Hari telah beranjak senja di kota Jogja. Mike baru saja selesai mandi di kamar hotelnya. Diraihnya ponsel yang tergeletak di atas meja dan mencari kontak Via di dalamnya.
"Mau liat sunset?"
Tulisnya dalam pesan singkat.
"Aku capek mau istirahat. Kamu pergi sendiri aja kalau pengen lihat."
Mike tersenyum membaca balasan dari Via. Ia tau Via mungkin sangat kelelahan setelah perjalanannya yang menyenangkan tadi siang. Dan Mike pun memutuskan untuk jalan-jalan seorang diri.
Via masih betah berbaring semenjak ia tiba di hotel. Badannya yang lelah mengalahkan keinginannya untuk mandi. Gadis itu masih betah melihat ponselnya yang ternyata terdapat beberapa pesan masuk dari Adit. Adit terlihat menghawatirkannya karena Via tak kunjung membalas pesan dan telepon dari Adit semenjak tadi siang. Tak seperti biasanya, Via lekas membalas semua pesan dan telepon dari Adit sesibuk apapun dirinya.
"Yang.. maaf tadi ponselku aku taruh di loker, jadi gak tau kamu telepon."
"Beberapa saat kemudian Adit membalas dengan beberapa pertanyaan yang sifatnya sedikit introgratif. Namun Via tak keberatan. Satu persatu pertanyaan Adit dijawabnya dengan alasan kesibukan pekerjaan. Dan akhirnya Adit dapat mengerti tentang hal itu.
Via beranjak dari ranjangnya dan mulai memilah baju di kopernya untuk ia kenakan malam ini. Mike menyuruhnya berias saat makan malam nanti. Via sempat mempertanyakan tujuan dari permintaannya itu, namun akhirnya Via hanya menurut saja.
Malam telah tiba. Terdengar seseorang memencet bel pintu kamar hotel Via. Dan Via lekas tau siapakah orang itu. Segera ia bergegas keluar karena perutnya sudah cukup kelaparan.
Saat pintu terbuka, Mike menyambut Via dengan senyumannya. Kemudian mereka lekas beranjak ke luar hotel untuk menuju ke tempat mereka makan malam.
"Kenapa kita gak makan di restoran hotel saja?" Tanya Via.
"Aku sudah memesan tempat untuk kita makan malam. Tempatnya tak jauh dari hotel, jadi kita bisa jalan kaki."
Via menghela nafas. Ia tak mau habis pikir atas rencana apa yang Mike siapkan untuknya. Baginya sekarang yang paling penting adalah makan. Ia sudah membayangkan Nasi Gudek porsi jumbo dan beberapa plastik krupuk kulit tersaji di atas meja. Perutnya bergemerucuk saat memikirkan itu semua. Lalu saat pulang dilanjutkan dengan nasi kucing dan kopi Joss untuk menghangatkan badan. Sungguh nikmat pikir Via.
Beberapa saat kemudian mereka telah tiba di halaman sebuah restoran yang terlihat cukup mewah. Dari tampilan luar restoran itu, setiap orang dengan finansial pas-pasan pasti berfikir beberapa kali untuk masuk. Seketika bayangan Via akan Gudek porsi jumbo dan rentetan makanan lainnya sirna.
Saat mereka berdua masuk, salam dan sapa dari waiters menyambut mereka. Kemudian Waiters itu segera mengantar Mike dan Via ke tempat yang sudah dipesan sore tadi oleh Mike. Tempat yang sungguh mewah dengan gemerlap cahaya keemasan di berbagai sudut. Namun itu semua sama sekali tak mengesankan bagi Via. Karena dari Via kecil, ia sudah terbiasa diajak ketempat sejenis ini oleh kedua orang tuanya. Kali ini Via tak dapat menolak. Ia sudah membayangkan, berapa uang yang dihabiskan Mike untuk menyewa tempat disini, dan berapa harga dari setiap makanan yang akan ia pesan.
"Aku kangen sayur asem.." ucap Via dalam hatinya saat melihat hidangan mewah telah tersaji di hadapannya. Beberapa jenis makanan Eropa dengan porsi pelit berjajar dihadapannya. Ia sudah cukup jenuh dengan etika table maner yang berlaku di tempat seperti itu.
"Ini semua spesial buat kamu yang sangat cantik malam ini. Terimakasih telah berias untuku." Ucap Mike dengan senyum yang bisa membuat setiap wanita tersandung bila tak segera tersadar.
Via hanya tersenyum sembari mulai menyantap makanan yang sebenarnya hanya sebagai pengganjal perutnya yang sudah sangat lapar itu. Via tak boleh menghabiskan setiap makanan di piring, meskipun porsinya sedikit. Harus ada sisa. Karena itulah etika makan untuk orang sekelas keluarganya dan keluarga Mike.
"Besok kamu mau ikut denganku? Kita akan mengunjungi sebuah perkampungan di pinggiran kota. Aku sudah membuat janji dengan beberapa orang disana."
Via terlihat berfikir sejenak sembari tetap mengunyah dengan cara yang ia jaga agar tetap terlihat elegan. Dipikirkannya baik-baik ajakan Mike. Ia sebenarnya tak ingin mengganggu kesibukan Mike disini. Namun ia juga sedikit penasaran dengan tujuan Mike ke tempat seperti itu. Dan akhirnya Via menyetujui ajakan Mike.
Mike menyambut dengan senang hati keputusan Via ikut dengannya. Mike menceritakan secara singkat aktifitas yang akan mereka lakukan di desa itu besok. Via terlihat cukup antusias karena ternyata berhubungan dengan interaksi bersama masyarakat lokal.
Malam semakin larut, lalu lalang kendaraanpun berangsur sepi. Mike dan Via berjalan santai di pinggir pantai yang searah dengan hotel tempat mereka menginap. Hotel mereka memang terletak di tepi pantai dengan pemandangan di balkon kamar langsung menuju ke samudra hindia.
Hembusan angin pantai menyibakan rambut Via yang dibiarkannya terurai. Leher indahnya terlihat dengan jelas oleh Mike. Mike sempat menelan ludah saat melihat kulit putih mulus leher perempuan itu. Namun Via tak merasakannya. Gadis bergaun selutut itu tetap berjalan santai sambil menikmati lembabnya udara pantai di malam hari.
"Apa kamu ada tempat yang ingin dikunjungi di Jogja." Ucap Mike memecah keheningan antara mereka.
Via hanya menggeleng pelan. "Aku tak tau ingin kemana. Semua tempat disini terasa sangat menarik." Ucap Via.
"Mungkin nanti malam kamu bisa mulai browsing. Barangkali kamu menemukan tempat bagus."
"Pergi ke tempat yang mainstream pun tak masalah. Toh aku juga sudah lupa suasana di tempat-tempat itu. Aku baru dua kali ini pergi ke Jogja."
"Borobudur? Perambahan? Malioboro?" Ucap Mike.
Via hanya mengangguk. Ia sama sekali tak punya pandangan tempat bagus selain ketiga tempat itu yang seketika terlintas saat menyebut kata Jogja.
"Baiklah, kita kesana besok lusa. Kamu bisaberfoto sepuasnya, dan pamerkan ke teman-temanmu." Ucap Mike yang membuat Via tersenyum sembari tetap melangkah diatas pasir yang empuk.
"Hai sayang.. sudah tidur?" Via menekan tombol enter setelah selesai mengetik pesan untuk Adit saat ia sudah kembali ke kamarnya.
Beberapa lama kemudian masih tak ada balasan dari Adit. Via berpikir bahwa Adit sudah tidur saat ia melihat jam di ponselnya telah menunjukan pukul 12 malam. Kemudian Via meletakan ponselnya dan berusaha untuk memejamkan mata.
***
Mike romantis juga ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Boss's Daughter
RomansaCerita ini disusun dengan alur yang ringan-ringan saja. Tak ada melow yang berlebihan. Dan endingnya pun bisa ditebak layaknya cerita romance pada umumnya. Selama on going, part diupload random saja selama saya ada waktu ditengah kesibukan silaturah...