empat puluh tiga

1.7K 163 5
                                    

Kenzo masih berusaha bangkit dari duduknya. Tapi setiap ia sudah berhasil berdiri, semua yang dilihatnya akan menjadi ganda. Berkali-kali ia mengucek matanya, tapi itu tak memberi pengaruh apapun.

Adri terkejut melihat kondisi wajah Kenzo yang sudah basah dengan keringat. Apalagi tangannya mencengkeram erat perutnya. Dengan setengah berlari, ia mendekati Kenzo.

"Zo, lo kenapa?" tanya Adri dengan wajah panik.

"Shhh sak...it banget," jawab Kenzo terbata.

"Apanya? Perut lo? Gue panggilin papa dulu," Adri berlari keluar lagi untuk meminta bantuan.

Kenzi, Luna, dan Ilham mengikuti jalan Adri.

"Astaga Kenzo! Kamu kenapa?" tanya Kenzi panik, ia juga melepas flower crown yang tadi ia kenakan.

"Lepas jasnya Dri," suruh Ilham.

"Katanya perutnya sakit Pa," jelas Adri.

Luna hanya bisa menahan isak tangisnya. Tak tega jika harus melihat anaknya menderita kesakitan seperti itu.

"Kenzo tenang dulu ya, Papa lagi siapin mobil," kata Kenzi menenangkan Kenzo sambil mengusap lembut rambut Kenzo.

Kenzo masih setia menutup matanya karena rasa sakit itu. Tangannya juga belum berubah posisi.

"Mobilnya sudah siap, cepat kita bawa ke rumah sakit," kata Ilham.

"Ayo Zo, berdiri pelan-pelan gue bantuin," Adri meletakkan salah satu tangan Kenzo di bahunya tapi Kenzo tak merespon dan tak kunjung berdiri.

"Ssa...kit... G...ue ng..gak ku...at jal...an" rintih Kenzo.

Dengan cekatan Adri menggendong Kenzo. Kenzo masih mengerang kesakitan. Adri menidurkan kepala Kenzo di pangkuannya saat sudah berada di dalam mobil.

"Mama sama Kenzi di rumah dulu aja tungguin kabar dari Papa. Nanti kalau Kenzo harus rawat inap, Mama kesana sekalian bawa barang-barang," suruh Ilham.

"Iya Pa," jawab Luna.

Pak Joko mengemudikan mobil dengan cepat. Apalagi suara rintihan Kenzo yang membuatnya tidak tega walaupun hanya mendengarnya saja. Untunglah jalanan sedang sepi, jadi tak memakan waktu lama untuk sampai di rumah sakit.

Sesampainya disana Kenzo langsung dibawa menuju UGD. Semuanya menunggu dengan cemas mengenai kondisi Kenzo.

-----

"Halo Pa, gimana?"

"Kenzo baik-baik saja hanya asam lambungnya yang naik,"

"Syukurlah. Tapi dia harus opname?"

"Tidak Ma, nanti kalau infusnya sudah habis dia diperbolehkan pulang,"

"Yasudah Pa, mama tunggu dirumah,"

"Mama tidur dulu saja ini sudah malam,"

"Tidak Pa, Mama harus memastikan keadaan Kenzo dulu,"

"Yasudah deh terserah Mama,"

Sambungan telepon diputuskan oleh Ilham.

Maafin Papa udah bohong sama Mama.

Flashback on

"Gimana Kenzo Nik?" tanya Ilham pada Niko yang baru keluar dari UGD.

"Ke ruangan saya saja," pinta Niko.

Sedangkan Adri, ia tertidur di bangku panjang di depan ruangan Kenzo dengan paha Pak Joko sebagai bantalannya. Memang Pak Joko sendiri yang menawarkan karena ia juga tak mau melihat Adri sakit karena kelelahan.

THE LOST TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang