Bertepatan dengan Alice yang mengunci gerakan Violette ke meja hingga membuat pipinya menempel di sana, seseorang masuk ke dapur dan bergeming. Memperhatikan pecahan gelas putih dengan sedikit darah di lantai, pisau dapur yang tergeletak di sana, meja makan yang sudah miring sana-sini, dan Alice yang mengunci Violette dan menekan leher belakangnya. Tatapan mereka bertemu dan itu berhasil membuat Alice refleks melepaskan kunciannya walau sudah ketahuan.
Violette tiba-tiba menangis sambil memegangi dahinya, ia terduduk di lantai.
"Ini tidak seperti yang kau lihat," ucap Alice buru-buru dan nyaris gelagapan mendapati orang tersebut menatapnya tak percaya di ambang pintu, terlihat ... agak syok.
"Apa yang ..." Light menoleh pada Violette yang menangis memegangi dahinya yang berdarah juga melepuh. Ia menghampiri Violette buru-buru setelah meletakkan empat kantong belanjanya ke meja, tangannya memeriksa dahi Violette. "Kenapa ini?"
"Light...!" Violette menangis keras di lengannya. Light mengelus punggungnya dan menatap Alice seolah meminta penjelasan walau telah memikirkan apa yang telah memang benar-benar terjadi di antara keduanya. Apalagi mengingat Alice seorang self-defense, sangat mudah baginya untuk menjatuhkan murid yang bidangnya bukan beladiri.
Alice menahan diri dan menatap ke arah Violette yang menangis dan dipeluk oleh sang kakak. Jelas ia tahu betul Violette berakting karena sebelum Light datang, ia sama sekali tidak menangis tepat ketika Alice melemparkan mug panasnya ke kepala gadis bersurai gelap itu dan menguncinya di meja.
Detik itu ia tahu, salah paham akan terjadi, terutama ketika beberapa murid lain langsung datang ke dapur dengan berbagai ekspresi akibat suara pecahan dan tangisan.
*
"Kau sungguh menyerang Violette?"
"Aku tidak menyerang Violette--" karena memang tidak seperti itu!
"Tapi rekaman CCTV dan barang bukti sudah jelas!" potong Light cepat. Giginya bergemelatuk menahan luapan emosinya, walau di sisi lain ia juga merasa sulit untuk marah. Tapi penyerangan Alice pada Violette ini sudah kelewatan. Lagipula ia menggunakan mug panas sebagai senjata dan ini terlihat jelas bukan sebuah duel latihan. Lagipula siapa yang mau melakukan duel di dapur.
"Ya! Memang. Dan seharusnya kau juga lihat sendiri bagaimana dia mengarahkan pisaunya padaku!" jelas Alice tak kalah kesalnya. Waktu itu Light langsung membawa Violette ke Pusat Kesehatan kemudian meminta Alice menemuinya empat mata di gedung utama, Ruang CCTV, murid-murid lain yang menjadi saksi diminta untuk tutup mulut sejenak karena Light tidak ingin hal ini tersebar cepat dan menimbulkan banyak kesalahpahaman sebelum mengetahui yang sebenarnya, apalagi masalah ini melibatkan adiknya dan salah satu anggota tim kepercayaannya, Alice.
Tentu saja ia tidak mau menuduh Alice karena mengingat sikap loyalnya pada tim selama ini, tapi CCTV benar-benar membuktikan apa yang pertama kali ia pikirkan begitu masuk ke dapur untuk sekedar menyusul Violette, sekaligus berniat mengantar sebagian bahan makanan titipan robot pembantu tadi sebelum ia pergi belanja.
Iris hijau koral dan cokelat terang itu beradu sengit. Bukannya Alice tidak mau disalahkan dan ingin Light memandang buruk adiknya sendiri, tapi di saat tidak ada satupun orang yang mampu membela walau benar, ia hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri walau tidak punya bukti. Dan Light sendiri juga yakin, tipe perempuan seperti Alice jarang semarah ini kecuali mungkin di saat tertentu.
"Violette bahkan tidak sempat melakukan apapun, kau langsung melemparinya," balas Light.
"Lalu apa? Kau ingin aku menunggunya untuk menikamku?" tanya Alice balik di tingkatan emosi yang sama dengan lelaki di depannya. Light kehabisan kata-kata lagi, bagaimanapun ia sendiri juga melihat di CCTV Violette hendak menerjang Alice dengan pisau dapur, jelas otaknya sendiri juga menganggap itu hal yang salah. Di sisi lain juga ia tentu merasa bingung kenapa adiknya melakukan itu, setahunya Alice dan Violette berteman baik. Kalaupun mereka bertengkar, Light yakin baik Violette maupun Alice tidak mungkin bertindak sejauh itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Little Agent
Science FictionBerawal dari ayahku yang memasukkan ku ke sekolah khusus yang mengajarkan murid nya untuk menjadi seorang agent. Mendapatkan misi pertamaku yang tergolong ringan. Sampai suatu saat krisis melanda karena sebuah organisasi gelap melancarkan aksi Biot...