Apa gue harus cerita yang menyakut perasaan gue. Gue cuman takut dia hanya kepo bukan peduli
______________________________"Apa yang lo sembunyiin dari gue? " Ujar Arya dingin
Sifa berusaha setenang mungkin ia tahu Arya akan menanyakan hal ini dengannya, Sifa masih membeku dengan kepala menunduk.
"Lo tenang aja gue gak bakalan marah sama lo, gue malah senang kalo cewek gue ini terbuka sama masalahnya. Siapa tau gue bisa bantu. "Ucapnya lembut sambil mengusap kepala Sifa.
Apa lo bisa bantu perasaan gue Ar.
"Gue bakalan tunagan sama Farel. "
Bagaikan petir tersambar Arya menegang, menatap lurus kedepan tatapannya kosong.
"Maaf kalo gue mulai jaga jarak sama lo Ar, biar lo terbiasa sama gue. Dengan ini gue gak---. "
Setetes air mata dibiarkan jatuh menyentuh tanah. Arya yang melihat itu hanya bisa memeluk Sifa dengan erat.
"Maafin gue Ar, gue juga gak tau kalo orangtua gue berfikiran sampe segitunya. Gue bener-bener minta maaf. " Ucap Sifa masih didekapannya Arya
"Gue harap setelah gue ngmong ini lo gak ngejauh dari gue. "
Gue sayang lo Ar
Diam, yang Ada hanya angin Dan awan putih yang menemani kedua sosok itu berdiri diatap sekolah yang bernuansa indah.
Hingga Arya memulai membicaraan lagi.
"Gue tetep disini sampai kapan pun meskipun orang yang gue sayang nantinya bakalan tunagan sama orang lain."
"Gue bakalan ngabisin waktu lebih lama sama lo. Sampe waktu itu tiba gue akan pergi. "
***
Bel sekolah udah berbunyi daritadi, suasana koridor sekolah juga udah sepi hanya Sifa Dan keempat temannya yang masih berada dikelas mereka.
Obrolan-obrolan kecil sesekali menyapa telinga Sifa hingga ia tertawa walau hanya sebentar, itu sudah membuat moodnya balik lagi. Seakan-akan kejadian tadi tidak pernah Ada.
"Gue balik duluan ya udah dijemput. "Sahut Lia
"Yailah yang mentang-mentang punya pacar. "Ujar Novit
Lia memang sudah memiliki pacar, setiap hari ia selalu diantar jemput seperti Sekarang tinggalkah mereka.
Ting satu pesan line masuk di Hp Novit
Lo dimana, gue udah didepan
"CIEEE!! "
"Wowwwww. Ternyata Novit udah punya gebetan juga. Anjir. "Ujar Putri antusias
"Kepo aja deh lo. Yaudah gue balik duluan. Bye. "
Tinggalah mereka Sifa Dan Putri suasana cangung sampai telepon berdering memecah kecanguan mereka.
Farel is calling
"Hallo. "
"Hallo, lo dimana udah balik? "
"Belum, gue masih di kelas. "
"Gue samper lo, tunggu. "
"Gak usah, Rel gue bareng Putri."
"Oh, yaudah hatihati kabarin gue kalo udah sampe rumah. "Telepon mati, Sifa menatap kearah Putri yang sedaritadi memperhatikan obrolan mereka.
"Gue cabut dulu sorry gue jadi libatin lo. "
"Gapapa slo aja. "
"Balik sama siapa lo? "
"Arya, udah nunggu diluar. "
Liat lo beruntung bisa dapetin Farel orang yang gue suka selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sergio
Teen FictionNamaku Syifa Aghata Fauziah Kehidupan sewaktu masa SMA ku sangat rumit aku menyukai seorang Ketua Osis dan juga membenci Wakil Osis secara bersamaan. Aku marah dengan diriku sendiri karena telah mencintai laki-laki yang aku benci. Karena sikap nya y...