Semua peserta tes dirawat begitu Alice, Jean, dan Dave telah membuka Step 5 yang ternyata adalah jalan keluar dari arena tes. Alice langsung meminta bantuan dan menyuruh petugas kesehatan malam itu menyusul para peserta di arena sesuai dengan lokasi yang ditunjukkan oleh GPS yang terpasang pada Smartwatch mereka.
Ini sudah hari yang berbeda, semua peserta yang dirawat telah sedikit membaik kecuali Violette yang belum sadar dan kabarnya mengalami gegar otak. Light dengan wajahnya yang tampak tidak tidur untuk waktu yang lama langsung mendobrak pintu kamar rawat Violette dengan raut cemas.
Keajaiban datang, bersamaan dengan itu mata Violette terbuka. Selang yang tersambung pada badannya menghalangi pergerakannya. Light tanpa basa-basi menghampiri Violette dan memeluknya tanpa peduli infusnya.
"Aku khawatir sekali," ucap Light pelan.
"Light!" panggil Violette dengan suara parau. Light menjauhkan diri segera mungkin. Ia ingat, Violette sering memukulnya setiap Light memeluk adiknya tersebut bahkan disaat ia sedang sakit sekalipun.
Light menatap keadaan Violette dengan tatapan prihatin. Rasanya ia ingin sekali marah tapi entah harus marah pada siapa. Lagipula Light tipikal orang yang suka memendam amarah, ia jarang sekali terlihat marah. Violette memegang kepalanya yang diperban sambil meringis.
"Ini dimana?" tanya Violette. Suaranya mulai terdengar seperti biasa, namun Light tahu Violette memaksakan suaranya agar tidak ada yang khawatir.
"Ruang kesehatan akademi," jawab Light lalu duduk disamping ranjang Violette.
Violette menatap Light aneh lalu melanjutkan, "Aku kenapa?" tanyanya lagi dengan nada bingung.
Light berdecak pelan, kadang-kadang Violette bisa menjadi menyebalkan dengan drama recehannya. "Kepalamu terbentur di arena tes, tahu?" ujar Light sementara Violette tampak mengingat-ingat kejadian tersebut.
Violette berdecak lalu merubah posisinya menjadi duduk. Ia menatap Light kesal. "Akademi, Arena tes. Kau ini bicara apa?" tanya Violette membuat Light merasa langsung tertimpa langit. Light berusaha berpikir positif, tapi perkataan Violette sudah jelas.
Sampai akhirnya ia mengucapkan hal yang gila, "Hei, kau tahu? Aku tidak sengaja merusak Pinmu," ujar Light berusaha melihat reaksi Violette.
Ia tahu betapa adiknya itu sangat tidak suka barang-barangnya disentuh apalagi dirusak. Dan sebenarnya Pin yang Light maksud tentu saja adalah Pin tanda posisinya sebagai seorang peretas.
"Pin yang mana?! Yang ibu berikan saat ulang tahunku?!" tanya Violette geram. Itu salah satu Pin kesayangannya. Tapi semenjak ia mendapatkan Pin peretasnya, ia juga menjadikan Pin itu sebagai favoritnya.
Detik itu Light tahu, Violette sama sekali tidak sedang bersandiwara. Karena gadis itu hanya menyebutkan Pin kesayangan lamanya.
"Violette, ayolah!" ujar Light sementara Violette hanya menatapnya bingung sekaligus kesal.
Pintu ruang kesehatan akademi terdengar terbuka sampai akhirnya terlihat beberapa remaja datang menyingkirkan tirai yang menghalangi ranjang Violette. Stella yang ada disana langsung memeluk Violette senang.
"Ah! Violette sudah sadar. Kau membuatku khawatir!" gerutu Stella cemberut lalu melepaskan pelukannya. Violette hanya diam menatap mereka satu per satu dengan tatapan seperti berusaha memikirkan siapa mereka sebenarnya.
"Bagaimana keadaanmu?" tanya Vale mendekati Violette. Violette langsung menatap Light horror begitu menyadari ada sesuatu yang salah disini. Gadis itu tidak akan menyangkal jika ada yang bilang ia melupakan sebagian kenangannya. Karena kenyataannya sudah jelas didepan mata.

KAMU SEDANG MEMBACA
Little Agent
Science FictionBerawal dari ayahku yang memasukkan ku ke sekolah khusus yang mengajarkan murid nya untuk menjadi seorang agent. Mendapatkan misi pertamaku yang tergolong ringan. Sampai suatu saat krisis melanda karena sebuah organisasi gelap melancarkan aksi Biot...