Epilog

23.7K 2.4K 399
                                    

"Aku salah satu murid Fire Wings sekaligus ... korban infeksi yang berhasil diselamatkan pertama kali. Terlalu banyak hal yang tidak bisa kusampaikan dalam waktu satu menit, aku juga tidak terlalu pandai berbicara. Lagipula aku yakin seluruh dunia juga sudah mengetahui tentang insiden akhir tahun baru-baru ini dari berbagai media walaupun pihak bersangkutan tidak memberi konfirmasi langsung secara rinci.

Sejak insiden malam itu, semua murid Fire Wings yang turun ke dalam misi, dirawat di Pusat Rehabilitasi untuk 3 minggu hanya untuk memastikan tidak adanya syok atau trauma yang membekas. Aku tidak bisa buka mulut mengenai korban, ini masih sesuatu yang abu-abu.

Keadaan semua murid semakin membaik dari hari ke hari, kuharap semua korban infeksi virus juga telah menerima penanganan yang baik dari pemerintah. Untuk saat ini, masih tersisa sekitar sepuluh hari lagi perawatan intensif kami. Tapi ketika rekaman ini dipublikasikan, mungkin semua murid telah selesai dirawat dan kembali ke rumah masing-masing." 

Jeda beberapa detik, gadis dalam video tersebut tersenyum tipis.

"Kurasa hanya itu untuk saat ini. Aku Alpha A-10, salam dari Fire Wings New York."

Setelah menonton video yang dikirim oleh pihak Fire Wings tersebut, iris cokelatnya beralih menatap pesan yang tertera di bagian bawahnya.

Fire Wings Academy New York:

Ini hasil rekaman pesan video yang dilakukan setiap murid di Pusat Rehabilitasi tiga hari yang lalu. Untuk videomu (Vale), jika berkenan kami ingin mempublikasikannya bersama beberapa video pilihan lainnya.

Tidak berniat untuk langsung membalasnya, Vale menyimpan ponselnya dalam mantel dan mengambil sepucuk surat yang ia tulis sejak kemarin malam, membacanya dalam diam. Tidak memedulikan peringatan "Danger Cliff" yang terpasang beberapa meter di bekakangnya, gadis itu melompati pagar pembatas dan berjalan perlahan sampai akhirnya memilih duduk di dahan pohon terbesar yang berada di tebing pantai. 

12 Januari, 2112.

Tidak ada yang tahu aku menulis surat ini, tidak ada yang tahu juga aku sedang berada di atas tebing pantai hanya untuk mengirim pesan ini pada kalian, aku benar-benar berharap kalian mendengar isinya.

Malam itu adalah malam terburuk bagi kedua pihak, Fire Wings dan Black Eagle. Aku benci mengingatnya, benar-benar memilukan dan meninggalkan trauma tersendiri, mungkin bukan hanya bagiku, tapi yang lain juga. 

Aku hanya ingin mengatakan, kalian semua yang rela mengorbankan diri di malam itu benar-benar pahlawan dan tidak ada yang bisa kami semua lakukan untuk membalasnya sampai kapanpun.

Dan, Rane...

Menurutku kau bukan kapten tim yang buruk, aku menyaksikannya sendiri. Kau melakukan semuanya dengan caramu tanpa sepengetahuan orang lain, aku mungkin tidak akan pernah tahu apa yang sebenarnya telah kau lakukan untuk orang-orang di sekitarmu selama ini.

Kau sudah terlalu banyak mengorbankan diri, baik ketika menjadi Kapten Alpha, Yang Terpilih, maupun ketika momen terakhirmu malam itu. Aku menyesal selama ini tidak memandangmu sebagai pemimpin ataupun menghargai apa yang telah kau lakukan untuk orang lain.

Aku yang selamat bersama yang lain itu benar-benar di luar dugaan. Karena itu, aku akan dengan senang hati menggantikanmu untuk memenuhi keinginan terakhirmu waktu itu.

Kukira hanya ini yang bisa kulakukan untukmu. Sekali lagi, maaf dan terima kasih.

Rahang Vale mengeras saat membaca bagian akhir, matanya yang berkaca-kaca perlahan segera ia tutupi dengan berkedip beberapa kali. Segera ia mengikat surat tersebut pada bagian bawah lampion yang masih terikat, belum diterbangkan. Setelah surat untuk bagian pihak Fire Wings, dirogohnya lagi sebuah surat yang tak lupa ia tulis untuk pihak Black Eagle.

Little AgentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang