Painful View *61

15.5K 2K 85
                                        

"Aku duluan. Kau tidak apa-apa ke lantai 25 sendirian, 'kan?" Aku menoleh ke arah Violette, menatap kakinya sebelum benar-benar pergi keluar dari elevator, ini sudah di lantai 30. Lukanya sudah ditutup plester penyembuh sana-sini dan penetral rasa sakit, kebetulan tadi kami menemukan P3K di laci ruangan lain sebelum meninggalkan lantai 50. Aku juga membawa satu botol kecil penetral sakit dan stabilizer, menurutku aku tidak terlalu membutuhkan plester penyembuh karena sejauh ini luka yang kudapat hanya lecet dan goresan dalam yang tidak ada artinya, selain itu ruang di saku dan belt ini sudah penuh.

Tentu bukan karena barangku yang terlalu banyak, kapasitasnya saja yang terlalu sedikit. Aku rasa, mereka menggunakan garter belt hanya untuk fashion.

"Kau bertanya seolah aku ini anak kecil. Tentu saja tidak apa-apa." Violette memutar bola matanya malas, aku menatapnya datar. Siapa tadi yang paling manja untuk dipapah? Siapa tadi memangnya yang baru belajar berjalan? Oh, anak ibu sudah besar.

"Kau sudah ingat semuanya, 'kan? Apa yang kau pelajari di akademi sebelum hilang ingatan?" tanyaku skeptis. Maksudku bertanya hanya karena takut Violette melupakan sedikit skill retasnya dan kemampuan menembaknya yang--jujur ... agak payah, itu tentunya akan berpengaruh pada keselamatannya begitu akan masuk ke Ruang Keamanan. Omong-omong Violette tahu letak Ruang Keamanan karena sempat menguping pembicaraan dua eksekutor Black Eagle yang menjaganya ketika ia baru saja sadar dari pingsannya.

"Hei, anak sniper. Kau kerjakan saja tugasmu mencari amunisi dan matikan listrik di sini, aku sebagai tukang retas amatiran juga akan mengerjakan tugasku sendiri," balas Violette datar, namun terdengar merasa tersindir. "Ingat tidak ingat, aku tetaplah bisa menggunakan pistol ataupun melakukan hacking, sebelum masuk akademi aku sudah bisa melakukannya. Walau bagian menembak agak payah, lagipula bukan bidangku." Violette membalas panjang lebar namun tidak sesuai topik.

Tatapanku makin datar sekaligus remeh. "Jadi intinya kau sudah ingat atau belum?"

Violette mendesis jengkel dan memelototiku. "Iya, sudah! Cepat keluar sana! Waktumu untuk ke lantai 20 sisa 7 menit!"

Aku menepuk dahi dan langsung berlari keluar dari elevator bertepatan dengan Violette yang dengan enaknya langsung menekan lantai 25, membuatku nyaris terhimpit pintu yang akan tertutup kembali. Uhh, apa tadi? Oh, ruang listrik dan gudang senjata. Semua amunisi sisa yang tersimpan sudah kuberikan pada Violette tadi, dia yang akan paling membutuhkan banyak peluru untuk melumpuhkan para penjaga di sekitar Ruang Keamanan nantinya. Aku juga memberikan satu bius padanya dan aku sekarang juga hanya punya satu--tambah lima peluru, satu tabung kecil stabilizer dan penetral sakit, hanya itu yang aku punya sekarang.

Sebelum mematikan listrik, mungkin aku lebih baik mencari gudang senjata secepatnya. Lagipula seingatku Ethan tadi bilang efek biusnya mungkin hampir satu jam--atau entahlah, aku hanya bisa berharap tidak ada yang masuk ke lab sekarang dan menyadari hilangnya Q-1, pingsannya dua ilmuwan di lab, apalagi menunggui Antivirus di sana sekarang.

Mataku menangkap seseorang yang berjalan ke arah berlawanan denganku, dari gaya pakaiannya dia pasti eksekutor. Aku segera berbalik dan memanggilnya.

"Hei!" Aku berlari kecil menghampirinya, gadis tersebut menatapku datar dari atas ke bawah. "Kau tidak mau ke gudang senjata? Di lantai dasar sedang terjadi penyerangan," jelasku, dan entah kenapa tatapannya langsung berubah aneh padaku. Apa aku mengucapkan sesuatu yang salah? Atau terlalu mencurigakan?

"Justru seharusnya aku yang bertanya begitu. Apa yang kau lakukan ke arah sana? Gudang senjata ke arah sini," balasnya sambil lanjut berjalan dengan langkah lebar. Aku mengutuk diri dalam hati kemudian berlari kecil menyusulnya. Baru saja ingin buka suara di tengah kecanggungan kami, ia segera memotong saat aku baru saja menarik napas dan buka mulut,

Little AgentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang