Part 22

2.4K 107 1
                                    

"Mas Adit tunggu.." teriak Via yang segera menghentikan langkah Adit.

"Kamu kok main pergi aja sih.. makanan mu aja belum habis tadi.." lanjut Via.

"Kamu marah ya?"

"Via, kamu ngapain sih di tempat ini? Ini bukan tempat yang seharusnya kamu berada.. gimana kalau papamu tau kamu ada di tempat ini?" Ucap Adit.

"Aku kan ingin ketemu kamu.. habis di chat gak bales sih.."

Adit memejamkan matanya sebentar untuk menghela nafas dalam-dalam.

"Yasudah lain kali aku balas chat mu. Maaf tadi memang aku cukup sibuk jadi gak sempat cek handphone. Sekarang kamu kembali ya.. mama mu pasti mencarimu."

"Bener ya? Janji lho?"

"Iya iya. Sudah sekarang cepet balik."

"Oke.. bye.."

Via segera beranjak pergi setelah menyempatkan untuk memeluk Adit satu kali. Adit pun dibuat geleng-geleng atas sifat manja Via yang selama ini terkenal judes dan cuek.

***

Siang itu ALAM Hotel and Resort terlihat cukup tenang. Alunan musik Jawa pelan mengalun diantara suara gemericik air mancur dari tengah ruang lobi.

"Setelah ini kamu tolong copy berkas ini semua untuk arsip. Lalu yang asli kembalikan ke saya."

"Baik pak." Ucap Adit.

Adit dan menejer marketing sedang berjalan bersama menuju ke ruang rapat untuk berdiskusi dengan beberapa menejer lain yang sudah menunggu disana.

"Selamat siang, maaf terlambat, kami baru sampai kantor."

"Tidak apa-apa pak. Silahkan langsung duduk saja. Kita belum mulai pembahasannya."

Adit dan menejernya segera menuju kursi kosong di ujung meja. Pandangan Adit tersita oleh seseorang yang sedang duduk di ujung meja lain berdampingan dengan pak Andi yang duduk di kursi utama meja itu.

"Baik kita mulai saja rapat ini. Karena sebentar lagi sudah masuk waktu makan siang." Ucap Pak Andi yang memulai pembicaraan.

"Saya ingin memperkenalkan seseorang kepada bapak-bapak sekalian. Mungkin beberapa dari bapak-bapak sudah pernah melihatnya.

Semua mata segera tertuju kepada seorang pria yang cukup asing di ruangan itu. Dia adalah Mike.

"Dia adalah anak dari Pak Daniel, salah satu investor kita dari Singapura. Saya menawarkan kepadanya untuk magang di hotel kita untuk beberapa waktu sekaligus dia juga sedang melakukan penelitian di Indonesia untuk program magisternya." Ucap pak Andi.

Beberapa orang segera memperkenalkan dirinya dan stafnya yang hadir kepada Mike. Mike pun menyambutnya dengan ramah serta balik memperkenalkan dirinya juga kepada semua orang yang hadir di rapat itu.

"Dia akan bertugas di bawah menejer operasional hotel ini. Jadi tolong bapak-bapak untuk membimbingnya dengan baik selama dia disini."

Adit tak menanggapi. Ia hanya menyaksikan pembicaraan yang terjadi dan mencatat apa saja yang perlu di catat kedalam laptopnya.

"Hai, lagi sibuk gak? Sudah makan siang? Kalau belum, makan siang bareng yuk.."

Adit mengecek ponselnya yang bergetar karena ada pesan masuk dari Via. Namun hanya dibaca dan diletakan kembali olehnya karena ia harus kembali mengikuti jalannya rapat dan mencatat hasil diskusi.

Konsentrasi Adit sedikit terganggu karena ponselnya beberapa kali bergetar di saku jas nya. Setelah dilihat ternyata Via yang terus mengirimkan pesan meminta kepastian ajakannya.

"Iya sebentar. Aku masih meeting. Sebentar lagi selesai. Nanti aku hubungi kalau sudah selesai." Jawab Adit dalam pesannya.

Setelah itu Adit bisa kembali berkonsentrasi dengan tenang dan memasukan ponselnya kembali di saku jas nya.

Rapat berlangsung tak terlalu lama. Setelah apa yang harus di bahas telah usai didiskusikan, satu persatu orang di tempat itu berpamitan untuk meninggalkan ruangan. Dan disusul oleh Adit dan menejer marketingnya.

Ia lekas mengambil kunci mobilnya di tas dan beranjak menuju parkiran.

"Pak Adit, tunggu sebentar." Ucap seseorang yang menghentikan langkah Adit.

"Iya pak, ada yang bisa dibantu?" Ucapnya kepada menejer marketing yang terlebih dahulu menghampirinya.

"Begini, kita ditugaskan untuk memberikan beberapa arahan tentang program kerja kita kepada pak Mike. Kamu bisa tolong temui dia?"

"Baik pak. Selepas makan siang saya akan menemui beliau." Ucap Adit.

"Baik kalau begitu. Oh iya, saya sudah memberikan kartu namamu kepadanya. Jadi setelah ini kamu bisa langsung berhubungan dengannya bila ia membutuhkan bantuanmu." Ucap menejer marketing dan dibalas anggukan oleh Adit.

***

"Hai, udah nungguin lama ya?" Ucap Via segera masuk kedalam mobil Adit yang telah menunggu di tepi jalan depan gedung departemen store.

"Oh tidak Bu, saya baru saja sampai." Ucap Adit sembari tersenyum menggoda kepada Via.

"Iih.. apaan sih. Formal banget.. malas ah.." jawab Via sambil bibirnya sedikit memanyun saat ia telah duduk di kursi penumpang depan.

Adit sedikit tertawa melihatnya dan segera melajukan mobilnya menuju ke food court yang tak jauh dari departemen store.

Food court itu terlihat cukup ramai di jam makan siang. Banyak pekerja yang berkumpul untuk menyantap makan siang mereka. Adit dan Via memilih duduk di depan salah satu kedai yang menyediakan cukup banyak pilihan makanan.

"Kamu mau pesan apa? Hari ini aku yang traktir." Ucap Adit.

"Asik.. tau aja lagi tanggal tua.."

"Ah bisa aja, kamu mah gak pernah ada tanggal tua.." ucap Adit.

"Yee.. kamu pikir aku ATM berjalan gitu, keluar uang terus kalau dipencet.."

Adit hanya tertawa mendengarnya. Ia tau bahwa Via hanya basa basi dengan kondisi keuangannya saat itu.

---------------------

Sepertinya mereka mulai membiasakan diri antara satu dengan yang lain..

Dear Boss's DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang