Sebenarnya dari pada memikirkan di mana dirinya sekarang, gadis itu lebih peduli dengan pertanyaan bagaimana dan apa yang terjadi. Sempat terkesiap beberapa detik, dalam hati Alice bertanya-tanya di mana senjata, rompi anti peluru, perlengkapan, dan sarung tangan hitam yang sudah tidak membungkus kedua tangannya.
Bangkit dari posisi baringnya, matanya meneliti sekitar dengan waswas. Merasakan kedua pergelangannya yang menegang tertarik ke belakang begitu maju sekitar tiga langkah, Alice baru menyadari tangannya tengah dirantai pada pilar hingga pergerakannya terbatas.
"Tch, sial," umpatnya kecil.
"Wah ... Wah ... ternyata kau bisa mengumpat, ya? Akhirnya kau mulai bangun juga. Selamat datang!"
Gadis itu hanya mampu bergerak dalam area yang dapat dijangkau oleh cahaya minim lampu di tengah-tengah ruangan, sedangkan sekitarnya sangat gelap sampai Alice harus memicingkan mata ke sana-sini untuk berusaha melihat. Alice tidak yakin, namun sesuatu di balik kegelapan ujung ruangan bagian atas tampak seperti sebuah cermin yang cukup lebar dan memanjang.
Kalau bukan kamera, Alice yakin seseorang atau siapapun itu memperhatikannya dari cermin dua arah di baliknya.
"Apa ini?" tanya Alice menggema sambil menunjukkan kedua tangannya yang dirantai.
"Oh, itu? Kau sudah tertangkap." Suara yang tidak ia ketahui asalnya dari mana tersebut terkekeh sejenak. "Artinya harus mengikuti permainan kami. Bukankah kau seharusnya terharu karena kami telah menyiapkan ini semua jauh-jauh hari demi penyambutan kalian?"
Alice tergelak samar. Bukankah itu berarti ... jika Black Eagle menyediakan sesuatu untuk mereka, pastilah penyerangan dadakan ini juga agak percuma karena telah tertebak. Mengepalkan kedua telapak tangannya yang entah sejak kapan berkeringat, Alice berusaha mengubur keingintahuannya akan kondisi teman-temannya yang mungkin juga telah ditangkap.Sayang lidahnya terlalu gatal untuk mengeluarkan banyak pertanyaan.
"Mana yang lain?" Jelas nada bertanya Alice terdengar jauh berbeda dari yang biasanya.
"Kalau kau saja yang tadinya dalam keadaan rombongan dan tiba-tiba di sini sendiri, menurutmu bagaimana dengan yang lain?"
Alice mengeratkan pegangannya pada rantai dan mengalihkan wajah. Sudah jelas maksudnya ia dan teman-temannya senasib.
"Dan, oh! Kami mengetahui fakta yang ... Ah, bagaimana menjelaskannya?! Ini benar-benar mengejutkan! Kami melakukan satu tes padamu dan BUM! Hasilnya positif!"
"Apa maksudmu?" Kali ini nada bertanyanya terdengar ribuan kali lebih tidak ramah dari biasanya.
"Oh, tenanglah. Bukan 'itu' maksudnya. Lagi pula aku yakin murid-murid Fire Wings itu anak-anak baik dan tidak mungkin tercemar pergaulan buruk. Iya, 'kan?"
"Jangan basa-basi," balas Alice.
Suara tersebut terdengar menghela napas panjang. "Kau ini benar-benar dingin dan tidak asik. Tidak heran hasilnya positif. Omong-omong, selamat datang dalam permainan!"
Permainan? Itu yang Black Eagle siapkan untuknya? Alice mengangkat sebelah alis.
Lantai di depannya berdesing dan bergeser ke samping. Sebuah meja dengan bagian kakinya yang terlipat muncul menggantikan dengan gerakan lambat, Alice hanya mematung melihatnya.
Lalu berbagai instruksi dari suara tersebut didengarkan Alice bersamaan dengan meja tersebut yang bagian permukaannya terbuka dengan sendirinya begitu telah berdiri sempurna di hadapannya.
"Setelah observasi kecil-kecilan yang dilakukan oleh salah satu hacker terpercaya Black Eagle begitu hasil tesnya membuat kami heboh, kami jadi tertarik untuk meletakkanmu di bagian permainan yang ini."
![](https://img.wattpad.com/cover/117847963-288-k324761.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Agent
Science FictionBerawal dari ayahku yang memasukkan ku ke sekolah khusus yang mengajarkan murid nya untuk menjadi seorang agent. Mendapatkan misi pertamaku yang tergolong ringan. Sampai suatu saat krisis melanda karena sebuah organisasi gelap melancarkan aksi Biot...