Thanks For Read
Happy Reading😉😙😊
Akina segera keluar dari gedung besar itu, ia tak memikirkan lagi apa pun selain cowok itu, Arka.
"Arka semoga lu baik-baik aja,"ucap Kina pelan, sambil terus berlari keluar.
Ia lalu berdiri di tepi jalan, berusaha mencari taksi, angkot atau apapun yang bisa membawanya menemui Arka.
"Aduh.. Taksi mana sih ini!"ucap Kina, ia semakin khawatir.
Lalu dari kejauhan ia melihat angkot. Kina segera memberhentikan angkot itu, dan naik.
"Pak! Cepet pak!"ucap Kina sambil mencolek Supir angkot itu, ia melihat ke sekelilingnya, banyak orang didalam angkot itu, mereka melihat Kina dengan tatapan aneh, Kina tidak memperdulikannya.
Kina semakin resah, ia menggigit bibir bawahnya kuat, ia meremas hp yang ada ditangannya. Sesekali memanjatkan do'a, perasaannya tak enak tentang cowok itu.
Kina pun menghidupkan hpnya, dan disana ada 10 panggilan tak terjawab, Kina memeriksanya ternyata itu dari Arka. Ia semakin khawatir, bulir bening itu keluar dari kelopak matanya, ia tak dapat menahan kekhawatirannya lagi.
Ia mencoba menghubungi Arka, tapi tidak aktif.
"Pak, buruan Pak!"ucap Kina, sambil menyeka air mata yang terus keluar.
Seorang Ibu-ibu disampingnya pun terlihat kasihan pada Kina.
"Dek, ada apa? Kenapa nangis?"tanya Ibu itu, sambil menatap Kina lekat.
"Teman saya Buk, saya takut terjadi apa-apa,"ucap Kina jujur.
"Kami berdo'a aja, semoga nggak terjadi sesuatu yang buruk,"saran Ibu tersebut.
"Iya Buk, terimakasih atas sarannya,"ucap Kina.
Ibu tersebut mengangguk, sambil sesekali melihat ke arah Kina.
"Pak, berhenti disini Pak!"ucap Kina, sambil keluar dari angkot tersebut.
"Ini Pak, kembaliannya diambil aja!"ucap Kina, sambil menyodorkan selembar uang 50 ribu.
Kina segera berlari ke arah rumah Arka.
Ia mengetuk pintu rumahnya, berharap Arka keluar.
Tapi tak ada jawaban dari pemilik rumah.
Kina pun memutuskan untuk masuk.
"Arka! Lu dimana?"tanya Kina terisak.
Karna tak ada jawaban, Kina pun masuk ke dalam kamar Arka.
Betapa terkejutnya Kina, melihat cowok itu tergeletak lemah di lantai kamarnya, dengan gelas pecah di dekatnya.
"Arka!!"pekik Kina, ia mendekati Arka, ia mengangkat kepala Arka ke pahanya sambil menggoyang-goyangkan tubuh cowok itu.
"Arka, bangun! Lu jangan becanda, gue mohon bangun sekarang! Arka, pliss buka mata lo! Gue sayang sama lo Arka!!"teriak Kina.
Lalu, kelopak mata Arka sedikit terbuka, ia mencoba mengedarkan pandangannya.
"Arka? Lo nggak apa-apa kan?"tanya Kina dengan air mata yang berjatuhan.
Kedua sudut bibir Arka terangkat, memperlihatkan senyuman manisnya, walaupun bibirnya sangat pucat.
"Bo.. Bolot? Lo disini?"tanya Arka pelan.
"Iya Arka, ini gue, gue sayang sama lo, pliss jangan kenapa-napa."ucap Kina khawatir.
"Gue nggak apa-apa, nggak usah khawatir,"ucap Arka.
"Ih, lo udah tau sakit masih bisa bilang nggak papa!"ucap Kina.
Perlahan mata Arka kembali tertutup.
"Arka? Arka? Bangun! Lo jangan becanda! Ayo bangun!"pekik Kina, tapi Arka sama sekali tak bergerak.
Kina pun membawa Arka kerumah sakit.
Tak lama, orang tua Arka pun datang.
"Sayang, Arka kenapa?"tanya Mami Arka, sambil menyeka air matanya.
"Kina juga nggak tau tante, pas Kina datang, Arka udah pinsan,"ucap Kina.
"Yaampun, semoga Arka baik-baik aja."ucap Mami Arka.
"Mi ini pacarnya Arka ya?"tanya seorang pria ber jas, itu Papi Arka.
"Iya Pi,"ucap Mami Arka.
"Halo Om,"sapa Kina, sambil menyalami Papi Arka.
"Halo Kina,"balas Papi Arka, sambil tersenyum.
Lalu seorang dokter keluar dari ruangan Arka.
"Anak saya kenapa dok?"tanya Mami Arka ke dokter itu.
"Dia hanya demam biasa, tapi dia terlalu kelelahan hingga membuatnya pingsan,"ucap Dokter.
"Oh, makasih ya Dok,"
"Iya, sama-sama,"
Dokter itu pun pergi.
"Tante, boleh Kina liat Arka?"tanya Kina.
"Boleh sayang."ucap Mami Arka.
"Makasih Tante."
Kina pun masuk ke dalam ruangan tersebut, disana Arka terbaring lemah di kasur rumah sakit.
"Arka?"ucap Kina.
Arka sedikit membuka matanya.
"Bolot?"ucap Arka.
"Lo nggak apa-apa kan, apa ada yang sakit?"tanya Kina khawatir.
"Gue nggak apa-apa, ciyee khawatir,"goda Arka.
"Ih, udah tau sakit, masih aja becanda,"ucap Kina sambil menepuk pelan lengan Arka.
"Gue nggak sakit kok, cuma demam aja,"ucap Arka.
"Itu kan sakit oon!"ucap Kina.
"Lo mau gue sembuh?"tanya Arka.
"Iyalah,"
"Ada caranya,"
"Apa?"tanya Kina .
"Cium gue dulu, pasti gue sembuh,"ucap Arka, sambil tersenyum jahil.
"Ih, nggak ah!"ucap Kina, pipinya telah memerah karna malu.
"Lah, kok gitu, waktu itu lo sakit gue cium, sembuh kan lo. Sekarang giliran lo yang cium gue,"ucap Arka.
"Apaan sih Arka, gue malu,"ucap Kina.
"Nggak usah malu, cepetan!"ucap Arka.
"Nggak! Nanti keliatan Mami atau Papi lo gimana?"tanya Kina.
"Nggak lah, mereka kan diluar,"ucap Arka.
"Nggak Arka! Nggak mau!"ucap Kina.
"Ayo sayang, cium sini aja,"ucap Arka sambil memegang pipinya.
Kina pun mendekat ke Arka, ia mendekatkan bibirnya ke pipi Arka...dan.....
Cup
"Makasih sayang!"ucap Arka sambil tersenyum tulus.
Kina hanya senyum-senyum sendiri, sambil menahan malunya.
~Bersambung~
Vote N Comment.
Salam manis All.
#jkook13
KAMU SEDANG MEMBACA
COGAN! I'm Coming!! [SELESAI]
Humor[SELESAI] Masa Revisi. Cerita Di Private Acak, Follow Gw untuk Full Stories.[Typo Bertebaran] *receh "Bolot!!" "Apa bawel?" "Gue mau nikah ama lu!" "Hah!!"