"Fahmi, kamu mau sekolah hari ini?" tanya Darriel saat melihat anaknya berjalan menuruni tangga.
"Iya," jawab Fahmi singkat.
"Mami yang nganterin nanti," sahut Dahlia.
"Loh kok Mami? Trus nanti aku di rumah sama siapa?" tanya Fara.
"Cuma sebentar Far, lagian kan cuma nganterin aja nggak nungguin," jawab Dahlia.
"Dasar manja," gumam Fahmi tak ada yang mendengarnya.
"Fahmi selesai," lanjutnya.
"Kok cepet? Makanannya belum habis loh," sahut Dahlia.
"Fahmi udah kenyang," jawab Fahmi sambil berlalu.
"Tungguin Mami dong," Dahlia buru-buru mengejar Fahmi.
Fahmi langsung memasuki mobil yang sudah disiapkan. Dahlia dengan cepat duduk si kursi pengemudi.
"Obatnya udah dibawa? Jangan lupa diminum, tapi sebelum minum obat harus makan dulu," nasihat Dahlia.
"Iya,"
"Jangan iya-iya aja tapi dilakuin dong Sayang,"
"Iya Mi, iya,"
"Gitu dong, Mami suka,"
Dahlia melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju sekolah anaknya. Selama di dalam mobil tak ada percakapan sama sekali. Dahlia yang sibuk memperhatikan jalan, sedangkan Fahmi sibuk dengan ponselnya.
"Udah sampai," kata Dahlia memberi tahu Fahmi yang masih fokus dengan ponselnya.
"Oh udah ya, yaudah Fahmi turun,"
"Selamat belajar Sayang,"
"Makasih Mi,"
Fahmi berjalan dengan wajah datar seperti biasanya. Tak ada senyum sama sekali di wajahnya pagi ini. Mungkin efek dari vonis dokter kemarin. Tetapi ia sudah bertekad untuk tidak terlalu membebani pikirannya dengan masalah penyakit tersebut. Tapi mau bagaimana juga Fahmi tetaplah manusia yang belum siap mati.
Fahmi sampai di kelasnya yang masih sepi. Ini karena ia berangkat terlalu pagi karena moodnya yang buruk tadi. Apalagi jalanan tadi sedikit lenggang, jadi cepat sampai sekolah karena tidak macet. Tiba-tiba saat ia hendak keluar kelas untuk menunggu teman-temannya, ponselnya berdering.
"Hallo,"
"Kenapa jaketnya ditinggal di mobil?"
"Di kelas nggak boleh pake jaket lagian Mi,"
"Tapi nanti kamu kedinginan. AC juga kan dinyalain pastinya,"
"Gapapa Mi, aku kuat kok,"
"Mami anter jaket kamu ke kelas ya?"
"Nggak usah, Mami pulang aja"
"Nggak, Mami mau kesana. Tunggui Mami ya jangan kemana-mana,"
"Yaudah deh terserah Mami aja,"
Fahmi duduk di depan kelas dengan bosan. Ponselnya daritadi ia lihat dengan diam.
"Nih," kata seorang cewek sambil menyodorkan jaket Fahmi.
"Kok bisa ada sama lo sih jaket gue?" tanya Fahmi bingung.
"Iya, tadi nyokap lo nitipin ke gue,"
"Oh gitu. Makasih ya,"
"Iya sama-sama. Kalo gitu gue ke kelas dulu ya," senyum cewek itu tulus.
"Iya hati-hati," kata Fahmi spontan.
![](https://img.wattpad.com/cover/146786730-288-k838135.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LOST TIME
Teen Fiction"Mulai sekarang nama Adrian akan ditambah dengan Nugraha di belakangnya". Kata Ilham. "Tidak, aku tidak akan menerimanya. Dia bahkan bukan anak kandung papa". Kenzo meninggalkan Ilham sendiri di ruang tamu. Kenzo sudah muak dengan semua ini. Akank...