3 days

4.4K 379 2
                                        

Tiga hari, Dokyeom hanya punya 3 hari untuk mengatakan pada Lisa. Mengatakan bahwa ia mencintai gadis itu, Lisa. Tapi apa yang dilakukan Dokyeom sekarang adalah tetap berdiam diri di dalam kamarnya.

Mematung berdiri menatap pantulan dirinya dicermin.

Menatap dirinya yang tak terurus. Tak terlihat bahwa dirinya tampan seperti yang Lisa katakan. Tak terlihat senyuman dibibirnya seperti yang Lisa sukai.

Dokyeom menangis dalam diam merutuki perasaan ya sendiri karena baru menyadarinya sekarang.

Setelah sepuluh tahun terus berada disamping Lisa, saling menemani. Dokyeom baru menyadarinya, ia mencintai Lisa sejak dulu.

Ia terus merutuki dirinya, menatap frustasi dirinya dipantulan cermin.

Kenapa disaat yang tak tepat Dokyeom menyadarinya. Disaat Lisa akan pergi. Pergi meninggalkan hari hari yang terus Dokyeom sukai bersama Lisa.

.

.

.

"Lisa...". Gadis itu menoleh menatap laki-laki yang selama sepuluh tahun terakhir terus bersamanya.

Ia terseyum menatap laki-laki itu, lalu memeluk erat laki-laki itu seolah tidak ingin laki-laki itu pergi.

Laki-laki itu Dokyeom, tersenyum tipis pada Lisa yang kini terlihat cantik didepan cermin dengan balutan dresa putih ditubuhnya. Ia membalas pelukan Lisa hangat. Menghirup wangi rambut Lisa yang tergulung rapi.

Lisa menjauhkan dirinya menatap Dokyeom dengan mata berbinar.

Hati Dokyeom mencelos melihat tatapan bahagia Lisa padanya. Dan Dokyeom lagi -lagi harus tersenyum.

"Aku sangat gugup, untung saja ada kau. Kau membuatku tenang, oppa".

Dokyeom mengangguk tersenyum tipis, ia mengelus lembut pipi Lisa. Ia lalu mengecup kening Lisa lembut. Menyalurkan rasa sayangnya pada Lisa.

"Lisaa, aku mencintaimu" lirih Dokyeom, masih dengan bibir yang menyentuh kening Lisa.

"Sejak dulu, saat kau datang bersama ibu dengan wajah yang berbinar, saat kau memanggil ayah ku dengan sebutan ayah. Tepat sepuluh tahun yang lalu, aku jatuh pada mu, dan baru menyadarinya tiga hari yang lalu". Dokyeom menjauhkan kepalanya. Ia menatap Lisa hangat seperti yang selalu ia lakukan jika menatap Lisa.

Lisa membulatkan matanya, menatap tak percaya kakak tirinya yang sudah ia anggap kakak kandungnya sendiri.

"Tiga hari yang lalu aku menyadari, bahwa perhatian yang kuberikan padamu bukanlah sekedar perhatian pada seorang adik, melaikan perhatian seorang pria pada wanita". Dokyeom menatap dalam Lisa yang kini berdiri menjauh secara perlahan.

"Dan aku mempunyai waktu tiga hari untuk mengaggapmu sebagai wanita, dan sekarang waktu itu telah habis, tepat saat kau resmi menjadi milik orang lain".

Kini Lisa menatap Dokyeom dengan mata yang dipenuhi cairan bening.

"Oppa...". Lisa tak sanggup untuk mengeluarkan suaranya lebih dari itu.

Dokyeom mendekat ia panik menatap Lisa yang akan meneteskan air matanya. Ia mengambil saputangan dari jasnya lalu menghapus airmata yang akan jatuh dipipi Lisa.

"Ooh.. tidak jangan menangis Lisa, ini hari bahagiamu, kau tidak boleh menangis".

Dokyeom menatap Lisa hangat. "Jangan membuat stylis mu marah karena make up mu yang luntur". Ia lalu tersenyum.

Lisa menatap Dokyeom, Dokyeom masih sama pikirnya. Masih mementingkan orang lain dari pada dirinya sendiri. Sungguh, Lisa dibuat merasa bersalah pada Dokyeom.

"Oppa.. mianhe". Lisa menunduk tak berani menatap Dokyeom.

Dokyeom tersenyum hangat, Lisa tetap lah Lisa. Ia akan menunduk jika sedang meminta maaf.

"Tidak Lisa, bukan salahmu". Dokyeom mengelus lembut kepala Lisa lalu mengecupnya lembut.

"Bahagialah Lis, jangan pikirkan aku" ucap Dokyeom pelan.

Dokyeom lalu menjauhkan dirinya. "Aku tak bisa berlama lama, setelah kalian mengucapkan janji suci, aku akan segera pergi. Semoga kau tidak terus merasa bersalah, Lisa".

Lisa mendongak menatap Dokyeom yang terus tersenyum padanya.

Dokyeom adalah kakaknya yang tampan, mempunyai senyum menenangkan yang sangat Lisa sukai.

Dan sekarang senyum itu bagaikan kesedihan bagi Lisa sendiri. Senyum yang akan Lisa ingat, senyum seseorang yang telah Lisa sakiti.

"Lisa, kau tetap adikku yang manis". Dokyeom lalu berbalik masih dengan senyum diwajahnya.

Ia meninggalkan ruangan itu. Ia terus berjalan sambil terseyum menyapa tamu undangan.

Acara akan segera dimulai. Dokyeom mendekat pada Wonwoo.

Wonwoo tersenyum bahagia pada Dokyeom. Ia lalu memeluk Dokyeom.

"Jaga Lisa adikku, Woo". Wonwoo mengangguk tanpa mengerti apa tatapan Dokyeom sebenarnya.

"Aku pasti menjaganya, Hyung".

Dokyeom tersenyum. Lalu menjauh, meninggalkan segerombolan orang orang yang menjadi tamu undangan.

Ia akan pergi tanpa melihat mereka mengucapkan janji suci. Ia pergi tanpa mengucapkan selamat pada mereka yang nanti akan resmi.

Ia hanya akan terus pergi, meninggalkan perasaannya disini. Meninggalkan cintanya, pada adiknya.

Kini ia tak membutuhkan waktu tiga hari, ia tak lagi menunggu untuk mengatakan pada Lisa dalam tiga hari. Tepat dihari ini ia telah menyelesaikan cintanya dihari ketiga.

☘☘☘

STORIES OF HERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang