lima puluh enam

1.3K 70 5
                                    

Fa, nanti gue mau ke rumah lo

Hm lo siapa ya? Kok tau nomor gue?

Gue Fanya, tadi gue di suruh sama Pak Arif  buat nawarin lo ikut olimpiade fisika. Tapi gue cari-cari lo di kelas nggak ada, yaudah gue minta nomor lo ke anak kelas lo.

Oh kalo gitu kita ketemuan aja. Jangan ke rumah gue, lo kasih tau aja dimana nanti gue kesana.

Oke, nanti gue kabarin.

Iya.

-----

"Jadi, gimana?" tanya Fahmi to the point.

"Oh itu, tadi Pak Arif nggak sengaja liat gue lewat ruang guru. Trus beliau sekalian suruh gue buat bawain formulir ini ke lo. Yaudah gue bawa aja lagian kan kelas kita deket," jelas Fanya sambil menyerahkan kertas formulir tersebut.

"Makasih ya lo udah repot-repot kayak gini," jawab Fahmi tersenyum.

Senyumannya itu loh, bikin adem. Batin Fanya.

"Lo pinter banget ya ternyata, bisa ikutan olimpiade fisika," puji Fanya.

"Iya, soalnya dari dulu gue udah di siapin buat olimpiade kayak gini." jelas Fahmi.

"Maksudnya?" tanya Fanya meminta penjelasan.

"Ya gue udah privat sejak kecil, dan gue dulu ikut akselerasi juga." jawab Fahmi.

"Oh gitu. Berarti orang tua lo mau yang terbaik buat lo." kata Fanya sambil memakan kentang gorengnya.

"Ya mungkin aja," Fahmi tersenyum kecut tanpa sepengetahuan Fanya.

"Tapi emang dari sananya kan lo udah pinter? Soalnya walaupun udah di lesin dari kecil kalo nggak pinter ya nggak bisa," tanya Fanya penuh selidik.

"Kayaknya gitu deh. Dan gue sangat bersyukur tentang itu,"

"Iya. Btw berarti umur lo lebih muda dong dari gue?" selidik Fanya.

"Iya, mungkin jaraknya sekitar 3 tahun-an gitu,"

"Harusnya lo panggil gue pake kata Kak dong, hahaha" gurau Fanya.

"Emang lo nggak nyaman ya kalo nggak pake kata Kak," tanya Fahmi hati-hati.

"Enggak juga, malah risih gue kalo dipanggil Kak gitu. Lo bebas kok manggil gue apa aja,"

Drtt... Drt...

Kamu dimana? Kalo udah selesai urusannya cepet pulang. Obatnya juga belum kamu minum kan?

"Eh Fay, gue disuruh pulang nih," pamit Fahmi.

"Oh yaudah kalo gitu, gue juga mau pulang," jawab Fanya.

"Iya, makasih ya sekali lagi," Fahmi sudah berjalan keluar.

"Iya, hati-hati Dek," kekeh Fanya.

"Apaan sih,"

Lucu banget sih dia. Batin Fanya.

THE LOST TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang