Part 7

3.1K 142 1
                                        

Drreeettt.. drreeettt..

ponselnya bergetar tanda seseorang sedang mencoba menghubunginya.

"Siang ini direktur mau mengadakan meeting soal rencana akuisisi jam 2 siang. Tolong siapkan berkasnya."

Diletakkannya kembali ponsel diatas meja kerjanya setelah panggilan itu terputus. Dilonggarkannya ikatan dasi yang melilit lehernya semenjak pagi tadi agar ia dapat sedikit bernafas merasakan betapa sibuknya ia hari ini.

Huuffft...

Hembusan nafas berat mengawali langkahnya menuju ke sebuah rak file yang cukup besar. Dibukanya satu persatu loker untuk mencari berkas yang ia butuhkan dengan seksama.

Tok tok tok..

"Dit, ayo makan siang. Anak-anak ngajak makan di depan kantor. Buruan." Salah seorang rekan kerjanya mengetuk meja kerja Adit yang berada di samping pintu ruang menejer.

"Gw masih sibuk. Duluan aja ntar gw nyusul." Ucapnya sambil terus mencari berkas yang ia perlukan.

Tumpukan berkas itu seakan tak akan habis untuk diperiksa. Setiap hari berdatangan berkas-berkas baru yang harus ia cek dan pilah sebelum diserahkan kepada menejer untuk di proses lebih lanjut. Belum lagi ia juga harus siap menemani menejer bila ada agenda diluar kantor. Benar-benar membutuhkan kondisi yang prima bila bekerja sebagai asisten menejer marketing.

***

Siang itu kondisi lobi hotel cukup ramai. Banyak tamu yang berdatangan karena jam-jam seperti ini adalah waktu untuk check in bagi para tamu yang akan menginap dan check out untuk tamu yang akan pergi.

Adit berjalan santai menuju ke pintu keluar. Beberapa staf hotel yang mengenalnya terlihat menyapanya, dan ia balas dengan senyuman ramah.

Bruaakkk..!!

Beberapa map coklat seketika berserakan di lantai saat Adit menyadari bahwa ia telah menabrak seseorang yang terlihat terburu-buru dari arah berlawanan.

"Ah maaf maaf, saya tidak sengaja.." ucap Adit saat ia melihat seorang perempuan jatuh terduduk setelah bertabrakan dengannya.

Perempuan itu tak menjawab atau melihatnya, ia bergegas merapikan map coklat yang ia bawa sekarang telah berserakan di lantai.

Adit menyadari bahwa perempuan itu bukanlah staff hotel. Dan juga wajahnya cukup asing baginya. Adit memandang wajah perempuan yang masih sibuk merapikan map itu sesaat. Wajahnya tampak kesal, namun sepertinya benar-benar tak punya waktu untuk menanggapi permintaan maaf Adit.

Adit yang merasa bersalah, lalu mencoba membantunya untuk merapikan map, namun map yang telah dipungut oleh Adit seketika diambil paksa tanpa mengucapkan sepatah katapun. Tentu saja hal itu membuat Adit semakin bingung harus berbuat apa. Ia hanya terus memandangi perempuan yang terlihat lebih muda darinya itu dengan tatapan bersalah.

Dari penampilannya, sepertinya perempuan itu juga seorang karyawan. Setelan seragam berwana hitam dengan rok selutut. Namun pakaian atasnya tak terlihat jelas karena perempuan itu sedang mengenakan jaket kain berwarna abu-abu tua dengan resleting bagian atas dibiarkan terbuka. Namun Adit sedikit tau dimana ia bekerja karena dari celah resleting jaket yang terbuka itu, terlihat logo XXI Cineplex.

Adit hanya membiarkan perempuan itu sibuk sendiri merapikan berkas miliknya. Ia hanya berdiri di dekatnya dengan tetap mengawasinya. Hingga ia selesai merapikan berkas yang berantakan dan kemudian bergegas masuk tanpa menghiraukan kehadiran Adit yang dari tadi berdiri disana.

Dari kejauhan Adit mengawasi kemana perempuan itu pergi. Dan ia pun juga perlahan berpaling dan melanjutkan perjalanannya untuk menyusul teman-temannya makan siang setelah tau perempuan itu masuk ke dalam lift hotel.


--------------------------------------------

Halo.. Beberapa part akan dilanjutkan publish hari ini. Enjoy...

Kritik sarannya jangan lupa ya...

Dear Boss's DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang