empat tahun mengenal lisa. mulai dari sma sampai kuliah pun Hyunjae harus satu kelas dengan Lisa.
hyunjae gak tau, manusia jenis apa lisa itu. ia hanya menyimpulkan lisa adalah seorang pyscopath. suka membuat keributan, dan sangat senang dengan kerusuhan.
dan ini sudah tahun kelima. dimana dirinya juga lisa sudah menginjak perkuliahan.
hyunjae tidak mau tinggal diam sekarang. dua sahabat baiknya beradu otot hanya karena lisa. ya seorang gadis yang tak seberapa itu menurutnya.
"brengsek! udah tau aku suka lisa! tapi kamu malah ngambil!"
brukk
hyunjae meremas surai frustasi. beberapa kali mencoba memisahkan kedua pemuda yang notabene nya adalah sahabatnya.
"kenapa sih kalian!? kenapa berantem cuman karena cewek itu!" seru Hyunjae yang tentu tak digubris dua pemuda itu.
hyunjae menghela nafas sejenak. mata nya kemudian menangkap sosok lisa diantara kerumunan. tersenyum miring menatap dirinya.
hyunjae menggeram, mengepalkan kedua tangan nya yang tentu saja membuat lisa tertawa tanpa suara.
pemuda itu mengalihkan wajahnya, berdecak saat melihat kedua sahabatnya masih tetap beradu otot. tepukan pundak membuatnya menoleh, menatap sosok pemuda lain yang menatap dirinya tenang.
"mr. shin dijalan. mending kamu pergi. jangan buat diri kamu terlibat. biar aku yang urus" kata pemuda itu.
hyunjae menghela nafas, ia mengangguk percaya pada pemuda itu.
pikiran nya kemudian melaju pada sosok Lisa. matanya beralih mencoba mencari Lisa. tapi tak ada lisa disana.
.
.
.
brakkk
lisa terkekeh, tak sedikitpun merasa sakit dipunggungnya akibat didorong hyunjae kasar.
"wah benar-benar pyscopath ya kamu!?"
lisa kembali terkekeh, "memang aku pembunuh?"
"mungkin saja kamu membunuh orang disana"
hyunjae menatap lisa tajam. ia bahkan menumpu satu tangan nya ditembok.
"dari dulu aku gak mau ikut campur urusan kamu. tapi sekarang aku terpaksa ikut campur karena kamu sudah membuat sahabatku berantem"
lisa menaikkan satu alisnya, memiringkan kepalanya tersenyum miring.
"jadi harus seperti itu biar bisa ngobrol sama kamu?"
hyunjae menegak, mengernyitkan keningnya. jika diingat lagi mereka berdua memang tidak pernah berbicara satu sama lain. bahkan sekedar menyapa pun tidak pernah. padahal mereka selalu terkurung didalam satu ruangan.
"jadi kamu beneran anggap aku pyscopath?" tanya Lisa lagi.
hyunjae diam, masih menatap lekat lisa.
"padahal aku gak ada ngelukain siapa-siapa"
"tapi kamu bikin orang sakit hati!"
lisa mendecak, ia maju selangkah mendekat pada hyunjae, mendongak menatap tajam pemuda itu.
"apa? itu resiko mereka. aku cuman diem. cuman balas kebaikan mereka."
hyunjae mendengus, "lalisa stop. ini terakhir kali buat kamu ngelakuin ini. udah banyak orang yang kamu sakitin. kamu itu cuman cewek biasa, jangan sok kecantikan dengan terus menjanjikan cinta. kalo emmang butuh cinta, pilih satu. jangan serakah, tidak sesuai dengan penampilanmu. bahkan kau masih jauh level dengan rose, teman mu yang cantik dan berhati baik itu."
mata lisa menajam, menatap hyunjae dengan tatapan mengintimidasinya. yang sayangnya tidak mempengaruhi hyunjae.
"ok," ucap lisa kemudian, "kalau gitu aku butuh kamu. aku butuh cinta kamu."
"aku gak tertarik sama kamu. sudah kubilang kamu itu gadis biasa. tidak ada yang membuat aku harus terpesona denganmu"
lisa merotasikan bola matanya, tidak percaya begitu saja pada pemuda itu.
"mungkin sekarang tidak. rapi lihat saja besok. semua akan berbalik" kata Lisa dengan kedipan mata menggoda hyunjae yang detik kemudian berbalik pergi meninggalkan pemuda itu.
hyunjae menautkan keningnya heran. apa yang dimaksud gadis itu. apa gadis itu fikir ia akan berbalik terpesona pada gadia itu? mustahil.
tapi sial nya. hyunjae tidak bisa tidur karena memikirkan perkataan lisa.
apa? kenapa lisa membutuhkan cintanya?
"ck, benar-benar physcopath"
☘☘☘
KAMU SEDANG MEMBACA
STORIES OF HER
Fiksi PenggemarRANDOM STORIES OF HER, LALISA MANOBAN. [Ini cerita lapak pertama yang aku buat, jadi maaf kalau kepenulisan nya berantakan :))]