"Aku baru bisa menyusul ke lantai 5 setelah mendapati lokasi Rane! Ini hanya karena kebetulan posisiku sedang aman dan menguntungkan hingga bisa mengawasi sebagian dari kalian. Mana tim ketiga yang kalian bilang akan menyusup?!"
Suara gerutuan Violette terdengar setelah aku menanyakan keberadaannya begitu baru saja sampai dengan setengah mati di tangga darurat lantai 7. Terbatuk lagi berkali-kali, perutku terasa ditekan masuk hingga hampir kehabisan napas.
Darah lagi...
Aku menelengkan kepala dan sengaja mengusap mulutku ke bagian bahu baju.
"Apa? Bukankah seharusnya mereka sudah menyusul kalian? Kami hilang komuikasi dengan tim ketiga yang sudah sempat masuk."
"Itu berarti terjadi sesuatu pada mereka! Sudah jelas!" Violette terdengar marah, aku rasa itu juga karena setelah mengetahui jika Light seharusnya berada di tim ketiga sesuai ucapan yang di lain tadi.
"Ugh ... Teman-teman..." Aku menahan perutku dan berpegangan pada pinggiran tangga kuat-kuat begitu hampir ambruk, senterku menggelinding jatuh ke tangga bawah begitu saja. As... taga, sakit sekali. Terutama bagian dada kiriku dan aku sulit bernapas. Aku memberi kode lewat lambaian pada Violette karena mulai kesulitan untuk berbicara.
"Hei, tim kedua di tangga darurat. Susul Vale ke tangga lantai 6 cepat! Astaga, Vale! Sebenarnya kau kenapa?"
Pandanganku terasa berkunang-kunang dan pusing, aku duduk di tangga depan pintu darurat sambil memeluk Antivirus dengan tangan kiriku yang mulai lemah. Aku menggeleng kecil walau tidak mengetahui di sudut mana jelasnya CCTV di sini sampai Violette bisa melihatku.
"Lantai 6 sulit dijangkau dengan tangga darurat karena aksesnya diblokir dan dihalangi. Kami harus masuk langsung lewat lantai 6 jika begitu, dan mungkin butuh waktu agak lama karena banyak yang berjaga di sana. Tunggu kami!"
Aku menghela pelan dengan berat, meratapi tabung Antivirus di tanganku sambil menyimak percakapan yang terdengar di telinga kananku. Kepalaku kusenderkan ke tembok, kedua tangan dan gaun pasien yang kuganti saat di lab tadi sudah dilumuri darah kering. Aku mengusap asal dengan lemah bagian bawah hidungku begitu merasakan darah kembali mengalir lambat, sudah tidak sebanyak tadi, tapi aku seperti sedang mandi darah.
"Ini Omega A-1 di tim pertama. Kau sudah melihat Rane?"
Ini suara ... kapten tim Omega, aku lupa namanya.
Aku memejamkan mata, menerka-nerka dalam hati di mana sebenarnya keberadaan si Kapten Alpha yang sejak tadi kami cari-cari. Katanya sulit dilacak karena Rane hilang komunikasi, jauh sebelum ketiga tim datang untuk menolong.
Dan ... ya. Dia 'Yang Terpilih', bukan Xander. Aku memejamkan mata lelah, mengatur napas agar teratur.
Mengejutkan.
"Entahlah, selama beberapa menit ke depan, selalu saja ada CCTV yang rusak tiba-tiba dan gambarnya hilang. Di area lantai 20-an ke atas dan area bawah sekitarnya. Apa ini ulah tim kedua?"
Entahlah ... Aku sedang tidak bisa berpikir dalam sekarang, kepalaku benar-benar pusing.
"Tidak, kami bahkan baru bisa sampai di lantai 5 sekarang. Bagaimana keadaan Valerie sekarang? Kau baik-baik saja? Mereka melakukan sesuatu yang buruk padamu?"
Hm, buruk. Aku terluka dari dalam.
"Terjadi sesuatu pada Vale, dia sedang tidak bisa menjawab. Tapi tenang saja, dia terus mendengarkan kita di sana."
Sesuatu yang buruk ini...
"Bertahanlah! Sebagian dari tim kedua mulai menyusul ke sana, tangga darurat lantai 6!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Agent
Science-FictionBerawal dari ayahku yang memasukkan ku ke sekolah khusus yang mengajarkan murid nya untuk menjadi seorang agent. Mendapatkan misi pertamaku yang tergolong ringan. Sampai suatu saat krisis melanda karena sebuah organisasi gelap melancarkan aksi Biot...