Sifa POVKringggkringgg
Bel sekolah berbunyi tanda pelajaran telah usai, seluruh siswa berhamburan keluar menuju ke kantin hanya untuk sekedar mengisi perutnya."Hei. Sif.. "Ujar Fahri ketika sampai di kelas IPA 1
"Ciee.. Udah di jemput aja. "Ucap Lia
"Kantin yuk."Ajak Fahri kepadaku
"Yuk"
Kantin
"Kamu mau makan apa sayang? "Ujar Fahri
"Hmm. Nasi goreng minumnya jus Alpukat. "Ucap Sifa
"Gue juga ka. Pesenin kaya Sifa. "
"Iyaa gue juga. "
"Okeokee. Berasa pelayan gue hari ini. "
"Yaelah kali-kali. "
Aku dan yang lain menunggu pesanan yang sudah ku pesan tadi. Akhirnya pesenan pun datang aku dan yang lain lantas memakan nya dengan lahap.
Ketika aku dan yang lain sedang asik bercanda, Farel pun lewat di depan kami. Lantas Fahri langsung memanggilnya, sedangkan aku hanya terdiam mematung.
"Woii. Farel, sini gabung. "
"Hm, gue di sana aja deh. "Ujarnya gugup sembari menatapku
"Yaelah, udah di sini aja rame gini ko
"Ucap Fahri seraya menghampiri Farel sahabatnya. Mau gak mau Farel langsung duduk berhadapan denganku."Hmm. Sepi banget dah. "Ujar Novit ketika suasana sepi
"Tau nih gak seru banget. "Timpal Putri
"Lo apa kabar? "Tanya Farel kepadaku membuka suasana hening
"Hm. Lo nanya gue? "Ujarku gugup
Farel mengangguk . "Baik, lo gimana? "
Lagi-lagi ia hanya menganguk, entah apa yang membuat ia sedingin es batu. Ia jadi jarang berbicara, sekalinya berbicara hanya jawab seadanya .
"Hmmm. "Dehem Fahri dan menatapku datar
"Kalo mau reunian jangan di sini. "Ucapnya lagi
Aku dan Farel hanya menatap Fahri datar, dan yang di tatap hanya mengangkat sebelah alisnya. Farel pergi meningalkan kami di kantin, sebelum ia bener-benar pergi, aku pun memberhentikan langkahnya.
"Ka, nanti gue mau ngmong sama lo!! "Ujarku kepadanya Farel pun berhenti dan menatapku datar tanpa ekspersi
Fahri yang berada di sampingku hanya mendegus pelan, tetapi aku masih mendengarnya jelas.
Suasana yang tadi nya hening, kini berubah menjadi tawaan dan candaan akibat tingkah laku Fahri yaa bisa di bilang kelewat batas.
Hingga akhirnya, aku melihat ke arah meja depan paling ujung, di sana terdapat Arya, Gerry dan juga Abay yang sedang bicara serius .
Geryy yang tertangkap melihat ke arah mejaku sembari menunjuk-nunjuk dengan jari manisnya itu ke arahku.
Aku mengeritkan dahinya, dan mencoba memalingkan wajahku ketempat duduk mereka.
Hingga akhirnya, aku melihatnya lagi tetapi tidak ada Arya di sana. Hanya tinggal mereka berdua.
"Gue cabut dulu ya, hmm. Aku cabut dulu Ka, byee.. "Ucapku kepada mereka yang masih asik mengobrol, sebenarnya aku gak tega meningalkan Fahri di sana , aku tau dia kecewa.
Aku mengikutin Arya, hingga sampai di atap sekolah.
Aku terdiam melihat Arya menangis di sana, sambil menunduk . Aku tidak berani menghampirinya, hingga suara yang membuatku kaget.
"Lo ngapain di sini? "Ujarnya kepadaku
"Ya, ini tempat gue juga. Gak masalah dong buat gue. "Ucapku sembari berdiri di samping Arya agak jauh dan berusaha memberanikan diri
"Lo ngapain sih, nangis gitu alay deh lo. "Ucapku lagi. Arya tidak memperdulikan suara ku. Hingga ia memutuskan pergi, tetapi aku melarangnya dengan kata-kata.
"Gue tau lo kecewa , gue tau lo marah mungkin ada perasaan benci ke gue. Gue emang gak pernah cerita soal Fahri di hidup gue. Gue udah berusaha cerita sama lo tapi lo malah anggep itu candaan,..."
"Gue ngerti ko, tapi adaa saatnya gue pengen di ngertiin juga . Gue gak mau lo marah, ataupun ngejauh dari gue, gue gak mau dan gak akan mau.. "
"Gue sayang lo, gue cinta lo dan gue gak bakalan biarin lo kaya gini.. "
"Gue mau lo jadi Arya yang gue kenal, bukan kaya gini caranya. "
Kali ini ucapanku, menghampiri Arya yang masih terdiam di depanku. Aku pun pergi sebelum Arya pergi.Deng
Arya memelukku dengan erat, ia menangis di pundaku , aku pun membalas melukannya dengan erat.
"Maafin gue, gue ngejauh sama lo karena gue gak mau ngeliat lo berdua. Gue sakit ngeliatnya Sif! Dan gue gak mau ketemu lo karena gue gak mau jadi perusak hubungan lo. Ngerti! Gue tetap sayang ko sama lo. Dan lo tetep cewek gue. Mau gimanapun itu.. "Ucap Arya sembari mendekatkan wajahnya ke arahku yang hanya berjarak sanvat deket hingga hidung kami menyetuhnya
"Gue gak bakalan bisa ngejauh sama lo, gue masih tetep di hati lo.. Maaf kalo gue egois dengan perasaan gue ke lo. Lo tau karena perasaan gak bisa di bohongin.. "
"Kaya gue ke lo. Perasaan yang gak akan hilang untuk selamanya. "Ujar Arya seraya mencium keningku. Dan ia pergi meningalkanku sendirian.
Deng
Lo ini sebenarnya siapanya Sifa?
Cinta membutuhkan perjuangan, dan cinta membutuhkan perasaan dan proses. Sekalinya proses itu berjalan dengan lancar, dan saat itu pula perasaan akan bahagia.
Siapa nih yang ngeliat Arya dan Sifa berduan. Deng²kan deh

KAMU SEDANG MEMBACA
Sergio
Teen FictionNamaku Syifa Aghata Fauziah Kehidupan sewaktu masa SMA ku sangat rumit aku menyukai seorang Ketua Osis dan juga membenci Wakil Osis secara bersamaan. Aku marah dengan diriku sendiri karena telah mencintai laki-laki yang aku benci. Karena sikap nya y...