Kenzo berjalan menuruni tangga di rumah megahnya ini.
"Kenzo, makan dulu Nak" lambaian tangan Luna, mama tiri Kenzo terlihat. Disana sudah ada Adrian dan papanya.
"Nggak usah aku nggak laper" Kenzo pergi meninggalkan mereka bertiga yang sedang menyantap makanannya masing-masing.
Kenzo menuju garasi untuk mengambil mobil kesayangannya. Ia melangkah lebih cepat supaya papanya tidak menyuruhnya berangkat bersama Adrian.
Setelah memasuki mobil, dirinya melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Ia tahu jika ini masih pagi dan dia tidak akan telat masuk sekolah. Sekolah di sekolah favorit di Jakarta seharusnya bisa membuat Kenzo bangga. Tetapi menurutnya itu tidak pantas, karena ia satu sekolah dengan Adri.
Setelah kurang lebih 20 menit, Kenzo sampai di sekolahnya. Ia turun dengan tatapan dingin di wajahnya. Membuat semua orang yang melihatnya menjadi kagum dan penasaran. Kenzo termasuk siswa berprestasi, tetapi sifatnya yang dingin membuat dia lebih terlihat nakal.
Saat memasuki kelas, sudah ada 4 temannya yang duduk di meja mereka masing-masing.
"Tumben lo udah berangkat? Marahan lo sama kakak lo" tanya Rifan salah satu sahabat Kenzo.
"Jangan marah gitu ah nggak baik tau. Entar kalau dia kambuh gimana?" Erlan memasang muka melas yang membuat semua yang ada disana tertawa.
"Ih jijik gue liat lo" Kenzo melemparkan tasnya ke meja.
"Kemarin aja dia kambuh, padahal juga cuma gue marahin gara-gara dia ngotorin sepatu gue". Lanjut Kenzo.
"Emang dia sakit apa sih?" tanya Reno.
"Lo nggak tau?" sewot Devan.
"Dia punya asma sejak kecil. Makanya bokap lebih sayang sama dia dibanding gue". Jawab Kenzo.
-----
Kini saatnya istirahat, waktu yang paling ditunggu-tunggu semua siswa. Tak terkecuali Kenzo dan teman-temannya. Mereka kini berada di pojokan kantin. Tempat strategis untuk menyantap makanan dan bercanda.
Bisa dibilang geng Kenzo adalah geng paling ganteng di sekolah. Mereka berlima termasuk most wanted disini. Bahkan mereka juga siswa yang berprestasi. Apalagi menjadi anggota basket, jelas akan banyak siswi-siswi yang mengejarnya.
Di bagian tengah kantin, terdapat sekelompok cewek yang tengah bergosip.
"Eh liat tu, si Kenzo and the genk. Ganteng banget anjir. Gue nggak tahan liatnya, gimana bisa satu geng ganteng sama pinter semua". Kata Riani sambil memegang pipinya.
"Gue paling suka liatin wajahnya Kenzo, udah ganteng, putih lagi. Aduh manisnya juga nggak ketulungan lagi". Sahut Andien. Sebenarnya Andien sudah mengenal Kenzo lebih dari teman-temannya. Karena ia adalah tetangga Kenzo dan juga teman masa kecilnya. Tapi entah semenjak Andien pindah ke Jogja waktu SMP, Kenzo lupa dengannya.
"Aduh senyumnya Devan manis banget, gue berterima kasih deh sama Tuhan udah buat takdir yang indah banget bisa satu sekolah sama mereka". Sahut Dara
Mereka bertiga dari dulu memang selalu menjadikan geng Kenzo sebagai topik pembicaraan yang sangat menyenangkan. Sebenarnya bukan hanya mereka bertiga, tetapi hampir semua cewek di SMA ini. Mulai dari kelas X-XII.
-----
Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu telah tiba. Saatnya pulang sekarang karena pelajaran sudah selesai. Tetapi tidak dengan Kenzo dan teman-temannya, mereka memilih berlatih basket untuk pertandingan minggu depan. Ketua tim basket adalah cowok tinggi, berkulit sawo matang, yaitu Erlan.
Saat sedang menunu lapangan basket, Kenzo dapat melihat kakaknya sedang berlatih juga. Ia mengabaikannya. Sampai tiba-tiba bola yang dipegang Adri melambung ke arah Kenzo yang sedang melepas jam tangannya.
Prakk
Jam tangan Kenzo pecah berserakan. Kenzo marah besar saat tau bola itu dari Adri. Kenzo tak bisa membiarkan jam kesayangannya hancur gara-gara anak itu. Kenzo segera menghampiri Adri, padahal sudah ditahan Rifan dan Reno.
"Maksud lo apa lempar bola ke arah gue? Lo sengaja?" bentak Kenzo ke Adri. Ia tak pernah menghormati Adri sebagai kakaknya. Bahkan ia tak menganggap Adri ada.
"Gue nggak sengaja, maaf" Adri merasa bersalah. Tapi sebenarnya Adri memang agak tidak suka dengan Kenzo.
"Lo nggak tau apa, kalau jam itu hadiah terakhir dari mama gue. Sebelum papa gue nikah sama mama lo. Sebelum papa ngelupain gue. Lo tau itu nggak sih". Bentakan Kenzo semakin keras. Membuat semua orang yang ada disana terkejut.
"Gue nggak peduli sama itu semua" Adri meninggalkan Kenzo begitu saja.
Kenzo segera mengambil jam tangannya yang jatuh. Ia memungutinya satu-satu dengan air mata yang membasahi pipinya. Keempat sahabatnya hanya bisa melihatnya. Kenzo segera meninggalkan lapangan dengan sangat emosi.
-----
Di sebuah tempat pemakaman umum, terdapat seorang cowok yang sedang menangis di depan sebuah batu nisan. Ia menggenggam sebuah benda rusak di tangannya sambil meletakkan beberapa tangkai bunga.
"Ma, maafin Kenzo Ma. Kenzo nggak bisa jaga barang pemberian mama". Tak terasa Kenzo meneteskan air mata.
Kenzo lalu meninggalkan tempat itu. Bergegas kembali ke rumah untuk melepas penat. Untung saja papanya tidak ada di rumah, begitu juga mama tirinya. Mereka berdua ke luar negeri untuk urusab pekerjaan tentunya.
Kenzo segera merebahkan tubuhnya di kasur king size kesayangannya itu. Tak lama kemudian matanya terpejam sekitar 3 jam lamanya.
Tok...tok...
Seseorang mengetuk pintu kamar Kenzo."Siapa?" tanya Kenzo sambil mengejapkan matanya berkali-kali.
"Bro udah makan?" itu adalah asisten rumah tangga di rumah Kenzo.
"Belum Bi. Kenzo nggak mood makan, Kenzo males ketemu cowok nggak jelas itu". Kenzo berkata dengan posisi masih tidur.
"Bro harus makan dong, nanti sakit lo" rayu Bi Anti.
"Lagian mau Kenzo sakit juga papa nggak peduli kok sama Kenzo". Kenzo memeluk gulingnya erat.
"Yaudah deh kalau nggak mau. Biar Bibi bawain makanannya kesini aja ya". Bi Anti segera mengambil makanan di bawah.
"Ini Bro makanannya. Dimakan sok" suruh Bi Anti sambil memberikan sendok ke tangan Kenzo.
Kenzo masih memakai selimutnya. Entah kenapa ia merasa ada yang aneh dengan tubuhnya saat ini. Ia melahap habis makanan di depannya. Menciptakan senyuman di bibir Bi Anti.
Sepeninggal Bi Anti dari kamarnya, Kenzo ingin pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badannya. Tapi rasa sakit di perutnya membuat Kenzo membatalkan niatnya itu, ia mencoba duduk untuk menghilangkan rasa sakitnya.
Setelah hampir 1 jam akhirnya rasa sakitnya hilang. Ia memutuskan untuk menemui dokter yang sekaligus pamannya untuk memastikan kondisinya. Ia tak mau merusak pertandingan basketnya sebentar lagi. Biasanya ia akan membiarkan tubuhnya sakit daripada harus mencium bau obat-obatan.
-----
"Kamu kenapa?" tanya Niko.
"Perut aku sakit banget Om tadi. Beberapa hari lagi aku ada pertandingan basket, jadi aku nggak mau itu semua batal".
"Yaudah sekarang kamu tidur disana biar Om periksa". Suruh Niko sambil menunjuk brankar di ujung ruangan itu.
Serangkaian pemeriksaan telah dilakukan, tapi hasilnya baru akan keluar minggu depan. Sekarang Niko hanya memberikan Kenzo obat penghilang rasa sakit.
-----
Hai para readers. Maafkan jika ada typo ya...
Marhaban Ya Ramadhan untuk yang beragama Islam.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE LOST TIME
Teen Fiction"Mulai sekarang nama Adrian akan ditambah dengan Nugraha di belakangnya". Kata Ilham. "Tidak, aku tidak akan menerimanya. Dia bahkan bukan anak kandung papa". Kenzo meninggalkan Ilham sendiri di ruang tamu. Kenzo sudah muak dengan semua ini. Akank...