Hate atau Love

246 25 3
                                    

I put this reel out, but you wouldn't bite that shit
💦

Pagi yang cerah di hari senin dan udara yang sejuk menemani setiap orang yang berlalu-lalang, indah untuk mereka.  Tapi tidak indah untuk Sifa di pagi hari ini.

Sifa berjalan di koridor sekolah sendirian tanpa ada ketiga sahabatnya, matanya terus menatap lurus lorong sekolah yang masih sepi.

Moodnya sudah hancur pagi hari ini,  di tambah Gerry yang tiba-tiba merangkulnya.

"Tumben pagi datangnya. "Ucap Gerry sambil merangkul Sifa

Sifa hanya melihat Gerry sekilas.  Gerry mengheritkan dahinya bingung melihat sahabatnya yang tidak biasa itu.

"Tunggu-tunggu, elo kenapa? Gak biasanya lo datang pagi ohhh atau lo sakin semangatnya mau ulangan kan? Makanya datang pagi gini." Cerocos Gerry membuat Sifa sebal mendengarnya

Memang hari ini akan diadakan ulangan kenaikan kelas hingga hari jumat tiba.

Sifa tidak memperdulikan Gerry yang masih diam mematung. Dan di sinilah Sifa, duduk lemas di bangku tatapannya masih lurus kedepan bahkan tasnya belum sama sekali di turunkan.

"Pagi Sifa. "Ucap Arya sambil mengacak-acak puncak rambut Sifa

"Lho tuh, pagi-pagi udah rese. "
"Bodo.Wlee. "

Sifa memalingkan wajahnya ia enggak melihat Arya begitu lama. Ia teringat apa yang diomongin Farel semalam.

Tidak lama Gerry datang dengan ketiga sahabatnya Fahri, Abay, dan juga Farel.

Sempat bola mata mereka bertemu hanya seperhitungan detik.

Dan disinilah mereka, duduk berbarengan sambil mengobrol hanya sekedar membahas pelajaran yang sulit. Hingga jam berbunyi mereka berhamburan meninggalkan kelas Sifa.

"Semangat ulangan pertamanya. "Ucap Farel yang langsung pergi meningalkan kelas

Ulangan pertama yaitu Bahasa Indonesia dan Matematika, setelah ulangan usai seluruh siswa/i pulang masing-masing.

Tapi tidak dengan Sifa dan ketiga sahabatnya yang engan meningalkan bangkunya itu.

"Eh Sif daritadi lo gue liat diem terus kenapa? "Ucap Novit

"Gue gak apa-apa. "

"Lo bohong. "Sahut Putri Kali ini

"Gue balik duluan ya. Bye. "Ucap Sifa meningalkan ketiga sahabatnya.

Lo kenapa Sif? Gue yakin lo bakalan cerita ke kita. Batin Putri

****




"Assalamualikum Mah. "

"Walaikumsalam. Tumben cepet pulang, di anter Farel? "

"Enggak ko Mah, Sifa tadi naek grab. "

"Lho, kenapa emangnya? Lagi marahan? "

"Enggak ko Mah, udah ya Sifa mau ke kamar dulu Daaa. "Ucap Sifa sambil memeluk Salma

Sifa menjatuhkan tubuhnya kasar, mengela nafas seakan-akan masalahnya sangat berat.

Ia membuka layar hanphonenya dan melihat pesan masuk.

14:00 pm Gerry : Gue kerumah lo

14:02 pm Gerry : Tanpa menolakan

Sifa membantingkan hanphonenya kasar ditempat tidurnya, ia tau tujuan Gerry datang kerumahnya hanya untuk menanyakan masalah tadi pastinya disekolah .





Disinilah mereka, ditaman belakang rumah Sifa, tempat yang sering mereka berdua abiskan hanya untuk membicarkan hal yang tidak penting.

"Lo kenapa? "Ucap Gerry to the point

"Gerr, lo tau nyokap gue berteman sama nyokapnya Farel? "

"Iya. "

"Kenapa lo gak kasih tau gue? "

"Bukannya udah ya? "

"Kapan? "

"Waktu makan malam. "

Sifa mengeritkan dahinya, ia mencoba mengingat perkataam Gerry dan kejadian sebelumnya. Ternyata memorinya masih kuat untuk menyimpan,  ia ingat hal yang di bicarkan Gerry.

"Jadi? "Tanya Gerry

"Gue bakalan tunagan. "

"Sama Farel? "

"Iya. "

Bagaikan petir tersambar pohon hati Gerry kini tidak lagi membaik.  Ia sangat terkejut mendengar perkataan Gerry,  ia bingung harus bersikap senang atau sebaliknya. 

Gerry menampakan seulas fake small nya kearah Sifa.  Ia mencoba bersikap tenang.

"Terus gimana Arya? "

"Itu. "

Gerry mengeritkan dahinya,  Sifa menatap Gerry penuh tanda tanya.

"Gue harus ngmong gimana , yang ada nanti gue ngmong dia bakalan benci sama gue Ger, tapi kalo gue gak ngmong nanti dia juga yang sakit. Gue.. "

"Benci itu hal yang sangat manusiawi, semua orang pasti punya.  Tapi tidak semua kebencian itu ada, kalo emang dia sayang sama lo. Dia gak bakalan benci sama lo, dan kalo emang begitu . Lo harus bersyukur." Gerry mengeluarkan sepatah kata yang sama sekali Sifa bingung harus berkata apa.  Gerry mengatakan itu seakan-akan ia merasakannya.

"Lo jalanin aja selagi lo bisa, jangan terlalu kebawa sama suasana itu lo jadi diemin kita."

Sifa menunduk,  ia tau hari ini ia sudah diemin sahabatnya. Bahkan Arya sekalipun.

"Lo fokus dulu sama ulangan lo. Ohiya kapan nyokap lo bilang? "

"Waktu makan malam. "

"Kapan tunagannya? "

"Gue gak tau. "Sifa masih menunduk menatap rumput hijau yang ada dirumahnya. Ia berharap rumut itu bicara dengannya tapi mustail .

Sifa mengangkat wajahnya menatap lekat Gerry, dan ternyata Gerry juga menatap Sifa dengan tatapan yang sama.

"Lo itu sahabat gue, jadi jangan coba-coba sembunyiin dari gue. Kalo lo sembunyin itu, gue bakalan jadi detektif Conan nantinya"Ucap Gerry lembut.

Sifa memeluk sahabatnya Gerry

"Makasih, gue senang bisa ketemu sepesis kaya lo. "

Gerry tersenyum sambil mengelus puncak rambut Sifa.

Andai lo anggep gue lebih dari sahabat. Mungkin lo gak bakalan serumit ini.




.
Maaf lama updatenya lagi banyaknya banget kegiatan soalnya. 😘

Sergio Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang