Perasaan yang Terbalaskan

363 33 0
                                    

"Jangan ngelamunin gue aja, gue tau lo kangen sama gue ya kan udah lah jujur aja. " Sahut cowok yang berada di samping Sifa

"Ge-eer. " Jawab Sifa tanpa menoleh

"Serius lo gak kangen sama gue?"

"Ngak. "

"Oh jadi lo gak kangen sama gue. "Jawab Cowok itu mengoda

"Bawel, gue gak kangen sama lo ngapain juga setiap hari ketemu.. Katanya lo sakit tapi banyak omong. Mending lo di kelas tidur lo gak denger ini udah masuk. " Balas Sifa tanpa menoleh

"Gue bukan orang yang lo maksud? "

Deng

Sifa terdiam, sedangkan suara yang menyapanya hilang, ia sepertinya udah beranjak pergi meninggalkan Sifa yang masih terdiam mematung di depan pintu. Lantas Sifa langsung membalikan badannya, mata Sifa bertemu dengan sosok yang pernah hilang di kehidupannya, sosok itu ialah Fahri.

Berati tadi, itu ka Fahri bukan. Farel kenapa gue mikirin Farel sih sampe gue gak tau suara Fahri. Maafin gue ka. Batin Sifa

"Ka tar dulu plasea dengerin gue dulu, maksud gue tadi. Gue kira lo it.. ---"

"Farel, iya gue udah tau ko maksud lo, jadi gak perlu di jelasin lagi kan. "Jawab Fahri tanpa memperdulikan Sifa ia beranjak pergi tetapi tidak berhasil karena Sifa memeluk Fahri.

"Ka, lo tau semenjak lo gak ada di sekolah gue selalu nyarin lo, seterah lo mau percaya atau nggak, dan gue senang lo ada di sini, gue gak mau kehilangan lo. Gue selalu liat langit dan bintang setiap malam. Gue mohon sama mereka jaga Fahri dari gue. Dan gue mohon Fahri ada di sini. Sekarang permohonan gue udah di kabulkan oleh sahabat gue. Dan gue mohon sama lo, jangan pergi ketika gue berusaha buat lo tau perasaan gue. "Ujar Sifa panjang lebar, ia menangis di pelukan Fahri, Fahri dengan sigap memeluk erat Sifa

"Gue ngerti ko, aduh jadi basah kan baju gue. "Lirih Fahri mengalihan suasana yang sedih buat Sifa hanya ini yang ia bisa katakan

"Lo gak bisa liat gue sedih dikit deh. Lo malah kaya gitu. "Jawab Sifa sambil menunduk dan melepaskan pelukan Fahri

Fahri tersenyum dan tangannya meraih puncak kepala Sifa dan menciumnya. "Gue bercanda adik kelas ku tersayang, gue sayang lo. Gue cinta sama lo sebenarnya gue juga gak mau jauh dari lo setiap malam gue juga tatap langit dan bintang setiap malam pun gue selalu begitu sampai gue di marahin bonyok gue gara gara gue mikirin lo, dan sekarang lo di sini. Gue gak bakalan ngelepasin gitu aja. " Ujar Fahri lembut sembari mengecup kening Sifa

Terimakasih Tuhan karena mu perasaanku terbalaskan.

****

Waktu berganti waktu, dan detik yang selalu menemani hingga jam pulang sekolah tiba, seluruh siswa/i berhamburan keluar melewati lorong koridor yang ramai, begitu dengan Sifa ia saat ini sedang berjalan di koridor dengan menggunkan handset di telinga. Ia berjalan dengan santai hingga handphonenya berbunyi membuat langkah Sifa terhenti sejenak.

Ting

Fahri : Lo di mana kambing, gue di kelas lo .

Mampus gue lupa. Batin Sifa

Sifa : Gue di bawah tepatnya di lapangan, lo liat gue aja cung.

Fahri : Tungguin gue

Sifa : Ya.

****

"Thanks ka udah nganterin gue. "

"Iyaa kambingku. "Ujar Fahri sambil mengacak rambut Sifa

"Lo bisa gak sih gak usah panggil gue kambing, emang gue kambing lo. "Jawab ketus Sifa

Fahri tertawa "iya lo kambing gue. "

Sifa mengela nafas "Seterah lo deh. Balik gih sono. "Usir Sifa

"Nanti gue balik lo kangen. "

"Idih apaan dah. Pede banget. "

"Bener nih. "Goda Fahri

"Ya. "

"Oh yaudah gue balik tapi sebelum itu.. " Potong Fahri sembari mendekati Sifa dan sekarang wajah mereka sangat dekat bisa di bilang beberapa senti jarak mereka .

Fahri mencium kening Sifa. Dan memeluknya dengan erat. "Gue pengen lo tetap jadi kambing gue. Meskipun lo nantinya bakalan memilih perasaan, gue tetap sayang sama lo dan cinta sama lo. Gue pengen lo jadi pacar gue. "

Kata terakhir Fahri membuat Sifa membeku, hatinya senang tetapi satu sisi ia merasa bimbang entah apa yang membuat ia merasa begitu bimbang. Jantung Sifa berdecup kencang hingga air matanya jatuh di kedua pipinya.

"Gak usah sok romatis ." Suara Sifa memecahkan suasana

"Kambing, ngancurin suasana aja lo. "

Sifa tertawa melihat aksi Fahri yang begitu kecewa . Padahal ia sudah berusaha memikirkan hal apa yang membuat suasana menjadi romantis kebayang gak sih deng dengkan Fahri ketika melakukan adegan romantis tetapi hilang sudah akibat aksi konyol Sifa.

"Gue gak bisa ngmong sekarang ka. " Ujar Sifa menunduk

"Gue udah tau jawaban lo, gak apa ko gue ngerti gue bakalan nunggu jawaban lo, dan lo harus camkan gue bakalan perjuangin lo meskipun lo itu punya perasaan ke orang lain. " Nada Fahri lembut sambil mencium kening Sifa

Perjuangin? Punya perasaan ke yang lain? Apa bener gue begitu tapi kalo iya bakalan jadi hal terburuk nantinya. Semoga aja gak terjadi. Batin Sifa terus bertanya

"Jangan ngelamun terus , sana gih masuk."

"Iya, gue masuk dulu. Thanks hati hati ka. " ujar gugup Sifa

Fahri kembali memeluk Sifa ketika ia memasuki pagar rumahnya, Sifa yang mendapatinya tidak siap ia hanya bisa mematung dan tersenyum kearah Fahri. Fahri pergi ketika Sifa udah benar benar masuk ke dalam rumah.

****

Gue senang lo mengatakan perasaan ke gue, gue bodoh ingin rasanya mengucapkan Iya tapi kenapa sulit untuk mengucapkan di depan lo. ~ Sifa Aghta Fauziah

Gue bakalan nunggu lo, meskipun lo bahagia sama teman gue sendiri ~ Fahri Hafiz Fahrizky

Gue sayang lo, bahkan cinta gue gak peduli apa yang gue perjuangin ini jadi buah bibir di sekolah. Karena apa? Karena gue ingin membuktikan bahwa gue tulus cinta sama lo bukan main main. ~ Farel Putra Nataniel

Sergio Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang