Tahan Marah

5.6K 524 10
                                    

Typobersebaran.........

Jika Lisa bisa terlahir kembali. Lisa tidak ingin bertemu makhluk aneh dihadapannya ini. Makhluk yang selalu mengikuti kemana Lisa pergi. Makhluk yang selalu tersenyum bodoh jika Lisa memarahinya. Makhluk yang selalu membuat Lisa naik darah, tapi anehnya makhluk ini selalu ada disaat Lisa butuh sandaran, selalu ada disetiap Lisa merasakan sakit duka dan senang. Dan anehnya lagi Lisa mulai nyaman dengan makhluk yang bernama Jongin.

Seperti kemarin, Lisa pulang terlambat. Dan sialnya ia tidak tau bahwa ada pemadaman listrik. Sungguh Lalisa trauma pada tempat yang gelap.

Ia menangis, berharap ada yang menolongnya. Lima belas menit sudah Lisa menangis, sehingga suara ponsel berdering. Secara perlahan Lisa berjalan mengikuti suara ponselnya.

Syukurlah, harapannya tak sia-sia. Disana tertampang nama Jongin. Lalisa dengan terburu-buru mengangkatnya.

"Jongin, help me".

Setelah itu tak berapa lama Jongin datang. Oh tuhan, jika tak ada Jongin. Mungkin Lisa akan takut semalaman.

Aah, kembali ketopik dimana Jongin selalu membuat Lisa naik darah. Seperti sekarang, Lisa sedang menyiapkan makanan untuk tetangga barunya.

Ia belum menemui tetangga barunya itu, tetapi tetangga sebelahnya berkata bahwa tetangga barunya itu seumuran dengan Lisa.

Lisa tidak terlalu penasaran terhadap tetangga barunya. Lisa hanya berharap tetangga barunya itu tidak mengusik ketenangannya, seperti yang dilakukan Jongin.

Dddrrrrrtttt. Oke Lisa dibuat kesal sekarang. Sudah beberapa kali ponselnya itu terus berdering.

Lalisa memberikan sentuhan terakhirnya pada kuenya. Ia menghela nafasnya. Lalu menatap ponsel yang sedari tadi berdering.

"Yeobseyo"

"Lisa lisa dimana!? Kenapa lama sekali mengangkat telpon ku, eoh!?".

Lalisa menjauhkan ponselnya dari telinganya, lalu mematikan ponselnya secara sepihak.

"Mengganggu saja".

.
.
.

Lalisa membuka pintu apaartemen nya. Saat ini ia akan mengantar kue buatannya pada tetangga barunya. Baru saja ia membuka pintunya, ia dikejutkan dengan cengiran bodoh.

"Yak! Jongin. Kau mengejutkan ku!".

"Heeee, eoh untuk siapa kue itu?". Masoh dengan cengiran bodohnya.

Lalisa memutarkan bola matanya. "Ini untuk tetangga baru diseberang sana!".

"Minggirlah!".

Jongin terseyum. Ia terus menghalangi jalan Lisa.

"Yak! Apa yang kau lakukan, pergi sana!".

"Dan hentikan seyuman bodoh mu itu!".

"Shirreo".

Lalisa memutarkan bola matanya. "Yak kau ini, cepatlah minggir, tangan ku penat memegang kue ini".

"Lisa-yaa". Ucap Jongin lembut dengan tatapan serius.

Lalisa mengerutkan keningnya, ia bingung mengapa Jongin tiba tiba serius. "Wae?".

"Kau selalu marah jika melihat wajah ku, iya kan?".

Lalisa menatap Jongin sinis. "Eoh, kau baru sadar!?".

"Aku akan minggir jika kau melakukan sesuatu untuk ku".

Lalisa menatap Jongin selidik. Jongin tetap memasang wajah serius.

Lalisa menghela nafasnya. "Baiklah, jangan memintaku melakukan hal yang aneh!".

Jongin terseyum. Ia mengankat kedua tangannya menyentuk kedua pundak Lisa. Ditatapnya Lisa intens.

"Tahan marahmu, bukan kah kau selalu marah jika melihat ku. Maka tahan marah mu selama aku bilang menyerah untuk menatap matamu".

"Mwo!!". Lisa membulatkan matanya.

"Permintaan apa itu hah!!".

"Eoh, apa kau tidak penat memegang kue itu?". Lagi lagi Lisa menyerah.

"Baiklah, mari lakukan".

"Tapi jika aku tak marah, kau jangan mengusik ku lagi". Seketika wajah Jongin berubah. Lisa merasakannya. Apakah ia salah berbicara?

"Wae, kenapa kau menatapku seperti itu!?".

Jongin menggeleng lalu tersenyum. Ia lalu menunduk mensejajarkan wajahnyapada Lisa.

"Kajja, mulai!".

Mereka mulai bertatapan. Oh tuhan apa yang Lisa lakukan ini, bukan kah ini konyol. Ia menurut pada permintaan konyol dari orang konyol.

Baru beberapa menit. Chup. Lalisa membulatkan matanya. Bagaimana tidak! Jongin menciumnya!! Ya mencium Lalisa!.

Bukan sekedar mencium, tetapi Jongin melumat penuh bibir Lisa. Menarik tenguk Lisa agar memperdalam ciumannya.

Oh tuhan, lalisa tak bisa bergerak sekarang. Ia terus menatap Jongin yang memejamkan matanya.

Apa yang orang bodoh ini lakukan!!?.

Jongin melepaskan ciumannya, lalu terseyum lembut menatap Lisa yang membulatkan matanya terkejut.

Ia meraih kue Lisa. "Gumawo, tetangga". Ia lalu berbalik, berjalan memasuki apartemen diseberang Lisa. Meninggalkan Lisa yang masih shock atas kejadian tadi.

"Apa yang dia bilang tadi, tetangga!?".

"Dia tetangga ku sebenarnya!?".

"Dan di--a, me men cur ri ciuman pertamaakuu!?".

"YAK! JONGIN PABBO!!!".

Sepertinya hidup Lisa tidak akan tenang. Atau akan lebih berwarna dari sebelumnya.


☘☘☘




STORIES OF HERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang