"Jangan ngacak rambut gue deh. Kan jadi berantakan. " Emosi Sifa
Fahri yang mendengarnya hanya tertawa kecilSuasana di dalam mobil menjadi hening lagi, tidak ada yang membuka membicaraan, keduanya sibuk. Sifa sibuk main Handphone sedangkan Fahri meyetir dengan fokus.
Suasana cangung ini tidak di sukai oleh Fahri, ia terpaksa mengambil Handphone milik Sifa dan menarunya di bangku sebelah kanan Fahri. Tentu saja Sifa marah dengan kelakuan Fahri.
"Ka lo ngapain sih? Ngambil handphone gue gitu, balikin. "Sahut Sifa emosi
Fahri hanya terdiam ia tidak menoleh sedikitpun ke Sifa. Ia hanya fokus menyetir dengan muka datar.
"Ka lo denger gue gak sih? Balikin Handphone gue! "
Lagi lagi tidak di respon, Sifa merasa kesal akhirnya ia terdiam menatap kearah jendela. Fahri yang mendapati Sifa seperti itu hanya bisa tersenyum di balik lamunan Sifa.
Sesampainya di Mall mereka langsung menghampiri Gramedia. Di sepanjang jalan mereka tidak saling tegur sapa, Sifa masih marah dengan kelakuan Fahri .
Gramedia
Fahri memilih milih buku begitu dengan Sifa. Entah apa yang membuat mood Sifa kembali ketika melihat rak penuh dengan warna warni buku. Sifa langsung masuk mendahului Fahri .
Fahri yang telah asik memilih buku, kaget mendapatkan handphonenya bunyi. Bukan handphone Fahri melainkan milik Sifa.
Fahri membukanya dan..
Matanya melotot melihat panggilan yang menelepon Sifa.
Farel ngapain dia nelepon. Batin Fahri
Lama banget dah lo Sif angkatnya sms gue kenapa gak lo bales pasti lo ketiduran kan dasar kebo banget tidur terus. Suara Farel di telepon
Fahri langsung mengeritkan dahinya. Sedeket ini Sifa sama Farel. Batin Fahri
Gue bukan Sifa, Sifa nya lagi sama gue jadi lo gak usah ganggu.
Fahri langsung mematikan handphonenya dan kembali fokus dengan buku. Lalu ia membayar di kasir begitupun dengan Sifa mata mereka bertemu Sifa yang menatapnya penuh emosi sedangkan Fahri menatapnya dengan datar.
Mereka selesai memilih buku . Tidak tahan dengan suasana ini akhirnya Fahri membuka membicaraan.
"Lo udah makan?"
"Belum. "
"Makan dulu yuk, gue lapar nih. "
"Lo aja gue gak lapar. "
"Udah ayo. Ngambeknya tar aja."Ajak Fahri sambil merangkul Sifa
"Apaan sih lo ka modus amat jadi orang. "
"Lo tunggu sini gue pesenin. "
Tidak lama kemudian Fahri datang membawa makanan. Mereka memilih duduk dekat jendela Fahri yang mendapati Sifa ngelamun sambil menatap ke arah jendela akhirnya Fahri milih duduk di samping Sifa , membuat Sifa terkejut olehnya.
"Jangan ngelamun , Farelnya gak kemana kemana ko. "
"Ah? "
"Maksud lo? "Terus Sifa
"Farel tadi nelepon lo, terus gue angkat. Dia nanyain lo gitu."
"Oh. "
"Lo sedeket ini sama Farel? "
Sifa menatap Fahri"Engak juga. "
"Yaudah lo makan dulu . Nih handphone lo, maaf gue udah ngambilnya tadi. " Perintah Fahri
***
"Makasih ka udah nganterin gue. "
"Iya , makasih juga udah nemenin gue."
"Gue boleh pamit dulu ke orang tua lo? "
Sifa mengganguk ia langsung masuk kedalam rumah Sifa. Dan Fahri pamit dengan orang tua Sifa.
"Assalamualikum, tante Fahri pamit dulu makasih ya tante . "
"Gak mau mampir dulu, sini dulu duduk. Bentar yah tante ambilin minuman. "
"Gak usah tente nanti ngerepotin. ""Oh nggak ko. "
Fahri dan Salma saling bertukar pikirin hingga akhirnya Fahri memutuskan untuk pamit di karena hari sudah semakin sore. Salma memanggil Sifa yang berada di kamarnya.
SIFA FAHRI MAU PAMIT NIH. KAMU TURUN DULU NAK. Perintah Salma
IYA MAH .
"Sekali lagi makasih ya tante, Sif makasih. " Fahri tersenyum ramah
Sifa mengantarkan Fahri sampai pagar rumahnya, sebelum sifa masuk Fahri menarik tangan Sifa dan..
"Maaf kalau jalan sama gue lo bete, gue gak seakrab Farel. Oh iya jujur gue gak mau lo deket sama Farel. Dan gue gak suka lo terlalu sibuk sama handphone lo makanya tadi gue ambil , sepenting itu Farel buat lo. Sampai lo lupa di depan lo ada siapa. "
Jarak di antara mereka tinggal beberapa senti lagi Fahri menatap Sifa dengan serius.
"Tapi bukan gitu . Semua yang lo ngmongin itu---. "
Fahri mengacak rambut Sifa ia tidak memperdulikan Sifa bicara, di dalam mobil Fahri melemparkan senyum ramah kearah Sifa.
Hingga mobil Fahri menghilang Sifa masih berada di luar menatap mobil yang sudah hilang . Sifa merasa hari ini penuh dengan kebinggungan, ia tidak tahu harus bagimana menghadapin Farel dan Fahri.
Lamunan Sifa buyar akibat layar handphonenya berbunyi menandakan sms masuk.
Fahri Tenang aja gue gak marah ko sama lo. Jangan di luar masuk ke rumah.
Sifa mengeritkan dahinya . Kenapa dia tau gue ada di luar batin Sifa sambil menutup pagar rumahnya .
***
Lo alasan gue buat kenapa gue gak marah meskipun hati gue bicara lain ~Fahri
Guaa senang lo bisa tahu tentang perasaan gue ke lo. Tapi gue juga bingung dengan perasaan Farel ke gue? ~ Sifa Aghta Fauziah
Gue orangnya suka blak blakan sama lo. Dengan sikap gue yang kaya gini gue jadi terus dapat perhatian lo ~ Farel Putra Natanaiel
Lo bukan hanya sekedar adik kelas , tapi lo itu bagikan matahari dan gue bagaikan bintang yang selalu ada ketika lo membutuhkan sandaran ~ Fahri
Bulan purnama hai gue mau ngmong kok lo itu senang banget sih sendirian disana. Tapi meskipun lo sendirian lo tetap bersinar. Dan gue mau ngikutin cara lo ~ Sifa Aghta Fauziah
.
.
.
.Jangan lupa di vote yah makasih 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Sergio
Teen FictionNamaku Syifa Aghata Fauziah Kehidupan sewaktu masa SMA ku sangat rumit aku menyukai seorang Ketua Osis dan juga membenci Wakil Osis secara bersamaan. Aku marah dengan diriku sendiri karena telah mencintai laki-laki yang aku benci. Karena sikap nya y...