"Pukul berapa ini?" Rane bertanya tanpa memandang ke arah si lawan bicara, hanya sibuk mengetik jurnal pribadinya pada Holopad dengan serius. Padahal di sudut layarnya sudah jelas-jelas tertera waktu. Matanya hanya fokus pada ketikannya yang entah sudah menghabiskan berapa halaman sejak dua jam menulis. Bukan cerita non-fiksi tentang perjalanan seorang Rane Leighton, hanya sebuah dokumentasi pribadi yang menurutnya penting. Dan terlalu banyak hal penting yang ia alami selama di markas maupun akademi dan harus segera ditulis sebelum ia melupakannya.
"Kawanku yang baik nan budiman, di sudut kanan atas layarmu sudah jelas-jelas tertera pukul 19:07," balas Light prihatin. Keduanya tengah berada di Ruang Perkumpulan tanpa melakukan sesuatu yang penting. Hanya duduk dan bercerita. Bohong jika Light tidak merasa bosan setiap berbicara dengan Rane yang hanya membalas lewat gumaman tak jelas, bahkan terkadang tidak mengacuhkannya. Lelaki dengan surai sewarna jelaga itu memilih memainkan layar hologram lebar di depan ruangan sambil duduk di kursi yang posisinya terbalik.
Tangan kirinya ditaruh di sandaran, dagunya di atas lengan, sementara tangan kanannya digunakan untuk menggeser-geser halaman layar. Hanya membaca dan mengecek file-file misi yang sudah ada di daftar mereka. Seharusnya misi itu dikerjakan oleh Alpha dan Beta jika seandainya saja Fire Wings tidak bubar secepat ini.
"Kau terlalu dekat dengan layar." Akhirnya untuk pertama kalinya setelah satu jam di Ruang Perkumpulan, Rane membuka suara duluan. "Rabunmu bisa makin parah." Peringatan Rane yang walau terdengar datar itu mampu membuat Light tersenyum miring tanpa berbalik menatap lelaki itu yang sedang duduk di tengah-tengah tribun tempat duduk.
"Oh, perhatian sekali. Aku baru tahu kau bisa manis," goda Light membuat Rane berdengus jijik samar-samar, nyaris hanya sekedar dengusan datar. Beruntunglah bagi para kaum hawa yang pernah mencoba menggoda lelaki beriris cokelat tersebut karena hanya diacuhkan, bukannya diberi ekspresi geli.
"Sebaiknya kau cek anggota timmu. Markas sudah ditutup sejak tadi, siapa tahu saja ada yang kurang," tutur Light yang dibalasi deheman kecil oleh Rane. Beralih dari naskahnya, tangannya bergerak mencari detektor pada halaman awal. Setiap anggota tim Alpha telah ditandai dan posisi mereka akan terlihat hanya jika telah memasuki markas. Alis tebal lelaki tersebut saling bertaut dan kembali menghitung baik-baik titik hijau di layar dengan cermat. Lingkaran area dengan cahaya pemindai yang berputar-putar layaknya mercusuar di pusatnya tersebut memindai seluruh wilayah markas dengan berbagai titik hijau yang tersebar dan bergerak ke sana-sini.
Sebagian besar titik hijau tersebut berada di mansion 5 tentu saja. Entah titiknya berdiam di area kamar, lobi, ruang makan, atau Ruang Latihan.
Sudah tiga kali ia menghitung, jumlahnya sama sekali tidak berubah: hanya sembilanbelas. Rane keluar dari halaman detektor dan langsung menelusuri profil anggota timnya. Setahunya setiap anggota tim yang pinggiran bingkai foto profilnya berwarna hijau, maka si anggota berarti sedang berada dalam jangkauan alias dalam markas. Jarinya terus bergerak turun memperhatikan sejauh ini semua bingkai profil di bagian awal berwarna hijau.
Sampai di bagian profil anggota yang paling terakhir dengan bingkai foto profil yang berwarna abu-abu sendiri. Itu profil Vale. Rane bergeming sejenak dalam keadaan bingung. Matanya memandangi foto Vale yang menggunakan seragam resmi Fire Wings Academy dengan rambut yang diurai. Kepalanya mendongak menatap Light yang masih memunggunginya dan asyik sendiri dengan layar besar di depan.
Bagaimana mengatakannya?
"Apa pendeteksi bisa salah?" tanya Rane ragu, menatap kembali layar Holopad-nya.
"Salah bagaimana? Bawa saja ke lab IT jika ada sesuatu yang tidak beres." Light menyarankan sementara batin Rane langsung menolak mentah-mentah dengan cepat. Ia berpikir untuk langsung keluar menuju mansion 5 dan mengecek langsung keberadaan satu anggota tim yang kurang. Tapi memikirkan jika tidak ada yang salah sama sekali dengan alat detektornya membuat lelaki itu kalut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Little Agent
Ciencia FicciónBerawal dari ayahku yang memasukkan ku ke sekolah khusus yang mengajarkan murid nya untuk menjadi seorang agent. Mendapatkan misi pertamaku yang tergolong ringan. Sampai suatu saat krisis melanda karena sebuah organisasi gelap melancarkan aksi Biot...