Bab 15

9.5K 392 10
                                    

'Thanks For Read'

~Happy Reading~

Aku berlari dengan air mata sudah bercucuran, ntah kenapa sangat sakit rasanya, kenapa orang yang aku sayang tega menyakiti hatiku.

"Lo jahat Arka, lo jahat!!"Teriakku, aku terhenti di pinggir jalan dan duduk di pinggir jalan itu, aku tumpahkan segala sedihku.

"Kak El, lo jahat kak, gue pikir lo baik, tapi kenyataannya lo nggak lebih dari seorang baj*ngan!"Ucapku lagi.

"Lo juga jahat Rachel, gue pikir lo sahabat yang baik, tapi kenapa lo juga gini Hel, kenapa!!!"Aku berteriak sesuka hatiku, tidak memperdulikan kendaraan yang lewat memperhatikanku.

Lalu seorang anak kecil laki-laki kira-kira berumur 8 tahun mentertawakanku.

"Hahaha.. ada orang gila!!"Ucapnya.

Tapi aku tidak menggubrisnya, lalu anak kecil itu pergi.

Kira-kira sudah 1 jam, aku menangis mataku bengkak, aku sedih bukan karna aku terlalu sayang, tapi karna mereka sungguh tega menyakiti aku.

Aku memutuskan untuk kembali ke sekolah, dengan wajah sembab, dan rambut yang berantakan.

Sesampai di sekolah, sudah nggak ada orang, semua orang udah pulang.

Lalu aku ke kelas, untuk mengambil tasku.

Tapi langkahku terhenti, ketika melihat Arka dan Rachel berduaan di kelas.

Tapi aku berusaha menahannya, aku pura-pura tidak melihat mereka, aku mengambil tasku dan pergi dari kelas itu.

"Weii!! Tunggu!!"Aku mendengar Arka memanggilku.

Langkahku terhenti, aku berniat menghampirinya.

"Ngapain kamu manggil Kina?"Aku mendengar Rachel bicara seperti itu ke Arka.

Seketika niatku musnah, aku pun berlari keluar dan langsung pulang, tanpa tau apa yang di bicarakannya.

Sesampai di rumah aku mengurung diri di dalam kamar, aku benci sama semua orang, emang nggak ada sahabat yang setia di dunia ini.

Mereka yang di sebut sahabat akan berubah ketika mengenal pacar.

Ok, sekarang aku berfikir bahwa Rachel tak lebih dari seorang sahabat mun*fik.

"Gue benci lo Hell!!"Teriakku sambil menghapus foto-foto aku dan Rachel di hp ku.

Tangisku kembali tumpah ketika mengingat Arka yang kemaren menembak ku dan sekarang dia jadian sama sahabat ku sendiri.

Apakah sekejap itu menghilang rasa sayangnya ke aku, sehingga dengan mudahnya dia berpaling.

Kenapa kak El juga ikutan begitu, padahal dia juga kemaren menembakku dan tiba-tiba saja dia udah jadian sama Dinda.

Apa yang terjadi sampai dia begitu, apakah keputusan ku untuk berfikir dan memberi jawaban ke esokan harinya itu salah.

Pertanyaan-pertanyaan itu terngiang di fikiranku.

COGAN! I'm Coming!! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang