Via tengah berisap untuk berangkat bekerja karena hari sudah beranjak siang. Dimasukannya beberapa barang yang ia perlukan kedalam tas. Dilihat sekali lagi pantulan wajahnya di cermin, saat yakin makeupnya telah sempurna, ia lekas beranjak dari kamarnya untuk berpamitan dengan mamanya.
Di turuninya tangga yang cukup lebar dan panjang sembari memanggil mamanya untuk mengetahui dimana mamanya sedang berada. Namun hingga ia sampai di lantai satu rumahnya, mamanya tak kunjung menyahut seperti biasanya. Ia cari mamanya di beberapa ruangan tempat mamanya biasa berada. Namun tak kunjung ia menemukan sosok Bu Tari di sana. Hingga ia mendengar suara mamanya tengah berbincang dengan seseorang di ruang tamu rumah itu.
Langkahnya terhenti saat ia telah tiba di ruang tamu. Via cukup terkejut akan siapa yang betamu di rumahnya siang itu. Ditutupnya lebih rapat pakaian crew bioskop yang ia kenakan dengan jaket yang ia pakai. Kemudian secara perlahan ia langkahkan kakinya untuk menghampiri Bu Tari yang telah sadar ada Via disana.
"Kamu mau berangkat sayang?" Tanya Bu Tari.
"Iya ma.. Via berangkat dulu ya ma.."
"Eh kok buru-buru banget sih. Kamu gak lihat ada Mike disini? Temuilah sebentar.."
"Hai.." Ucap Via singkat kepada Mike yang telah berdiri saat melihat Via datang.
"Hai Via. Mau berangkat kerja ya?" Ucap Mike dengan senyumnya yang mereka.
Via semakin rapat menutup jaketnya dengan kedua tangannya.
"Kamu ajak ngobrol Mike sebentar disini. Mama mau ambil minuman dulu di belakang."
"Ma, Via bisa telat.."
"Sudah lah sebentar saja."
"Tapi ma..."
Paksaan Bu Tari tak bisa ditolak Via. Selain itu ia juga tidak enak berdebat dengan mamanya saat ada Mike sedang melihat mereka berdua.
"Tante, sepertinya Via sedang buru-buru. Mungkin kita bisa mengobrol di jalan saja. Kalau boleh biar Via saya yang mengantar, sekalian saya kembali ke hotel." Ucap Mike.
Mendengar tawaran Mike, Via sedikt terkejut dan menatap mamanya agar dibantu untuk menolak tawaran Mike itu. Namun ia tau bahwa Bu Tari akan langsung menyetujuinya tanpa berfikir panjang atau memepertimbangkan pendapat Via terlebih dahulu. Tanpa bisa menolak, akhirnya Via dengan berat hati bersedia diantar oleh Mike menuju ke tempat ia bekerja yang sebenarnya ingin ia rahasiakan dari Mike.
Ternyata Mike telah tau banyak tentang Via setelah mengobrol dengan Bu Tari. Dan Mike mengaku tak begitu keberatan dengan apapun yang dilakukan Via saat ini.
"Hissh.. emang lu siapa gue, enak aja bilang gak keberatan.." Ucap Via dalam hati sambil mencoba tetap bersikap biasa.
Selama perjalanan, Mike banyak bercerita tentang kehidupannya. Dan Via hanya menjawab dengan singkat apapun yang Mike tanyakan kepadanya.
Bruakk..!!
"Oh shitt..!"
Seorang pengendara motor tak sengaja menyenggol kaca sepion sebelah kiri mobil Mike. Senggolan itu menyebabkan kaca sepion mahal itu sedikit tertekuk kedepan dan tak bisa kembali ke posisinya semula. Via cukup kaget melihat insiden itu. Dan Mike terlihat cukup kebingungan untuk membetulkannya kembali karena tombol spion otomatis tak sanggup mengembalikan spion itu ke posisi semula. Tak ada celah bagi mobil Mike untuk menepi, karena kondisi jalanan saat itu cukup ramai dan penuh. Mobil Mike sedang diapit oleh lalu lintas padat di kanan dan kirinya.
Belum sempat Mike menyelesaikan masalah spionnya, handphonenya berbunyi. Seseorang dari hotel sedang menghubunginya saat Mike mengecek dari siapakah telepon itu berasal. Diabaikannya sebentar spion mobilnya dan ia angkat telepon yang terlihat penting itu.
Karena kondisi lalu lintas yang cukup padat, Mike merasa kesulitan mengendarai mobilnya karena tidak berfungsinya spion kiri untuk melihat kondisi jalan di sebelah kirinya. Sambil tetap mengangkat telepon, ia terus berusaha mengendalikan mobilnya.
"Via, bisa minta tolong kamu tarik spion itu kembali ke posisinya. Tombol spion ini sepertinya tak berfungsi." Pinta Mike saat ia sudah tak tahan lagi dengan kebutaannya atas kondisi lalu lintas di sebelah kirinya.
Setelah menyuruh Via membantunya, Mike kembali melanjutkan perbincangannya di telepon.
***
Suasana hotel hari itu cukup ramai seperti biasanya. Banyak tamu yang hilir mudik entah menuju kemana. Petugas resepsionis pun terlihat cukup sibuk melayani reservasi ataupun mengangkat telepon yang cukup sering berdering.
"Bagaimana pak, apa kita sudah bisa berangkat sekarang?" Ucap Adit.
"Sebentar, kita tunggu pak Mike dulu." Ucap menejer Marketing.
Hari itu tim marketing akan menuju ke sebuah resort yang berada di Kota Batu untuk menindak lanjuti rencana kerjasama mereka dalam hal kunjungan wisatawan. Semua tim marketing telah berkumpul di lobi hotel dan siap untuk berangkat. Namun jadwal mereka terpaksa harus di tunda karena ada permintaan dari Mike untuk ikut dalam kegiatan marketing mereka hari itu.
"Sebenarnya posisi bapak Mike sekarang dimana pak?" Tanya salah seorang staff marketing.
"Haduh, saya juga bingung mau menjelaskan kepada kalian. Dia saat ini sedang terjebak kemacetan untuk mengantar bu Via ke suatu tempat."
Mendengar itu, Adit cukup terkejut. Namun ia berusaha tetap tenang.
"Waduh, apa-apaan ini. Dia janji akan datang tepat waktu dan tak mengganggu jadwal kita, tapi sekarang ia meminta kita menunggunya kembali dari mengantar pacarnya??" protes salah satu staff.
Menejer marketing tak menanggapi perilaku yang sebenarnya tak sopan itu dari bawahannya kepada orang sepenting Mike. Karena ia tau bahwa semua stafnya merasakan hal yang sama termasuk dirinya.
Adit mulai gelisah. Kedua kakinya mengetuk-ngetuk lantai dengan sedikit cepat. Selain ia khawatir mereka akan terlambat untuk presentasi, juga karena Mike sekarang sedang bersama dengan kekasihnya. Pikiran macam-macam mulai menghampiri pikirannya. Namun berusaha ditepis dengan sekuat tenaga.
Satu jam telah berlalu, dan akhirnya Mike tiba di hotel dan segera meminta maaf kepada semua staff marketing atas ulahnya. Walau sedikit kesal, semua orang tetap bersikap ramah kepadanya meskipun Mike telah mengacaukan jadwal mereka.
------------------------------
Anak baru mulai bertingkah...
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Boss's Daughter
RomanceCerita ini disusun dengan alur yang ringan-ringan saja. Tak ada melow yang berlebihan. Dan endingnya pun bisa ditebak layaknya cerita romance pada umumnya. Selama on going, part diupload random saja selama saya ada waktu ditengah kesibukan silaturah...