'Thanks For Read'
~Happy Reading~
Aku pun pergi dari kedai nasi itu, aku udah nggak tahan liat cewek itu, emang dia siapanya Arka.
Tanganku sampai sakit gara-gara bersalaman dengan dia.Kok aku jadi cemburu gini sih liat dia sama Arka, kan aku bukan siapa-siapanya Arka.
Aku pun kembali ke rumah sakit.
Aku membuka pintu ruangan ayah di rawat."Kina,"Panggil bunda.
"Iya, ada apa bunda?"Tanyaku.
"Ayah kamu sudah sadar,"Ucap bunda dengan senang.
"Alhamdulillah, ayah,"Ucapku, lalu aku menghampiri ayah yang masih terbaring, ku lihat ayah sudah membuka matanya, bibirnya masih pucat, dia kelihatan lemah, tapi aku yakin ayah pasti akan sembuh.
"Ayah,"Ucapku, sambil memegang tangan ayah yang dingin.
"Ki-kina,"Ucap ayah pelan.
"Iya yah, Kina di sini,"Ucapku.
"Maafin ayah ya,"Ucap ayah.
"Kenapa ayah minta maaf, seharusnya Kina yang minta maaf sama ayah,"Ucapku.
"Iya, karna ayah membuat kamu khawatir,"Ucap ayah, lalu ku lihat bulir bening itu keluar dari kelopak mata ayah.
"Ayah jangan nangis,"Ucapku sambil menghapus air mata ayah.
"Kina jangan nangis juga dong,"Ucap ayah, sambil berusaha tersenyum.
"Iya yah, Kina nggak nangis kok,"Ucapku, sambil menyeka bulir yang terlanjur keluar dari kelopak mataku.
"Kina,"Ucap ayah lirih.
"Iya yah,"Ucapku.
"Kalau ayah udah nggak bersama Kina nanti, tolong Kina jangan sedih ya,"Ucap ayah, perkataan ayah itu berhasil membuat bulir bening itu keluar lagi dari kelopak mataku.
"Ayah, jangan ngomong gitu, Kina yakin pasti ayah akan sembuh,"Ucapku.
"Iya, ayah cuma mau bilang, kalau ayah udah nggak bersama Kina, tolong Kina jangan nangis dan Kina harus jaga bunda dengan baik,"Ucap ayah.
Aku melirik ke bunda yang tertunduk, aku bisa melihat bunda lagi nangis.
"Ayah, Kina mohon jangan pergi, ayah pasti kuat, Ayah pasti sembuh,"Ucapku.
"Maafin ayah Kina, kalau nanti ayah nggak bisa liat kamu dewasa, liat kamu menikah dengan pasanganmu, ayah mau kamu mencari pasangan orang yang baik, dan peduli dengan kamu,"Ucap ayah.
"Iya ayah, Kina mau ayah mendampingi Kina saat Kina menikah nanti,"Ucapku.
"Iya sayang, kamu jangan nangis, kalau kamu sedih nanti ayah juga ikut sedih,"Ucap ayah.
"Kina nggak sedih kok yah, Kina mau ayah terus bersama Kina sampai kapanpun,"Ucapku.
"Iya, tapi ayah nggak bisa menjanjikan itu sayang, kalau ayah pergi nanti, pasti ayah akan selalu bersamamu, ayah selalu ada di hati kamu, dan ayah akan selalu mendo'akanmu supaya kamu dan bunda bahagia walau tanpa ayah,"Ucap ayah.
Aku nggak bisa nahan air mata ini, aku langsung memeluk ayah erat, aku nggak mau ayah pergi.
"Ayah, Kina mohon jangan pergi,"Ucapku.
Lalu dokter masuk ke dalam ruangan ayah, aku melepas pelukanku.
"Maaf mbak, saya harus periksa keadaan pasien, serta memberi infus lagi,"Ucap Dokter.
"Iya silahkan dok, tolong sembuhkan ayah saya,"Ucapku, sambil melangkah menuju bunda yang lagi duduk di kursi.
"Bunda,"Ucapku, lalu aku memeluk bunda dan menangis dalam pelukan bunda.
"Kina, kamu nggak boleh nangis, nanti ayah juga ikut nangis lho,"Ucap bunda.
"Iya bunda, bunda juga nggak boleh nangis,"Ucapku.
"Iya sayang bunda nggak nangis,"Ucapku.
"Oh iya, kakak mu nanti akan sampai di sini nanti,"Ucap bunda.
"Iya bunda,"Ucapku.
Kakak ku bernama Arga Pratama, anak pertama dari ayah dan bunda, dia berkuliah di Singapore, jadi dia agak susah buat pulang.
Aku melirik jam tangan, jam menujukkan pukul 7 malam.
Aku melihat ayah tidur.
Pintu rumah sakit terbuka, dan masuklah seorang pemuda, ya kakakku.
"Kakak,"Ucapku, sambil berlari lalu memeluk kak Arga.
"Kina,"Ucap Kak Arga, sambil membalas pelukanku.
Lalu kami melepas pelukan. Kak Arga mendekati bunda dan memeluknya, dan Kak Arga melihat ayah, lalu memeluknya.
"Ayah, bangunlah Arga di sini,"Ucap Kak Arga.
Lalu aku melihat ayah membuka matanya.
"Arga,"Ucap ayah pelan.
"Ayah,"Ucap Kak Arga.
"Arga, kamu sudah pulang,"Ucap ayah.
"Iya yah, Arga pulang,"Ucap Kak Arga.
"Bagaimana kuliahmu?"Tanya ayah, ayah masih saja bertanya tentang hal lain sedangkan kesehatannya sedang terancam.
"Kuliah Arga baik-baik aja yah, Arga mau ayah mendampingi Arga saat wisuda nanti,"Ucap Kak Arga, kulihat bulir bening itu keluar dari kedua kelopak mata Kak Arga.
"Iya, tapi kalau ayah nggak bisa, ayah mau kamu jangan sedih, ayah mau kamu bisa membahagiakan bunda dan adikmu,"Ucap ayah.
"Arga pasti akan membahagiakan bunda dan adik, dan Arga juga akan membahagiakan ayah nanti, Arga mohon ayah sembuh, ayah kumpul lagi sama Arga, Arga kangen saat kita makan bersama,"Ucap Kak Arga.
Aku hanya mampu menangis melihat Kak Arga dan ayah.
Lalu aku melihat ayah menutup matanya dengan tenang.
"Ayah,"Ucap Kak Arga.
"Apa ayah tidur?"Tanya Kak Arga.
Ayah masih diam, tanpa bergerak.
Aku mendekati ayah dan memegang tangannya, tangannya bertambah dingin."Ayah!"Panggilku.
"Ayah bangun!"Panggilku, tapi ayah sama sekali nggak bergerak.
"Ayah.. Jangan pergi!!"Ucapku.
~Bersambung~
Hai Friends Tercinta😘
Kalau ada bab yang tidak ada, itu di privat. Follow me untuk full stories.
Jangan lupa ya sehabis baca Vote N Comment.
Salam manis dari AYAH.
#ErnyAlfazira
KAMU SEDANG MEMBACA
COGAN! I'm Coming!! [SELESAI]
Humor[SELESAI] Masa Revisi. Cerita Di Private Acak, Follow Gw untuk Full Stories.[Typo Bertebaran] *receh "Bolot!!" "Apa bawel?" "Gue mau nikah ama lu!" "Hah!!"