dua puluh lima

2.5K 250 5
                                        

"Mau lo apa sih sebenarnya dari gue? Lo mai rebut bokap gue? Silakan. Lo mau ambil semua barang gue yang ada di kamar? Silakan. Semua boleh lo ambil asalkan jangan pernah sentuh Keyna sedikitpun!!".

Kenzo dan Adri sedang adu mulut. Pasalnya tadi Adri dan satu temannya mengganggu Keyna yang sedang lewat di depannya. Kenzo marah besar akan hal itu.

"Lo nggak malu sama diri lo sendiri? Lo udah ngerebut semua yang gue milikin. Kurang puas?! Hah?!" bentak Kenzo lagi.

"Udahlah percuma ngomong sama anak manja kayak lo".

Setelah menyelesaikan ucapannya, Kenzo menarik tangan Keyna untuk segera pergi dari kerumunan siswa disana.

-----

Kenzo keluar dari kamarnya hendak menuju ruang tengah. Tapi sejak pulang sekolah tadi, tubuhnya terasa lemas sekali. Jadi jalannya sekarangpun harus bertumpu pada apapun yang dilaluinya.

Saat sampai di ruang tengah, ia langsung mendudukkan tubuhnya di sofa. Padahal ia berjalan hanya dengan jarak yang dekat, tapi ia merasa sangat lelah.

Tok... Tok...
Ting tong....

Aduh siapa sih nih orang. Nggak tau lagi lemes apa

"Bi Ana tolong bukain pintunya". Suruh Kenzo.

"Iya tuan". Jawab Bi Ana sambil berjalan menuju pintu.

Setelah pintu terbuka, wajah gadislah yang nampak disana. Gadis itu adalah Andien.

"Mau nyari siapa?" tanya Bi Ana.

"Kenzo nya ada?" jawab Andien.

"Ada, lagi nyantai di dalam. Silakan masuk". Bi Ana mempersilakan Andien masuk ke dalam rumah.

"Tuan, ada cewek yang nyariin. Itu dia". Kata Bi Ana sambil menunjuk Andien yang masih berjalan sambil melihat-lihat isi rumah Kenzo.

"Iyaudah makasih".

Kenapa sih tu cewek datengnya pas gue kayak gini? Kan nggak lucu kalo gue tiba-tiba kambuh di depan dia.

"Hai Kenzo". Sapa Andien.

"Hmm"

"Ih jahat banget sih. Jawabnya singkat banget".

"Udah deh to the point aja langsung". Kata Kenzo.

"Nggak sabaran banget sih. Iya-iya langsung deh nih". Kata Andien sambil memainkan kukunya karena gugup.

"Emang beneran lo ninggalin rumah selama beberapa hari ini?"

"Iya, emang kenapa?"

"Emang lo nggak kasian gitu sama keluarga lo yang nungguin kepulangan lo. Ya walaupun di rumah ini juga enak banget sih".

"Ngapain gue kasian sama orang nggak peduliin perasaan gue"

"Maksud lo?"

"Udah deh, kalo ujung-ujungnya lo nyuruh gue pulang mendingan lo aja yang pulang!" bentak Kenzo.

"Pak Ujang, bawa cewek ini keluar sekarang!" suruh Kenzo pada satpam rumahnya.

"Ayo Mbak, kita keluar". Pak Ujang menarik bahu Andien.

"Zo, lo tega sama gue. Gue kesini cuma buat bantuin Om Ilham bujuk lo biar pulang. Tapi apa yang lo lakuin? Lo ngusir gue".

Pak Ujang membawa Andien keluar secara paksa. Sedangkan Kenzo masih diam menatap lurus dengan pandangan kosong.

Tiba-tiba dadanya terasa sesak. Ia tak bisa menghirup oksigen dengan benar. Ia berusaha bangkit untuk mengambil obatnya di kamar. Dengan sangat pelan ia berjalan sambil bertumpu pada dinding dan meja yang ia lalui.

THE LOST TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang