Sifa Fauziah Aghta
Hari ini aku berdiri di hadapan seseorang yang aku sayang, sebelum aku di sini tadi aku bertemu dengan seseorang yang aku cintai.
~Seperti orang idiot yang selalu berpura pura tidak tahu dan selalu berkata tidak dengan mereka
****
Lapangan
Matahari tepat di atas kepala gue, sinar matahari yang menusuk kulit terasa sangat panas. Apakah neraka bocor hari ini.
Farel mana? Gak ada di sini yaudah deh bagus . Batin Sifa
"Hai.. Lo Sifa bukan? " sahut salah satu cowok
"Ya. Kenapa? "
"Kenalin gue Abay teman seperjuang basket Farel. "Ujar yang bernama Abay dengan ramah serta di respon dengan Sifa tersenyum
Hmm.. Dehem Farel
"Oke gue cabut, salam kenal Sif. "
"Oke. "
Kenapa lo pergi, gak ada orang apa yang buat gue bisa pergi dari sini.
"Sorry lama, tadi gue abis ganti baju dulu. "
"Gue gak nanya. "
"Ya. Gue ngasih tau cung. "
"Songong banget lo. "
"Bodo wlee. "Ujar Farel sambil menjulurkan lidahnya
"Ngapain gue di suruh ke sini, lo gak liat pada ngeliatin gue sama lo. "
"Gak apa apa kan malah bagus biar semua tau kalo lo milik gue. "
"Ah? Maksudnya? "
"Oke gue mulai. "Farel mengaruk garuk tekukannya yang tidak gatal
"Gue pertama kali kenal sama lo udah mulai ada rasa aneh di pikirin gue, awalnya gue selalu sial ketemu sama lo. Dan sekarang lo jadi orang yang gue pikirin terus. Jujur gue senang lo udah mulai perhatian sama gue waktu gue sakit. Apa gue harus sakit dulu baru lo perhatian ke gue . Tapi itu gak mungkin kan? Dan sekarang gue udah mulai ada rasa ke lo. Soal kemarin gue serius tapi lo abaikan gue begitu aja. Gue pengen lo jadi cewek gue. " Ujar Farel lembut sambil memberikan sebuah bunga yang udah di siapkan sebelumnya di belakang tangan
Ka jujur gue senang dengernya, gue cuman sayang sama lo gak cinta tapi lo terus paksa gue buat gue cinta sama lo.
Sifa terdiam sejenak ia membeku, ia melihat ke bawah seraya melihat sepatu adidas miliknya. Ia tidak tahu harus menjawab iya atau tidak di hadapannya.
"Gue.. "
.
.
.
."Gue gak bisa nerima lo ka. Gue sayang sama lo, gak cinta tapi gue mohon lo selalu ada di samping gue kaya gini, ada saatnya gue bakalan nangis di pundak lo sesuatu saat nanti. Gue gak bermaksud buat ngecewain lo. Gue.. -- Ujar Sifa bergetas sambil menunduk
Farel yang melihatnya langsung sigap memeluk Sifa, Sifa nangis di pelukan Farel. Sifa merasa lega ketika Farel membisikan di telinga Sifa.
"Gue gak masalah dengan jawaban lo, gue bakalan perjuang demi lo. Gue bakalan stay di sini. Gue sayang banget sama lo. Gue gak bakalan ngejauhin lo ko. Lo tenang aja. " Ujar Farel lembut seraya melepaskan pelukannya
"Udah jangan nangis, nih bunganya lo terima. Makasih udah sayang sama gue.. "
Sifa menerima bunganya, dan Farel memeluk Sifa lagi sambil mencium kening Sifa. Suasana menjadi rusuh di koridor melihag aksi mereka berdua. Bagaimana gak rusuh kalo cowok idaman mereka nembak cewek lain.
****
Gue harus tenang, gue gak boleh egois. Gue harus minta maaf sama Putri dan gue harus ketemu sama Fahri. Gue harus memperbaik masalah ini. Gue harus bisa.
Sifa berjalan di koridor sambil membawa bunga yang di berikan Farel tadi. Setelah adegan yang bikin baper siswi SMA Merah Putih.
Farel mengantarkan Sifa ke dalam kelasnya serentak yang di dalam kelas langsung ribut akibat kedatangan mereka sampai ada yang memberi selamat ke mereka.
Berasa pengantin gue
CIEE SIFA SELAMAT.. LO UDAH JADIAN GUE SENANG DEH. Sahut Lia dan Novit
ANJIR ANJIR ANJIR SIFA KEREN LO. Sahut serentak kelas X IPA 1
Dengan kebisingan di kelas membuat Arya tidak tahan mendengarnya. Ia berjalan menuju ke depan yang masih terdapat Farel dan Sifa.
"Ka, jagain Sifa jangan lo kecewain. " Sahut Arya tiba tiba sambil beranjak pergi keluar kelas
Lo kenapa Ar?
"Gue ke kelas dulu.. Nanti pulang bareng sama gue.. Abaikan aja mereka ngmong, lo tetap jadi cewek gue ko. Meskipun lo nolak. "Ujar Farel seraya mengelus rambut Sifa
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Sergio
Teen FictionNamaku Syifa Aghata Fauziah Kehidupan sewaktu masa SMA ku sangat rumit aku menyukai seorang Ketua Osis dan juga membenci Wakil Osis secara bersamaan. Aku marah dengan diriku sendiri karena telah mencintai laki-laki yang aku benci. Karena sikap nya y...