Attentive *60

15.2K 2K 64
                                    

"Biarkan mereka masuk perlahan ke mansion, mereka punya robot pemindai. Jaga bagian penting di lantai dasar dengan ketat dan abaikan jalur menuju arena permainannya agar mereka terjebak. Jangan sampai ada yang berhasil naik lebih dari lantai 5. Bawa Aley ke Auditorium segera." Aaron menatap datar pada layar transparan melayang di depannya kemudian menggeram dengan gigi bergemelatuk.

"Vale..." Iris gelapnya terarah pada hologram smartwatch yang menampilkan berbagai pesan masuk dari teman-temannya yang belum juga menemukan Vale namun berhasil mendapatkan sedikit jejaknya. Ditatapnya dingin kapsul pembeku sang Ayah kemudian kalung palsu Antivirus Vale di mejanya.

"Kau akan muncul di bagian akhir nanti," gumamnya. Pikirannya jadi agak terbebani mengingat banyaknya kejadian merepotkan yang terjadi pada satu waktu. Penyerangan mansion yang waktu perkiraan mereka agak meleset, kaburnya Vale dan 'Yang Terpilih' entah dimana, dan batas waktu maksimal untuk seseorang yang terinfeksi dibekukan. Jika sang Ayah, Adams Graynton, tidak segera diberi Antivirus dua hari lagi, maka sesuai ucapan para ilmuwan Black Eagle; terlalu lama dibekukan maka tubuh akan mati membeku bersama virus X di tubuh.

Lalu memikirkan bagian murid-murid Fire Wings... Vale, 'Yang Terpilih', dan penyerangan ini...

Aaron tergelak kecil. Semuanya terjadi bersamaan, mereka seolah telah bekerja sama sebelumnya, termasuk Vale. Itu membuatnya berpikir jika penculikan Vale telah menjadi bagian dari rencana Fire Wings sebagai umpan agar lokasi mereka bocor dan Black Eagle bisa segera tertangkap. Semuanya ... Semua murid Fire Wings melakukannya di waktu yang sama, kecuali...

"Chris, coba periksa sandera murid Fire Wings yang diculik baru-baru ini di lantai 50."

*

Kedelapan murid Fire Wings di tim ketiga spontan mengambil napas dan seperkian detik setelahnya air masuk ke jalur kapsul mereka, memenuhi sampai tinggi sebatas pulau. Suara air yang telah menenggalamkan mereka terasa samar akibat indera pendengaran yang tiba-tiba terasa tersumbat dan teredam air laut yang beku. Beberapa detik setelah tenggelam, dinding kapsul semakin retak parah di sisi mereka. Semuanya buru-buru menyelam naik tanpa alat bantu pernapasan kali ini, berusaha melawan rasa menusuk yang menyerang setelah baru saja selamat dari rasa air beku beberapa detik yang lalu.

"Tim ketiga? Tim ketiga? Light?!" Suara Kapten Grand menyahut keras di telinga mereka.

"Kapsulnya hancur dan air masuk memenuhi jalurnya. Mereka belum sampai ke ujung sampai sekarang," sahut salah seorang agen tim ketiga yang telah melewati jalur kapsul duluan dengan selamat.

"Kami akan segera sampai!" Ingin sekali Light meneriakkan itu jika tidak ingat ia harus terus menutup mulut untuk menghemat sisa oksigen di saluran pernapasannya, tambah lagi ia yang berada di paling belakang dan mulai merasa tidak sanggup lagi untuk menggerakkan kaki serta tangannya. Hipotermia? Light sama sekali tidak mengharapkan itu dan berusaha memotivasi dirinya sendiri agar tetap berenang menyusul teman-temannya yang lain.

"Tim ketiga?! Tim Light?! Gawat... Tim ketiga yang telah berada di ujung kapsul, segera bantu tarik mereka naik! Mereka pasti tenggelam."

Tangannya segera menekan tombol kecil di pinggiran smartwatch yang Alice berikan tadi, kalau saja ia tidak membeku, sudah pasti Light akan tersentak begitu merasakan jarum tiba-tiba menusuk bagian dalam lengannya dan menyuntikkan stabilizer. Sementara itu napasnya terasa semakin tipis dan Light mati-matian menahan diri agar tidak menarik napas saat ini. Mereka hanya sempat menarik napas sekilas, air datang jauh lebih cepat dari tarikan napas untuk memenuhi kapasitas paru-paru.

"Teman-teman, berhenti memanggil mereka dulu. Semuanya pasti sedang berusaha melakukan sesuatu di sana." Frank terdengar menegur beberapa murid yang tidak henti-hentinya memanggil nama teman-teman mereka yang berada di tim ketiga. Bantuan akhirnya muncul, sebuah tali yang terbuat dari logam tertembak ke bagian atas kapsul hingga ke ujung belakang Light. Tali tersebut berasal dari ujung jalur yang masih belum terlihat jelas di bagian atas depan, kedelapan murid beserta Eve di sana langsung menyelam naik dan memeluk erat tali tersebut. Light yang berada di paling belakang menarik-narik bagian ujung untuk memberi kode jika semuanya telah memegangi talinya, mulutnya tidak sengaja terbuka sedikit dan tidak ada lagi oksigen yang tersisa di mulutnya sebagai cadangan. Lelaki tersebut memejamkan mata dengan erat agar tenang dan tidak memikirkan soal pernapasannya.

Little AgentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang