Adit Adi Anggara adalah seorang asisten menejer marketing di ALAM Hotel and Resort di Kota Malang Jawa Timur. Pria berusia 28 tahun dengan postur tubuh yang sedikit ramping dan cukup tinggi, rambut hitam serta berkulit sawo muda itu selalu tampak ramah dengan senyum di wajahnya. Kemampuannya berucap membuatnya dipercaya menduduki posisi itu mengalahkan kandidat lain yang lebih senior dari dirinya. Namun dibalik kemampuannya berkata-kata, ia adalah seorang yang cukup tertutup mengenai kehidupan pribadinya. Hanya orang-orang yang telah lama dengannya yang paham tentang perjalanan hidupnya selama ini.
Sama hal nya dengan kebanyakan orang marketing pada umumnya, Adit memiliki penampilan yang cukup menarik dan elegan. Penampilan merupakan harga jualnya. Tak hayal, banyak wanita segala usia mencoba menarik perhatiannya, namun sikapnya yang ramah banyak disalah artikan oleh kebanyakan mereka yang berujung pada patah hati.
Semenjak berkuliah, Adit tinggal bersama Bibi dan pamannya disebuah rumah sederhana di pinggiran kota. Kemudian Adit memutuskan untuk mulai tinggal sendiri disebuah apartemen sewa'an di tengah kota semenjak ia mulai bisa hidup mandiri dengan pekerjaannya selepas lulus kuliah. Namun Adit masih sering mengunjungi paman dan bibinya walau hanya sebentar atau sesekali menginap ketika libur. Ia sudah terbiasa hidup Jauh dari kedua orang tua dan seorang adik perempuan yang masih menetap di kota kelahirannya di Banyuwangi.
Semenjak Adit bekerja, ia terlihat cukup baik mengurus dirinya sendiri. Karena itu lah paman dan bibinya mengizinkannya untuk hidup terpisah meskipun masih di satu kota yang sama. Walaupun terkadang sifat malasnya muncul di saat-saat tertentu.
***
Ting tung.. Ting tung..
Langkah yang terlihat sedikit sempoyongan menapak keluar dari sebuah ruangan.
"Aduh..!! Ssssshh..."
Kedua tangannya menggenggam erat ujung kaki yang terangkat karena terbentur sudut etalase kaca. Terlihat cukup sakit karena memang bagian itu cukup sensitif saat terkena benturan yg cukup keras.
Ting tung.. Ting tung..
"Iya bentar.. sssshhh.."
Dengan susah payah ia mencoba melangkah mendekati pintu depan untuk membukakan pintu bagi tamu yang sudah beberapa kali memencet bel rumahnya.
"Lama banget sih kamu Dit.."
Seorang wanita paruh baya merangsek masuk saat pintu belum terbuka sempurna. Menghiraukan Adit yang masih berdiri di dekat pintu sambil terlihat menahan rasa nyeri di ujung kakinya.
"Bibi dari mana pagi-pagi sudah mampir.." ucap Adit sambil melangkah perlahan kearah bibinya yang sudah meninggalkannya menuju ke arah dapur apartemennya.
"Ini bibi bawakan bahan makanan. Nanti kamu masak sendiri ya. Bibi habis dari pasar."
Perlahan Adit mendekat dan tak begitu menghiraukan kantong plastik yang diletakan oleh bibinya diatas meja dapur.
"Kamu jam segini kok baru bangun? Libur kerja ya?"
Adit hanya mengangguk perlahan sambil kedua matanya setengah terpejam karena rasa kantuknya masih kental terasa. Rambutnya masih berantakan dengan ekspresi sedikit meringis menahan sisa nyeri di kakinya.
"Kenapa kakimu kok dipegang terus?"
"Kesandung ujung lemari." Jawabnya singkat.
Mengetahui itu Bibinya mendesis sambil berlalu meninggalkannya menuju ke ruang televisi.
Adit tak menghiraukan reaksi bibinya yang memang sudah biasa bertingkah demikian. Diusapnya muka sembabnya sambil menyandarkan pinggangnya di meja dapur. Mencoba meredakan rasa kantuknya dengan sesekali menggosok kedua matanya perlahan.
"Kamu gak ada acara hari ini?" Tanya bibi saat Adit menghampirinya dan duduk lemas di sofa yang cukup tebal dan terlihat nyaman itu.
"Emm.." jawab singkat Adit sambil kembali memejamkan matanya saat tubuhnya sudah mendarat dengan nyaman di bantalan sofa.
"Mau bibi masakin? Mumpung bibi disini nih.. tadi bibi udah belikan sayuran sama lauk."
"Boleh Bi.. aku jg lagi males ngapa-ngapain hari ini. Pengen tidur aja seharian.." ucap Adit sambil meraih salah satu bantal sofa yang berjajar di sandaran sofa.
"Yasudah tidur aja. Mumpung libur." Ucap bibi sambil kembali beranjak menuju ke dapur.
Bibi Maya memang sangat perhatian dan menyayangi Adit seperti anaknya sendiri. Cukup sering Bibi Maya berkunjung ke apartemen Adit hanya untuk sekedar membawakan makanan untuk keponakan kesayangannya itu. Anak semata wayang Bibi Maya telah meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas beberapa tahun lalu.
----------------------------------------------
Halo bertemu lagi setelah sekian lama tak membuat cerita baru. Semoga berkenan dengan cerita ini dan selamat menikmati.
Kritik dan saran Author tunggu ya..
![](https://img.wattpad.com/cover/130858646-288-k876483.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Boss's Daughter
RomanceCerita ini disusun dengan alur yang ringan-ringan saja. Tak ada melow yang berlebihan. Dan endingnya pun bisa ditebak layaknya cerita romance pada umumnya. Selama on going, part diupload random saja selama saya ada waktu ditengah kesibukan silaturah...