dua puluh empat

2.4K 240 7
                                    

"Ma, emang bener Kenzo juga dirawat disini?" tanya Adri kepada sang mama.

"Kata Papa sih gitu tadi. Tapi Mama belum jengukin dia" jawab Luna sambil merapikan makanan yang baru saja Adri makan.

"Ngapain Mama jengukin anak yang nggak nganggep Mama?"

"Kita nggak boleh balas kejahatan sama kejahatan. Kita harus bersikap baik sama siapa saja".

"Terserah Mama deh. Aku mau tidur".

"Met malem sayang".

-----

"Kenzo please kamu kembali ya ke rumah?" Ilham memohon kepada Kenzo di hadapan Papanya.

"Buat apa aku pulang?" senyum sinis Kenzo terlihat.

"Lagipula aku udah nggak dianggep ada sama orang-orang rumah". Lanjutnya.

"Maafin Papa, Nak. Papa khilaf kemarin."

"Jadi selama ini apa yang Papa lakuin ke aku karena nggak sengaja? Gitu?"

"Maafin Papa. Papa akan nebus semua kesalahan Papa selama ini kalau kamu mau pulang."

"Kali ini Kenzo nggak bisa pulang ke rumah Papa. Kenzo mau jauh dulu dari Papa. Lebih baik Papa jagain anak kesayangan Papa aja, jangan disini. Kenzo ngantuk pengen tidur."

Kenzo membenarkan letak selimutnya. Ia menarik selimutnya sampai dada.

"Gimana rasanya sekarang?" tanya Opa Andi kepada Ilham.

"..."

"Kamu lebih baik pergi dari sini sekarang. Atau kamu akan benar-benar kehilangan anak kamu".

Dengan pasrah, Ilham keluar dari kamar rawat Kenzo. Wajahnya lesu, bahkan ia nampak seperti orang yang sedang sakit.

-----

"Zo, duduk dulu aja disini". Ajak Devan.

"Ini jam berapa? Gue lupa nggak bawa jam sama handphone". Tanya Kenzo.

"Jam 7 lebih 25 menit". Jawab Devan.

"Reno sama Rifan jam berapa jadwalnya?"

"Jam 8" sahut Erlan dari belakang.

Mereka bertiga sedang di bandara untuk pertemuan terakhir mereka dengan Reno dan Rifan. Tadi pagi-pagi sekali Kenzo memaksa Niko untuk memperbolehkannya pulang dan sekalian mengantar Reno dan Rifan.

Karena Niko rasa Kenzo sudah pulih, jadi ia mengizinkan Kenzo pulang. Walaupun dengan semua syarat yang harus dijalani Kenzo.

"Itu mereka!" pekik Devan.

Reno dan Rifan menghampiri Ketiga sahabatnya.

"Zo, lo ngapain repot-repot kesini? Kita kemarin kan udah pamit sama lo". Kata Reno.

"Gue pengen ketemu kalian. Ini kan terakhir kali kita bisa ketemu sebelum satu tahun lagi". Kekeh Kenzo.

"Yaudah lah sahabat gue ini". Sahut Rifan.

"Kita foto dulu aja yuk, buat kenang-kenangan gitu". Ajak Devan.

"Iya ayok".

"Kayak cewek aja pake acara foto segala". Ejek Kenzo.

"Yaelah kayak lo nggak mau aja". Sahut Devan.

Mereka berlima sudah bergaya di depan kamera. Kenzo juga berdiri sambil bergaya cool. Kedua tangan dilipat di bawah dada mereka berlima. Sudah seperti body guards yang sedang berhadapan dengan seorang musuh.

THE LOST TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang