Akhirnya update udah lama banget ya hehehe maaf yaa semua
Langsung aja
Happy reading
_____________________
Apa yang menyakitkan selain di sakiti adalah mengingat masa lalu yang tidak akan pernah terulang
"Abang Dada kenalin ini teman Gio nama nya Justin."
"Hai Justin."
"Hai."
"Justin kayanya lebih ganteng dari kamu ya Gio."
"Enak aja ganteng an Gio pokoknya."
Dargar tertawa melihat tingkah laku Sergio
"Yaudah-yaudah kamu ganteng dan Justin tampan."
"Nah gitu dong."Dargar tersenyum dan mengusap kepala Sergio dengan sayang
"Sekarang Gio dan Justin mau main?"
Sergio dan Justin mengangguk
"Mau main pedang-pedangan sama Abang Dargar?"
"MAUUU BANGETT!"ucap Sergio dan Justin
Dargar tersenyum"Ok! Tunggu sebentar Abang Dargar bawain ya."
"Ok!"
"Nih pedang nya untuk Gio yang silver, dan Justin yang Gold."
Sergio dan Justin menerima pedang itu"Ko kaya beneran ya bang Dada pedang nya?"tanya Justin
"Iiiii tajem masa pedang nya nanti Gio di marahin Mamah sama Papah tau bang Dargar."
Dargar tersenyum"Gapapa adik Abang yang ganteng, Abang percaya kamu bisa mengunakan nya dengan baik."
Sergio tersenyum begitupun Justin"OK! Gio mainnya hati-hati biar gak ada yang luka."
"Nah gitu dong."
"Ayo bang Dada kita mainn!"seru Sergio dan Justin
Dargar melamun sambil memainkan kapak milik nya yang terdapat darah Sergio, mengusap nya dengan lembut mengunakan jari-jari tangan. Dargar merasa hidup nya tidak berguna dan menyedihkan ia sama sekali tidak melindungi Sergio dengan baik ia tidak berhasil. Dargar malah mengubah Sergio menjadi seorang pembunuh berdarah dingin.
Dargar tidak menyangka perbuatan nya telah di rekam permanen oleh Sergio hingga dewasa.
"Seharusnya lo gak liat, pasti gak akan gini."
Dargar sangat berantakan hidup nya, ketika melihat Sergio yang sangat berbeda, dingin, cuek dan tidak peduli dengan siapapun. Dargar tau Sergio pura-pura peduli dengan keluarga nya hanya untuk menutupi dirinya seorang sebagai seorang psikopat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sergio
Teen FictionNamaku Syifa Aghata Fauziah Kehidupan sewaktu masa SMA ku sangat rumit aku menyukai seorang Ketua Osis dan juga membenci Wakil Osis secara bersamaan. Aku marah dengan diriku sendiri karena telah mencintai laki-laki yang aku benci. Karena sikap nya y...