morning chance

3.3K 430 11
                                    

05:15. Masih terbilang cukup pagi bagi seorang Jung Jaewon a.k.a ONE, solois dari YGent ini yang seharusnya sibuk akan jadwal nya sendiri, memilih untuk berkeliaran dipagi hari disekitar apartemen nya.

Entah itu untuk berolahraga ataupun hanya sekedar mencari udara segar sambil memotret beberapa objek dengan kamera digitalnya.

Sebenarnya bukan hanya itu saja alasan nya. Tetapi suatu alasan yang membuatnya sering berkeliaran dipagi hari ini.

"Oppa... annyeong!"

Jaewon menoleh. Ia lantas tersenyum menatap sosok gadis yang kini memilih duduk disebelahnya.

Gadis itu nampak berkeringatan.

"Kau datang?"

Gadis itu--Lisa menoleh lalu menggeleng dengan bibir yang mengerucut.

"Tidak.. aku masih tidur dikamarku!"

Jaewon terkekeh. Ia kemudian kembali fokus pada kameranya. Melihat beberapa potret.

"Kau habis olahraga ya?"

Lisa menggeleng, ia lantas melap keringatnya dengan telapak tangan nya.

"Bisa dibilang olahraga sih.. tapi tepatnya aku kabur dari Jennie eonnie"

Jaewon menoleh, masih dengan senyuman yang terpatri diwajahnya. "Memangnya apa lagi? Ini masih pagi loh, kau malah usil pada eonniemu"

"Ani! Aku tidak usil pada eonnie, oppa! Malam tadi mereka minum-minum. Tapi aku tidak!"

"Benarkah?"

Lisa lantas mengangguk kencang. Mengerucutkan bibir kemudian karena Jaewon menatapnya tak percaya.

"Aku ada pemotretan nanti jam sepuluh. Kalau aku ikut minum. Aku akan dimarahi manager oppa!"

"Ck, lalu kenapa kau kabur?"

Lisa mendengus, "eonnieduel menyuruhku membereskan sisa mereka minum karena aku tak ikut minum. Barang segelaspun."

Jaewon tertawa kecil. Ia mengangguk paham. "Aku juga pernah disuruh begitu dengan dusty dan hanbin. Karena tidak ikut minum. Dan aku juga kabur"

"Cih, kau juga sama oppa"

Jaewon lantas tertawa. Ia mengangguk. Tetapi kemudian kembali diam menatap kameranya.

"Kali ini apa yang kau potret oppa?" Tanya Lisa.

"Tidak ada. Tak ada yang menarik untuk dipotret."

Lisa mengernyit, "lalu apa yang kau lihat sampai tersenyum begitu?"

Jaewon menoleh. Ia tersenyum. "Hanya melihat-lihat"

Jaewon kemudian menyimpan kameranya. "Mau olahraga bersama?"

"Tidak, aku sudah cukup lelah berlari" tolak Lisa.

"Kalau begitu. Temani aku berolahraga"

"Berlari? Oh ayolah oppa. Jika kau berlari. Aku juga pasti ikut berlari"

Jaewon terkekeh. Ia menggeleng lalu bangkit. "Tidak. Lakukan seperti biasa. Jadilah tukang hitung. Aku akan sedikit melakukan olahraga ringan"

Lisa ikut bangkit, mengikuti Jaewon. "Kali ini berapa kali? Aku tidak ingin menghitung jika tidak lebih dari dua ratus kali"

Jaewon mengerjap menoleh pada Lisa. Deting kemudian wajahnya merengut. "Oh ayolah. Tanganku tidak cukup kuat untuk melakukan push up lebih dari dua ratus. Bahkan tidak sampai lima puluh kali"

"Cih, aku bahkan bisa melakukan nya lebih dari itu"

"Ya kau bisa. Kau melakukan nya dengan menyicil disetiap pagi" ledek Jaewon.

Lisa memberengut. Ia menyenggol lengan Jaewon kesal membuat Jaewon tertawa puas karena telah mengalahkan Lisa dalam hal berdebat seperti biasanya.

Iya seperti biasa. Hampir setiap pagi. Itulah alasan mengapa Jaewon suka berkeliaran dipagi hari karena ia yakin ia akan bertemu seorang gadis dengan senyum merekah yang selalu menyapanya juga menemani pagi nya.

Jaewon cukup senang jika harus bertemu Lisa dipagi hari, dijam orang-orang masih tertidur.

Walau satu agensi. Bukan berarti mereka dengan mudah begitu saja bertemu. Ada banyak orang disana. Juga ada banyak larangan disana.

Maka kesempatan itu hanya bisa didapatnya dipagi hari.

Tetapi itu kemarin. Itu beberapa hari yang lalu.

Karena di hari berikutnya. Lisa tidak pernah terlihat dipagi hari. Dan Jaewon akhirnya merasakan apa itu menunggu.

☘☘☘

Udh gue bilg w mles nulis-___-

Tp w greget gmna dong ;))

STORIES OF HERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang