Langit kau membuatku bangun dari lamunanku, kau tiba tiba menangis tanpa alasan apa pun sampai sampai kau membasahi kaca mobilku.
Siapa yang membuatku bersedih, apakah bintang dan bulan yang membuat kau menangis di pagi pagi ini.
Karena kamu menangis semua orang sibuk untuk menyelamati dirinya. Begitupun aku ketika aku turun dari mobilku, baju ku basah karena tangisan mu yang begitu deras.
Aku mohon berhentilah untuk menangis. Aku janji malam nanti aku bakalan menemuimu di balkon rumah ku.
****
Sifa sampai di gerbang SMA Merah Putih, ia berdiri sambil membersihkan seragamnya yang basah. Tiba tiba pundak Sifa berat di liriknya jaket sudah mendarat di bahu Sifa dengan hangat.
"Baju lo basah nanti masuk angin pakai jaket gue aja. "Sahut ramah seraya memberikan senyuman manis
"Gak usah ko gue bawa jaket. Nih jaket lo pakai aja, lo kan lagi sakit. " Tambah Sifa sambil memberikan jaket
"Gue udah sembuh. Udah lo pakai. Masuk yuk takut tambah dingin lonha kasihan. "
Mereka berdua berjalan di koridor , semenjak Farel menyatakan sukanya ke Sifa. Sifa merasa gugup berjalan dengan dia. Apa ini namanya perasaan. Batin Sifa
"Gimana? " Suara Farel membuka rasa canggung
"Hm.. Apanya? "
"Serius lo lupa? "
"Iya. "
"Aduh.. Dasar amesia. "Respon Farel sembari mengacak puncak Sifa
"Yaudah, gue tunggu sampai nanti isirahat yah. Jangan lupa, pasti lo inget ko. " Terus Farel sembari menemuk pundak Sifa
Mereka berdua berpisah di karenakan kelas mereka yang beda koridor.
Sifa duduk termenung sambil mendengarkan lagu di handsetnya, entah apa yang membuat Sifa bingung setegah mati. Baru kali ini ia merasaakannya .****
Andai lo paham kenapa gue diem daritadi, dan andai lo ngerti tentang gue. Gue suka sama ka Fahri tapi gue punya perasaan juga ke lo. Sikap lo yang buat gue nyaman , dan hari ini juga gue menentukan perasaan gue ke satu orang yang gue pilih.
Gue harus pilih siapa, sedangkan gue sayang lo. Gue gak mau nantinya kehilangan lo berdua lo ngerti ? Hmm andai kata kata gue ini bisa keluar dan bisa lo denger. Batin Sifa
****
"Woii ngelamun aja. "Sahut serentak sahabatnya.
"Siapa yang ngelamun dah. "
"Dihhh.. Orang jelas jelas lo ngelamun.. Kenapa si kenapa cerita dong. " Respon Novit dan Lia
"Apaan dah gak ada yang perlu gue ceritain. "
Lia dan Novit mendegus ia kecewa dengan jawaban Sifa. Ia tahu Sifa memyembunyikan sesuatu tetapi ia tidak mencoba memberitahunya. Kalau sedang begini hanyalah Putri yang jadi tempat curhat Sifa. Tapi dari kemarin ia tidak berbicara dengan Putri, bahkan sekarang ini pun juga. Semenjak mereka berdua marah Putri jadi jarang di kelasnya. Sifa ingin sekali menghampiri Putri yang sedang sendirian sambil membaca novel di koridor. Tapi rasanya itu tidak mungkin. Sifa tidak tahu harus bicara apa.
Kringgggg kringggg
Bel sekolah berbunyi tanda pelajaran di mulai, kelas X IPA 1 sangat fokus dengan materi Biologi tapi tidak lah bagi Sifa. Padahal pelajaran ini sangat ia sukai ketika bu Mila datang. Lagi lagi Sifa seperti ini. Sampai kapan ia seperti ini.
Jam terus berlalu, hingga waktu isitirahat tiba Sifa masih terdiam di kelas buku buku yang ada di mejanya belum di masukan ke dalam tas. Merasa bosan di dalam kelas, akhirnya Sifa memutuskan untuk duduk di tempat biasanya curhat. Pintu
Di depan Pintu Sifa ngelamun, tetapi dalam hatinya berbicara dengan hembusan angin. Hanya mereka berdua yang tahu .
****
"Hmm. Dek lo di panggil sama Farel di lapangan. Dia gak bisa nyamperin lo katanya dia gak bisa izin sama senior basketnya yang klier. Lo di minta buat ke lapangan. " Sahut Jojo
Sifa hanya terdiam, ia masih duduk melamun di depan pintu. Jojo geram akhirnya wajah Jojo di dekatkan dengan Sifa. Membuat Sifa kaget setengah mati.
Astgaaa.
"Lo ngapain dah Jo . Mau ngapain lo. " Jawab Sifa tinggi
"Dasar otak mesum.. Lagian lo gue ngmong gak di dengerin berasa ngmong sama tembok... "
"Tadi lo di minta Farel buat ke lapangan dia gak bisa izin soalnya senior basket nya klier dia gak berani izin keluar. JELAS! "
"Kenapa harus gue? "
"Entah.. Udah sana buruan. "
"Tapi.. "
"Ehh.. Jo. Kaka woii ."Suara Sifa tinggi
Jojo tidak meresponnya ia hanya membalikan badannya dan tersenyum dengan Sifa. Sifa deg dengkan hatinya mulai tidak terkontrol lagi. Apalagi jantungnya berasa mau copot.
Langkah menuju lapangan Sifa lalui dengan gugup, ia membayangkan apa yang akan terjadi di lapangan tersebut.
Belum sampai lapangan, di hadapan Sifa sudah di kejutkan oleh datangnya Fahri yang menatapnya dengan datar. Sifa lantas bingung . Lalu tanpa ada angin ataupun hujan Fahri memeluk Sifa lantas menjadi tontonan oleh siswi SMA Merah Putih. Tetapi Fahri tidak memperdulikannya.
Pelukan Fahripun sangat kuat hingga Sifa tidak bisa bergerak sekalipun ia hanya bisa menatap kosong di depan entah apa yang ia lihat.
"Ka lo kenapa.. " Sahut Sifa gugup
"Lo bakalan di tembak sama Farel di lapangan, dia udah mempersiapkan kejutan buat lo. Gue gak mau lo kesana, gue gak mau kehilangan lo. Gue tau cara gue ini lebay tapi gue mohon sama lo jangan pergi kesana. "Jawab Fahri setegah menangis
"Lo tenang aja ka, gue bakalan tetap suka sama lo. Tapi soal perasaan gue. Cuman hati gue yang bisa memilih. Gue bakalan tetap ke sana, meskipun gue udah ada yang miliki tapi gue gak bakalan berhenti suka sama lo. Karena gue. yakin lo juga sama kan kaya gue. Sifa melepaskan melukanya "
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Sergio
Teen FictionNamaku Syifa Aghata Fauziah Kehidupan sewaktu masa SMA ku sangat rumit aku menyukai seorang Ketua Osis dan juga membenci Wakil Osis secara bersamaan. Aku marah dengan diriku sendiri karena telah mencintai laki-laki yang aku benci. Karena sikap nya y...