kau.."

"Kau membuat poni?!" pekik Violette tak percaya lalu menatap ku dari dekat.

Astaga.. Aku kira apa.

"Kenapa kau membuat poni?" tanya Jean sambil menatap ku.. Dengan kagum? Ah, Mungkin aku saja yang kepedean.

Aku mengelus dahi ku. "Dahi ku memar." jawab ku sambil nyengir

"Oh.. Gara-gara latihan tadi malam yah?" tanya Alice yang kubalasi dengan anggukkan mantap.

"Aku meminta mu untuk mengompres memar nya, bukan menutupinya dengan poni." ucap Violette dengan wajah datar

"Tapi kau lumayan juga sih dengan poni." tambah nya sambil mengangguk berkali-kali sementara aku hanya mengangkat bahu sebagai balasan.

"Aku gugup sekali! Tidak lama lagi kita sudah ujian kenaikan kelas. Padahal kalau di sekolah normal kita harus menunggu satu tahun." ucap Violette lalu memasukkan makanan kedalam mulutnya.

"Aku rasa yang naik hanya kelas kita." ujar Alice

"Apa maksud mu?" Tanya ku bingung sambil mengerutkan dahi

"Entahlah. Pelajaran kelas dua dengan kita mungkin tidak jauh berbeda." jawab Alice acuh lalu melanjutkan makan nya.

"Ngomong-ngomong, kalian sudah mendengar laporan tentang virus itu?" tanya Jean setelah menelan kunyahan nya.

"Yang mana?" tanya Violette penasaran

"Beberapa orang meninggal akibat virus itu. Pemerintah belum menemukan Anti-Virus nya." Jean mengatakan nya dengan penuh rasa bersalah membuat kami bertiga langsung terdiam dan sempat mengabaikan makanan yang ada di mulut kami.

Apa.. Aku beritahu saja mereka tentang yang kualami tadi malam?

Aku menggigit bibir bawah cemas. Rekaman percakapan ku dengan Aley sudah hilang, dan aku yakin itu ulah nya. Dan.. Memang nya mereka akan percaya dengan mudah tanpa bukti? Aku juga tidak tahu bagaimana reaksi mereka setelah tahu bahwa semua masalah ini akibat oleh orang yang masih berhubungan darah dengan ku. Aku juga tidak terkejut dengan ucapan Jean barusan. Karena Black Eagle memang menyebarkan virus yang sama yang membuat ibu Aaron dan Aley meninggal.

Dan aku bersyukur tidak ada yang mempertanyakan apa yang terjadi padaku saat rapat beberapa waktu yang lalu...

"Kelompok itu... Merepotkan saja." gumam Violette geram.

Yah... Merepotkan.

Mungkin aku benar-benar akan meminta Mr Vector untuk meningkatkan keamanan di akademi ini nanti.

"Yah.. Itulah permata yang telah terkubur selama puluhan tahun didalam sebuah kapal karam, Titanic."

"Siapa yang sangka, dibalik insiden karam nya kapal ini terdapat sesuatu yang tak ternilai yang ikut tenggelam bersamanya. "

Little AgentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang