gak seperti peramal lain nya. lisa berbeda, bahkan ia masih amatiran. tapi sayang nya semua apa kata dia selalu benar.
awalnya hanya anak kelas yang tahu bahwa lisa bisa meramal, bahkan membaca pikiran orang lain dengan sebuah kartu. atau kepribadian dengan melihat garis tangan.
tapi lambat laun, kelas lain mengetahui kemampuan lisa. lisa bahkan membuka bisnis baru. sekali tanya dan sekali ramal membayar lima ribu. wah benar-benar jiwa bisnis.
tetapi seberapa luaspun pengetahuan lisa. tetap saja kemampuan lisa tidak bisa dibilang sempurna. karena ada saja rahasia yang lisa belum tahu.
"gue liat ada dua cowok disekeliling lo"
Eunha, gadis mungil yang duduk dihadapan lisa itu menatap tanya.
"perasaan gue banyak temen cowok deh lis"
lisa menggeleng, kembali melihat jejeran kartu dihadapan nya.
"bukan itu. maksudnya ada dua orang cowok yang buat elo tertarik. satu yang lebih tua, satu lagi yang seumuran sama elo,"
eunha diam, ia nampak berfikir sejenak, "ada sih yang beberapa hari ini bikin gue tertarik," katanya dengan mata yang menjelajah keseisi kelas lisa.
lisa mengangguk, ia mungkin bisa saja mengetahui siapa yang dimaksud lisa. tetapi lisa tidak mau terlalu memasuki pikiran orang lain, itu hanya akan membuatnya lelah.
ya, meramal pun butuh tenaga. lisa bahkan bisa kelelahan dan tak bisa berfikir karena terlalu lelah.
"yang tua agak item. dia sering nyapa elo pake senyum manis. tapi aayang nya dia udah punya pacar, dan elo selalu ngerasa gakada apa-apa nya sama pacar itu cowok" kata Lisa yang langsung diangguki.
"iya anjirrr, itu ceweknya cakep bener, tinggi langsing putih. anak cheers lagi! lah gua apa?! ampas!"
lisa terkekeh, ia tidak mau terlalu menanggapi eunha seperti biasanya. fokus nya tidak boleh terpecah.
tangan nya kemudian menyentuh kartu lain. kartu yang menjadi pilihan eunha tadinya.
"yang seumuran sama elo ganteng. anaknya pinter, juga agak kaleman. iya?"
eunha mengangguk, matanya kembali melirik keseisi kelas, membuat lisa mengernyit.
"anak kelas sini"
eunha tersenyum, tepatnya tersenyum malu.
"gimana ya, gue dari dulu tertarik banget sama dia. tapi kayaknya dia gak tertarik sama gue" ucapnya dengan raut wajah murung.
lisa menghela nafas, ia kemudian kembali beralih pada kartu terakhir. matanya menyipit dengan bibir yang ditipiskan.
"kayaknya mau elo milih siapapun diantara dua orang itu, elo bakal ngerasain sakit."
"kenapa?"
lisa mengedikkan bahunya, tangan nya kemudian menyusun rapi kartu-kartu.
"cuman itu yang gue baca dari kartu pilihan elo"
"elo gak coba ramal kenapa gue bisa sakit hati dengan apapun pilihan gue?"
lisa menggeleng, "gue cuman baca nasib dari kartu yang elo pilih, untuk baca pikiran atau ramal itu beda lagi"
eunha berdecak, "ck, dua puluh ribu gue bayar. gimana?"
"percuma, elo pingin tau alasan kenapa elo bisa sakit hati karena milih mereka, itu salah. yang harus gue baca itu adalah mereka. gue bahkan gak tau siapa mereka"
KAMU SEDANG MEMBACA
STORIES OF HER
FanfictionRANDOM STORIES OF HER, LALISA MANOBAN. [Ini cerita lapak pertama yang aku buat, jadi maaf kalau kepenulisan nya berantakan :))]