lima puluh delapan

756 30 1
                                    

Saat ini Fikri sedang duduk di ruang keluarga bersama Keyna. Fikri memang sedang berada di Indonesia karena libur sekolah.

"Key, lo jadi kuliah di Jerman?" tanya Fikri.

"Kayaknya sih jadi, tapi gue belum ngomong sama Kenzo," jawab Keyna lesu.

"Dia pasti ngerti kok kalo lo kesana buat belajat. Lagia gue rasa dia pasti dukung apapun keputusan lo."

"Lo juga sekarang harus udah ngurus-ngurus semua dokumen buat pendaftaran kan? Pasti Kenzo juga mau bantuin lo," lanjut Fikri.

"Iya semoga aja gitu. Lo kapan mau ketemu sama temen-temen?" tanya Keyna balik.

"Malem minggu kayaknya. Lo mau ikut?" tawar Fikri.

"Iya deh, sekalian ngomong ke temen-temen kalo gue mau kuliah di luar" kata Keyna.

"Yaudah kalo gitu gue mau ngehubungin mereka. Gue ke kamar dulu ya"

"Hm,"

Semoga aja aku bisa ngomong ke kamu. Mungkin setelah aku pergi, aku nggak akan bisa di samping kamu lagi saat kamu terpuruk. Maafin aku.

-----

"Fahmi! Tungguin gue!" Fanya berlari ingin menghampiri Fahmi yang daritadi tidak menyahuti panggilan darinya.

"Fahmi! Gue mau ngomong sama lo,"

Akhirnya Fahmi berhenti tepat di depan lab fisika. Ia menoleh ke arah Fanya di belakangnya. Dia melihat gadis itu yang sedang mengatur nafasnya.

"Apa?" tanya Fahmi singkat.

"Ternyata kita tetanggaan Fa," kata Fanya antusias.

"Trus?" tanya Fahmi cuek.

"Ih jahat banget sih lo cuma dijawab gitu. Ini tadi Tante Dahlia nitipin ini buat lo." jawab Fanya sambil menyerahkan kotak bekal.

"Lo makan aja, gue nggak mau." jawab Fahmi sambil mengembalikan kotak bekalnya tersebut.

"Kok lo gitu sih. Ini tadi pagi Tante Dahlia susah-susah buatin bekal ini buat lo!" marah Fanya.

"Kok lo yang marah?" sewot Fahmi.

"Gue nggak mau lo kenapa napa lagi Fa!" jawab Fanya dengan bentakan.

"Gue juga nggak mau kenapa napa Fay! Tapi gue juga nggak suka diperhatiin berlebihan kayak gini! Gue pengen bebas," lirih suara Fahmi di akhir kalimatnya.

"Gue sayang sama lo Fa, tolong jangan sakit lagi." Fanya mengakui perasaannya.

"Maaf, jangan sayang sama gue. Karena gue nggak mau nambah daftar orang yang nangis karena gue. Cukup mami gue aja," kata Fahmi membalas.
"Gue nggak minta lo buat balas perasaan gue. Tapi gue mohon sama lo buat nerima gue sebagai temen lo. Gue pengen banget temenan sama lo, bener-bener cuma sebagai temen." minta Fanya.

Tapi nyatanya nggak ada hubungan cowok cewek yang hanya sebatas teman. Setidaknya ada sedikit perasaan lebih. Batin Fanya.

"Gue nggak bisa jamin hal itu." jawab Fahmi.

"Gue akan berusaha keras buat jadi temen lo." kata Fanya lalu pergi meninggalkan Fahmi.

Fanya membawa bekal dari Dahlia ke kelasnya. Ia membanting kotak tersebut hingga Rani-teman sekelasnya kaget.

"Ngapain sih lo? Bikin kaget aja. Untung yang lain lagi ke kantin."

Fanya tidak menjawab pertanyaan Rani. Ia malah membuka kotak bekal itu dengan brutal. Mengeluarkan sandwich dari dalam lalu memakannya dengan ganas.

THE LOST TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang