Test Upgrade *8

41K 4.1K 121
                                        

Setelah pembagian nomor ujian tadi, murid-murid kelas satu mulai dipersilahkan masuk kedalam ruang ujian sesuai nomor masing-masing. Ada sekitar 10 ruangan yang digunakan untuk ujian tulis kali ini dan setiap kelas di isi oleh 10 murid atau lebih. Tidak ada guru atau pengawas dalam ujian itu, hanya CCTV yang aktif dan terus memantau mereka semua disetiap detik nya.

Vale mendapatkan nomor ujian acak, room 3 dengan nomor ujian 27 sesuai jumlah peserta ujian yaitu 120 hanya untuk kelas satu saja. Karena ini bukanlah ujian resmi maka nomor peserta yang tersedia pula hanya 1-120.
Sedangkan disisi lain, tampak para orang-orang penting Fire Wings Academy telah duduk didepan monitor yang menampilkan keadaan setiap ruang kelas dari CCTV. Light mulai menyampaikan pesan lewat Mic kecil didepan mejanya.

"Silahkan mengisi username dan finger print di komputer terlebih dahulu. Jangan ada yang mengerjakan soal tanpa aba-aba dariku."

Suara nya terdengar disetiap ruang ujian berkat speaker yang terpasang disetiap sudut atap kelas. Semua murid langsung mengetik username dan menempelkan ibu jari mereka pada layar didepan mereka tanpa berkata apa-apa setelah itu hening kembali. Tidak ada yang berbicara. Wajah murid-murid disana tampak gugup. Vale yang berada di ruang 3 dan terpisah dari teman-teman nya tampak menghela napas berulang kali.

Semoga soal-soal nya tidak susah. Doa nya dalam hati.

"Waktu kalian 90 menit untuk menyelesaikan semua soal."

Ketika semua monitor mulai menampilkan murid-murid yang diam tanpa mengutak-atik kembali komputer mereka, Light langsung memberi aba-aba.

"Ujian tulis kenaikan kelas Fire Wings Academy dimulai dari.."

Vale menelan ludahnya kasar dan menatap lekat-lekat pada komputer touch screen didepan nya. Tangannya saling bertautan dan meremasnya pelan.

"Sekarang!"

Semua murid mulai memainkan jari mereka di layar komputer dan mengerjakan soal dengan serius. Light kembali menyandarkan punggungnya pada kursi sambil menghela napas.

"Kau yakin memberi mereka soal seperti itu?" tanya Carl tak percaya. Sudah dari kemarin ia menanyakan Light dan pihak yang membuat soal ujian kali ini. Light yang mendengarkan itu hanya tersenyum tipis tanpa mengalihkan pandangan nya dari monitor yang menampilkan ruang 5 dimana ada Violette dan Alice disana dengan jarak yang cukup dekat membuatnya semakin mudah memantau kedua gadis itu.

"Tidak ada yang tidak akan lulus, hanya nilai yang rendah. Lagipula aku percaya pada adik kelas tahun ini." ujarnya dengan sedikit bangga sambil terus memperhatikan Alice yang tampak terus mengetik di layar komputer dengan wajah datar dan adiknya Violette yang tampak sesekali memasang wajah berpikir lalu kembali mengetik. Jean? Dia berada di ruang 2 bersama Stella. Kasihan sekali Vale.

Sementara Rane hanya menatap datar kearah monitor yang menampilkan ruang 3 sambil memainkan revolver untuk latihan di tangannya dengan bosan. Beberapa guru yang turut ikut mengawasi bersama kepala sekolah berada diruang CCTV yang lain, sesekali mencatat sesuatu di kertas beralas papan di tangan mereka lalu kembali menatap monitor-monitor didepan mereka.

"Hans, apa sudah ada laporan lain dari pemerintah tentang pengeboman dan virus itu?" tanya Light

"Aku baru saja menerima laporan pagi ini, ada kemungkinan pelaku adalah kelompok buronan, namun belum bisa dipastikan. Sementara motif dibalik serangan tersebut masih belum diketahui." jawab seorang lelaki dengan Pin berwarna biru tua dan merah, sepertinya dia ahli teknologi, mesin, atau semacamnya. Sebuah alat komunikasi terpasang ditelinga kanan nya sementara tangan nya tampak sibuk memainkan tablet ditangan nya dengan serius.

Little AgentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang